Permintaan Bensin Diproyeksikan Naik 11 Persen pada Masa Lebaran
Stasiun pengisian kendaraan listrik umum atau SPKLU juga disiagakan meski jumlahnya masih terbatas.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Permintaan bahan bakar minyak jenis gasolin, seperti pertalite dan pertamax, diperkirakan meningkat 11 persen pada masa Lebaran tahun ini. Antisipasi dilakukan dengan memastikan ketahanan stok yang di atas 20 hari. Di samping itu, stasiun pengisian kendaraan listrik umum atau SPKLU juga disiagakan meski jumlahnya masih terbilang terbatas.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati, dalam konferensi pers Ramadhan dan Idul Fitri 2024, di Jakarta, Rabu (3/4/2024), mengatakan, pihaknya beserta PT Pertamina (Persero) dan sejumlah badan usaha lain menyiagakan 115 terminal BBM, 7.400 stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU), dan 71 depot pengisian pesawat udara (DPPU).
”Juga menyiagakan fasilitas-fasilitas tambahan di sejumlah wilayah dengan permintaan tinggi. Secara umum, stok BBM aman, dengan ketahanan stok di atas 20 hari. Ini lebih tinggi dibandingkan biasanya (Lebaran tahun-tahun sebelumnya), yang 17-18 hari,” kata Erika.
Menurut proyeksi penjualan atau penyaluran BBM selama masa Ramadhan dan Idul Fitri 2024, gasolin (bensin) ada kenaikan 11 persen, gasoil (solar) turun 15 persen, dan avtur naik 1,3 persen. Lebih rinci lagi, menurut data Pertamina, pada BBM jenis gasolin, penyaluran pertalite (jenis BBM dengan konsumsi terbesar) naik 10,2 persen, pertamax naik 15 persen, dan turbo 6,3 persen.
Erika menambahkan, proyeksi peningkatan permintaan pada masa Lebaran sudah masuk dalam perhitungan alokasi BBM subsidi/kompensasi hingga akhir tahun. Sebelumnya, BPH Migas menetapkan kuota pertalite pada 2024 sebanyak 31,7 juta kiloliter atau lebih rendah dari realisasi di 2023 yang 32,5 juta kl.
Posko nasional sektor energi dan sumber daya mineral juga mengantisipasi sejumlah kondisi lainnya pada masa Lebaran tahun ini, seperti peningkatan kebutuhan elpiji, gas bumi, serta kelistrikan. Di samping itu, posko juga membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi yang akan merespons bencana dan meningkatkan pemantauan gunung api pada beberapa gunung api aktif.
Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menuturkan, pihaknya memantau perkembangan arus lalu lintas, yang bisa mengubah arah pasokan BBM ke SPBU. Misalnya, saat terjadi kepadatan arus kendaraan di arah barat, maka SPBU-SPBU di wilayah itu akan dipasok dari terminal di sebelah timurnya. Begitu jugas sebaliknya.
”Kami juga akan menyiagakan 200 titik tangki mobile yang ada di luar depo (BBM) sehingga begitu ada SPBU yang kritis (ketersediaan BBM-nya), maka bisa langsung kami gerakkan. Selain di tol, dari pemetaan kami, memberi perhatian pada tempat wisata, kebutuhan untuk logistik, dan daerah rawan banjir, seperti di Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Tak hanya BBM, tetapi juga elpijinya (disiapkan),” kata Ega.
Selain itu, Pertamina memastikan kebutuhan BBM dan elpiji di daerah-daerah remote dan rawan bencana, terpenuhi. Misalnya, di Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah. Disiapkan tim khusus yang memastikan kelancaran pasokan ke daerah-daerah tersebut, dengan penyaluran lebih awal dibandingkan daerah-daerah lain. Dengan demikian, kendala cuaca dalam pengiriman dapat diantisipasi.
Kendaraan listrik
Guna memenuhi kebutuhan listrik pada kendaraan listrik yang digunakan untuk mudik, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memastikan kesiapan SPKLU yang telah terpasang di berbagai lokasi, seperti kantor unit induk PLN, unit pelaksana dan jalur tol, serta sejumlah hotel. Saat ini sudah tersedia 624 SPKLU milik PLN yang tersebar di 429 lokasi. Konsumen dapat memantau ketersebaran SPKLU selama mudik melalui aplikasi PLN Mobile.
Vice President Pengendalian Operasi Sistem Ketenagalistrikan PLN Nurdin Pabi mengatakan, di lokasi wisata di Jawa, SPKLU relatif belum tersedia. ”Namun, kami pastikan ada yang terdekat dari situ. Di Jawa masih terbatas (SPKLU) di tempat wisata, tetapi tidak sampai 5 kilometer ada SPKLU. Beda dengan di Bali yang sudah banyak tersedia di titik-titik wisata,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Priharto Dwi Nugroho meminta pemilik kendaraan listrik yang akan mudik mengunduh lebih dulu aplikasi PLN Mobile di ponsel pintar. Dari situ, pelanggan dapat memantau ketersediaan SPKLU dengan jarak terdekat, termasuk jumlah unit yang tersedia untuk digunakan.
”Di Jawa (total) sudah ada 773 SPKLU. Biasanya kalau baterai tinggal 30 persen sudah hati-hati dan mencari di mana akan melakukan pengisian listrik. Apabila di SPKLU jalur tol penuh, bisa keluar tol dulu. Bisa ke hotel atau ke APTM (agen tunggal pemegang merek) yang menyediakan tempat pengisian. Juga di sejumlah rumah sakit dan kantor PLN,” ujar Dwi.