Konsumsi BBM Oktan Tinggi Melonjak pada Mudik Lebaran 2024
Porsi konsumsi BBM beroktan tinggi pada arus mudik Lebaran 2024 melonjak dibanding hari biasa.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
Sejumlah pemudik memikirkan bagaimana agar proses mudik dilakoni senyaman mungkin. Ini termasuk soal pilihan bahan bakar minyak atau BBM yang tepat agar mudik nyaman dan mesin kendaraan aman.
Aditya N (32), warga Tangerang, Banten, sejak Kamis (4/4/2024) mengendarai mobil berkapasitas mesin 1.500 cc dari Tangerang ke Padang, Sumatera Barat. Untuk keperluan sehari-hari, ia menggunakan BBM jenis pertalite ( research octane number/RON 90) dengan harga Rp 10.000 per liter. Pertimbangan harga menjadi yang utama, apalagi harga bahan-bahan pokok terus naik.
Namun, khusus untuk perjalanan jauh dalam rangka mudik, ia memilih mengisi mobilnya dengan BBM jenis pertamax (RON 92) dengan harga Rp 12.950 per liter. ”Kalau dihitung total, sampai tujuan butuh sekitar Rp 1,3 juta. Kalau pakai pertalite, mungkin sekitar Rp 1 juta. Tidak apa-apa lebih mahal sekitar Rp 300.000, tetapi tarikan lebih enak dan mesin bisa lebih terawat,” katanya, Senin (8/4/2024).
Kalau dihitung total, sampai tujuan butuh sekitar Rp 1,3 juta. Kalau pakai pertalite, mungkin sekitar Rp 1 juta.
Senata Rachman (36), warga Tangerang Selatan, juga memilih menggunakan BBM dengan oktan yang lebih tinggi selama mudik ke Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Untuk keperluan sehari-hari, ia biasanya mengisi mobil 1.500 cc-nya dengan BBM Shell Super (RON 92) dengan harga Rp 14.530 per liter.
Saat mudik, ia menggunakan Shell V-Power (RON 95) dengan harga Rp 15.350 per liter. Pertimbangannya untuk efektivitas dan efisiensi karena ia menempuh perjalanan jarak jauh.
”Sebenarnya ini pertama kali mudik dengan mobil ini, jadi sekalian ingin mencoba juga karena katanya tarikannya bisa lebih baik. Biar mesin lebih awet juga. Jadi, enggak apa-apa lebih mahal sedikit,” katanya.
Pergeseran penggunaan BBM ke oktan yang lebih tinggi dalam menempuh perjalanan jauh juga terlihat pada Kamis (4/4/2024) atau H-6 Lebaran. Berdasarkan data Pertamina, tingkat konsumsi pertamax turbo (RON 98) pada hari tersebut mencapai 938 kiloliter (kl) atau naik 90,7 pesen dibandingkan penjualan normal yang 492 kl per hari. Sementara pertamax (RON 92) hanya naik 24,8 persen dari penjualan normal.
”Untuk perjalanan jauh, banyak pengendara mengandalkan BBM yang lebih berkualitas. Dengan pertamax turbo, tarikan kendaraan juga lebih baik,” kata Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, Minggu (7/4/2024).
Pada penjualan di hari-hari biasa, gasolin (pertalite, pertamax, turbo) dan pertalite (RON 90) menjadi jenis BBM yang paling banyak dikonsumsi. Volumenya berturut-turut adalah pertalite sebanyak 81.130 kl per hari (85,98 persen), pertamax sebanyak 12.729 kl per hari (13,43 persen), dan turbo sebanyak 492 kl per hari (0,5 persen).
Mengutip laman PT Pertamina (Persero), pada dasarnya nilai oktan atau RON mengacu pada mutu yang dimiliki bahan bakar. Semakin tinggi oktan yang dimiliki, semakin optimal tingkat kompresi dan tenaga yang dihasilkan. Oleh karena itu, pemilik kendaraan perlu mengetahui RON yang cocok untuk kendaraannya berdasarkan rasio kompresi bensin.
Akan tetapi, kendaraan terkini umumnya cocok dan direkomendasikan untuk menggunakan RON yang lebih tinggi untuk menjaga performa mesin. Pada Pertamina, oktan yang disarankan adalah jenis pertamax dengan RON 92.
Sementara itu, mengutip laman Shell, penggunaan BBM yang tidak sesuai spesifikasi bisa menyebabkan pembakaran tidak sempurna atau knocking yang membuat kendaraan tersendat, kurang tenaga, dan mesin nglitik. Apabila menggunakan BBM dengan RON yang lebih rendah dari spesifikasi, performa mesin seperti akan tertahan atau kurang tenaga.
Begitu pula ketika menggunakan BBM dengan RON yang lebih tinggi dari spesifikasi, kendaraan akan lebih cepat panas dan nglitik karena pembakaran terjadi lebih awal.
Hal ini juga sifatnya mubazir karena pembakaran tidak sempurna dan meninggalkan kerak di dalam mesin. Penggunaan BBM dengan RON yang tepat juga membuat penggunaannya lebih hemat.
Terlepas dari adanya pergeseran penggunaan BBM untuk pemudik jarak jauh, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso memastikan ketersediaan semua jenis BBM Pertamina aman selama masa Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Per 5 April 2024, ketersediaan (stok) pertalite untuk 20 hari, pertamax untuk 40 hari, turbo untuk 63 hari, elpiji untuk 15 hari, dan avtur untuk 38 hari.
Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), empat hari menjelang Idul Fitri 2024, konsumsi BBM dilaporkan naik. Kendati demikian, stok BBM dalam keadaan aman dengan rata-rata ketahanan stok di atas 20 hari.
”Pendistribusian gasolin (bensin) naik dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Memasuki hari keempat beroperasinya posko tercatat distribusi bensin RON 90 naik 13,82 persen, RON 92 naik 30,18 persen, dan RON 95 meningkat hingga 32,16 persen (dibandingkan hari normal),” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, Minggu (7/4/2024).
Peningkatan pendistribusian, imbuh Agus, secara umum terjadi untuk semua jenis bahan bakar. Selain gasolin, kenaikan serupa terjadi pada BBM jenis gasoil (solar), kecuali solar CN 48 yang mengalami penurunan distribusi sebesar 0,64 persen. ”Kerosin dan avtur mengalami kenaikan distribusi masing-masing 42,53 persen dan 28,74 persen,” kata Agus.
Memasuki hari keempat beroperasinya posko tercatat distribusi bensin RON 90 naik 13,82 persen, RON 92 naik 30,18 persen, dan RON 95 meningkat hingga 32,16 persen.
Arahan penggunaan BBM sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan selama Lebaran 2024, Agus menambahkan, menjadi bagian dari edukasi kepada pengguna kendaraan. Bagi mereka yang mengisi tangki bahan bakar kendaraan dengan BBM bersubsidi, persoalannya tidak sebatas kualitas BBM di bawah anjuran.
Namun, langkah itu bisa berdampak buruk pada mesin. Ini belum bicara soal mengambil subsidi yang mestinya menjadi hak warga miskin.