Bahas Tudingan Jaksa, Biden Malah Salah Sebut Mesir Jadi Meksiko
›
Bahas Tudingan Jaksa, Biden...
Iklan
Bahas Tudingan Jaksa, Biden Malah Salah Sebut Mesir Jadi Meksiko
Pidato untuk menyangkal tudingan pikun malah menjadi ajang pembuktian Biden sudah pikun.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
WASHINGTON DC, JUMAT — Presiden Amerika Serikat Joe Biden marah besar karena dituding pikun. Sayangnya, ia malah membuktikan kepikunannya dalam siaran langsung.
Kemarahan Biden ditunjukkan lewat pidato pada Kamis (8/2/2024) malam waktu Washington DC atau Jumat pagi WIB. Pidato itu menanggapi laporan penyidik khusus Kejaksaan Agung AS Robert Hur.
Sebenarnya, Hur ditugasi memeriksa dugaan pelanggaran Biden soal dokumen rahasia. Tudingan sejenis dilontarkan ke Donald Trump. Hur menyimpulkan, Biden tidak bersalah. Kesimpulan itu membuat Biden terbebas dari persoalan hukum, seperti sedang dihadapi Trump.
Masalahnya, laporan Hur malah menyinggung soal ingatan Biden. Hur menyimpulkan, ingatan Biden amat terbatas. ”Orang tua dengan ingatan buruk,” demikian tertulis dalam laporan itu.
Selama pemeriksaan, Biden bolak-balik kebingungan dan gagal mengingat berbagai hal. Bahkan, Hur menyimpulkan, Biden tidak ingat jelas tahun putranya, Beau Biden, meninggal karena kanker otak.
Karena persoalan ingatan itu, Hur ragu Biden pantas dituntut dengan tudingan penyalahgunaan dokumen rahasia negara. Makanya, laporan penyelidikan Hur menyimpulkan Biden tidak melanggar aturan soal penyimpanan dokumen rahasia negara.
Kesimpulan Hur menjadi durian runtuh bagi Republikan. Ketua DPR AS yang juga politisi Republikan, Mike Johnson, menyebut Biden sudah tidak layak menjadi Presiden AS. ”Orang yang tidak bisa dimintai pertanggungjawaban soal penyalahgunaan dokumen rahasia jelas tidak pantas untuk Kantor Oval,” ujarnya.
Para pemilih AS, termasuk di kalangan Demokrat, sejak lama risau soal usia calon presiden. Calon terkuat saat ini, Biden dan Trump, sama-sama berusia lanjut. Jika terpilih lagi, Biden akan dilantik dalam usia 82 tahun, sementara Trump 78 tahun.
Reaksi keras
Sembari berusaha mengendalikan amarah, Biden menanggapi laporan Hur lewat pidato dari Gedung Putih. ”Ada pernyataan saya tidak bisa mengingat kapan putra saya meninggal. Berani-beraninya dia membahas itu,” ujarnya.
Ia menegaskan, ingatannya baik-baik saja dan bisa bertugas. ”Saya orang paling pantas di AS untuk menjadi presiden dan menyelesaikan tugas,” ujarnya. Ia menyebut, AS semakin baik sejak dirinya menjadi presiden. ”Lihat yang sudah saya lakukan sejak saya menjadi presiden,” ujarnya.
Sayangnya, pidato itu malah menjadi ajang pembuktian tambahan kepikunan. Ia kebingungan soal Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi. ”Awalnya, Presiden Meksiko, Sisi, tidak mau membuka gerbang dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk. Saya berbicara dengannya. Saya meyakinkan dia membuka gerbang. Saya berbicara dengan Bibi (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) untuk membuka gerbang dari sisi Israel,” tutur Biden saat ditanya soal krisis Gaza.
Orang yang tidak bisa diminta pertanggungjawaban soal penyalahgunaan dokumen rahasia jelas tidak pantas untuk Kantor Oval.
Ia mencampurkan krisis perbatasan AS-Meksiko dengan perbatasan Israel-Gaza-Mesir. AS kini memang sedang menghadapi persoalan di perbatasan dengan Meksiko.
Kebingungan lain
Bukan kali ini saja Biden menunjukkan lupa pada hal tertentu. Di Las Vegas, Minggu (4/2/2024), ia salah menyebut Presiden Perancis. Alih-alih Emmanuel Macron, ia malah menyebut Francois Mitterand. Lebih parah lagi, awalnya ia menyebut Mitterand dari Jerman. ”Mitterand dari Jerman, maksud saya Perancis, melihat saya dan berkata, Anda tahu, apa, mengapa, berapa lama Anda menghilang?” ujarnya.
Ia menyebut pertemuan itu terjadi pada 2021 di Inggris. Padahal, Mitterand meninggal pada 1996. Dalam pertemuan di Inggris, Perancis diwakili Macron.
Sementara pada Rabu (7/2/2024), ia salah mengingat pemimpin Jerman yang ditemuinya di Inggris pada 2021. Alih-alih Angela Merkel, ia malah menyebut Helmut Kohl. Padahal, Kohl meninggal pada 2017 dan pensiun sebagai Kanselir Jerman pada 1998.
”Helmut Kohl dari Jerman melihat saya dan berkata, apa yang akan Anda katakan Pak Presiden jika besok membaca London Times dan tahu 1.000 orang menerobos parlemen Inggris lalu membunuh beberapa orang demi menolak perdana menteri?” kata Biden. (AFP/AP/Reuters)