Seusai Panen Raya, Masa Tanam Dipercepat di Kabupaten Sigi
Panen raya di Kabupaten Sigi ditinjau. Masa tanam pun dipercepat.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meninjau langsung panen raya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Selesai panen, petani diminta langsung menanam kembali.
Panen raya sudah mulai berlangsung di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (27/3/2024). Presiden menilai hasil panen di wilayah tersebut sangat baik.
”Ya, saya ingin melihat panen besar yang ada di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dan hasilnya saya lihat bagus. Per hektar bisa 6-6,2 ton per, artinya baik,” kata Presiden Jokowi seusai peninjauan.
Baca juga: Harga Gabah Petani Tertinggi, Tembus Rp 8.000 Per Kilogram
Sampurno, seorang petani lokal, menceritakan panen di Pandere, Kabupaten Sigi. Luas tanah pertaniannya mencapai 200 hektar. ”Satu hektarnya kadang ada 5 ton, kadang ada 6 ton. Bagus, kalau 5-6 ton itu bagus,” ujarnya.
Masa tanam di Sigi mencapai tiga kali setahun. Kendati demikian, diakui ada beberapa kendala, seperti ketersediaan pupuk dan bibit. ”Harapan kita, petani di sini (adalah) perhatian dari pemerintah, pupuknya, bibitnya harus diperhatikan, dengan pengairannya,” kata Sampurno.
Presiden berharap produktivitas pertanian bisa terus ditingkatkan. Karena itu, diperlukan pemanfaatkan teknologi dan mekanisasi modern untuk mempercepat panen dan memulai masa tanam baru.
Ya saya ingin melihat panen besar yang ada di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dan hasilnya saya lihat bagus. Per hektar bisa 6-6,2 ton, artinya baik.
”Ini oleh Pak Mentan didorong untuk mempercepat penanaman kembali sehingga setelah dipanen, langsung diolah tanahnya dengan traktor, dengan mesin-mesin mekanisasi yang lebih modern, dan ini akan mempercepat dimulainya penanaman kembali,” ujarnya.
Dalam kunjungan ini, Presiden tak hanya didampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman, tetapi juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Sulteng Rusdi Mastura, serta Bupati Sigi Mohamad Irwan.
Sebelumnya, dalam rapat tertutup di Istana Merdeka, Jakarta, 26 Februari lalu, Presiden Jokowi meminta pupuk segera didistribusikan. Untuk itu, menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Suharso Monoarfa seusai rapat, disediakan anggaran tambahan sekitar Rp 14 triliun-Rp 15 triliun.
Penambahan penyediaan pupuk bersubsidi ini, lanjut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, 26 Februari lalu, untuk meningkatkan produktivitas beras. Pupuk dinilai bisa meningkatkan produksi padi di masa panen Juli, Agustus, dan September.
Penambahan anggaran Rp 14 triliun ini akan membuat penyediaan pupuk bersubsidi akan berlipat ganda.
Karena itu, kata Suharso, Presiden Jokowi meminta pupuk segera didistribusikan. Untuk itu, disediakan anggaran sekitar Rp 14 triliun-Rp 15 triliun untuk masa tanam.
Dampak elnino pada panen beras
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, akibat El Nino, produksi beras Januari, Februari, dan Maret lebih rendah satu juta dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu. Karena itu, Airlangga membenarkan adanya tambahan subsidi pupuk senilai Rp 14 triliun untuk meningkatkan produksi di masa panen Juli, Agustus, dan September.
Petani tidak usah risau. Presiden memenuhi kebutuhan petani, seperti tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018.
Dengan subsidi itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pupuk yang disiapkan akan meningkat dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton sepanjang 2024. Pupuk subsidi ini bisa diakses menggunakan kartu tani atau KTP. ”Petani tidak usah risau. Presiden memenuhi kebutuhan petani, seperti tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018,” ujarnya seusai rapat tertutup 26 Februari lalu.
Selain pupuk, disiapkan pula irigasi di Kabupaten Sigi. Rehabilitasi dan rekonstruksi daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, yang rampung dikerjakan, diresmikan Presiden Jokowi Rabu setelah peninjauan panen raya.
Presiden dalam sambutan peresmian daerah irigasi ini mengingatkan semua pihak untuk bersama-sama terus bekerja keras untuk mewujudkan ketahanan pangan, kedaulatan pangan. Salah satu upaya itu adalah perbaikan daerah irigasi Gumbasa.
Daerah irigasi di Gumbasa direhabilitasi dengan anggaran mencapai Rp 1,25 triliun untuk merekonstruksi satu bendungan, 35 kilometer saluran primer, 52 kilometer saluran sekunder, 119 kilometer saluran tersier, dan 82 saluran pembuangan.
”Ini akan mengoptimalkan daerah layanan seluas 8.180 hektar persawahan dan meningkatkan indeks pertanian dari semula 149 persen menjadi 300 persen, hampir dua kali lipat,” ucapnya.
Baca juga: Pertanian dan Petani Terpinggirkan
Presiden Jokowi pun berharap agar rehabilitasi dan rekonstruksi daerah irigasi Gumbasa ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian di daerah sekitar.
”Kita sudah melaksanakan pembangunan serta rehabilitasi infrastruktur irigasi, termasuk bendungan dan jaringan irigasi yang tersebar di seluruh Tanah Air untuk memastikan ketersediaan air bagi sawah, bagi petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian kita,” katanya.