Program makan siang gratis Prabowo-Gibran menelan anggaran Rp 450 triliun. Ini jadi catatan Fitch Ratings.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·4 menit baca
Janji kampanye makan siang dan susu gratis oleh pasangan calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi salah satu catatan dalam penilaian Fitch Ratings terhadap perekonomian Indonesia. Janji yang kemungkinan besar akan menjadi salah satu program pemerintah periode 2024-2029 ini akan menekan keuangan negara.
Fitch Ratings, lembaga pemeringkat status utang negara dan lembaga ini, merilis laporan reguler tentang pemeringkatan status utang sekaligus prospek perekonomian Indonesia, Jumat (15/3/2024). Fitch mengonfirmasi peringkat utang pemerintah Indonesia pada skor BBB. Fitch menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- ke BBB pertama kali pada Desember 2017.
”Peringkat Indonesia ini menyeimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang rendah di satu sisi dengan lemahnya pendapatan pemerintah dan tertinggalnya fitur-fitur struktural, seperti indikator tata kelola, sebagaimana level negara-negara dengan status yang sama di sisi lain,” sebut Fitch dalam siaran persnya.
Beberapa indikator keuangan eksternal, seperti transaksi berjalan, lebih kuat dibandingkan tingkat sebelum pandemi Covid-19. Namun, performanya akan menjadi normal kembali dalam beberapa tahun ke depan, dengan asumsi harga komoditas semakin turun.
Ketidakpastian fiskal
Fitch mengasumsikan ada keberlanjutan kebijakan ekonomi dari pemerintahan Joko Widodo ke pemerintahan berikutnya. Oleh karena itu, sejumlah kebijakan diperkirakan akan berlanjut.
Di antaranya adalah fokus pembangunan infrastruktur, termasuk ibu kota baru yang sedang dibangun di Kalimantan Timur. Kebijakan lain yang diperkirakan berlanjut adalah hilirisasi komoditas serta perluasan manufaktur baterai dan kendaraan listrik.
Dalam laporan yang sama, Fitch memberikan sejumlah catatan. Salah satunya adalah ketidakpastian fiskal jangka menengah. Risiko fiskal jangka menengah telah meningkat karena rencana fiskal pemerintah mendatang masih belum pasti dan beberapa janji kampanye akan memakan banyak biaya.
”Kampanye Menteri Prabowo, misalnya, menganjurkan program makan siang dan susu gratis di sekolah yang dapat menghabiskan biaya sekitar 2 persen dari PDB setiap tahunnya, menurut timnya. Ia juga menyatakan bahwa Indonesia dapat mempertahankan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang jauh lebih tinggi dan menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 8 persen,” kata Fitch.
Dari penerimaan baru
Drajad Wibowo dari Dewan Pakar Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menjelaskan bahwa program makan siang gratis akan diupayakan menggunakan sumber pendapatan baru, bukan realokasi anggaran dari program-program yang sebelumnya sudah ada dalam APBN. Dia menegaskan bahwa pembiayaan program makan gratis akan mengandalkan dari penerimaan baru (Kompas.id, 4/3/2024).
”Selama ini tidak pernah muncul opsi membiayai makan siang melalui realokasi dana dari program yang sudah dianggarkan sebelumnya. Tidak dari subsidi BBM, tidak dari BOS, atau program lain. Yang dibahas adalah membiayainya dengan penerimaan baru,” katanya.
Program makan siang gratis akan diupayakan menggunakan sumber pendapatan baru,
Defisit anggaran pemerintah pada 2025, sebagaimana disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengindikasikan pelebaran, dari 2,29 persen terhadap PDB menjadi 2,45-2,8 persen terhadap PDB.
Pelebaran defisit tersebut didorong peningkatan berbagai program sosial pemerintah baru. Salah satunya adalah program makan siang gratis.
Aspek ESG
Dalam penilaiannya, Fitch juga menyoroti aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola alias environmental social governance (ESG). Skala skor mulai 5 hingga 1. Skor 1-2 berarti isu terkait tidak berpengaruh pada peringkat utang saat ini.
Skor 4 dan 5 berarti isu terkait berpengaruh langsung pada peringkat utang saat ini. Skor 5 bahkan mengindikasikan bahwa isu ESD menjadi variabel kunci pemeringkatan.
Skor ini mencerminkan tingginya bobot Indikator Tata Kelola Bank Dunia (WBGI) dalam model pemeringkatan negara versi Fitch. Indonesia mempunyai peringkat WBGI menengah, yaitu pada persentil 48,4, yang mencerminkan rekor transisi politik yang damai, tingkat hak berpartisipasi dalam proses politik yang moderat, kapasitas kelembagaan yang moderat, supremasi hukum yang mapan, dan tingkat korupsi yang tinggi.
Indonesia memiliki skor 5 untuk stabilitas dan hak politik, 5[+] untuk supremasi hukum, dan 4[+] untuk hak ssasi manusia dan kebebasan politik. Mengingat Indonesia memiliki peringkat persentil di bawah 50 untuk setiap indikator tata kelola tersebut, ini berdampak negatif pada profil kredit.
Ekspor melambat
Sementara itu, Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan melambat ke 4,9 persen, turun dari 5,05 persen pada 2023. Ini didasarkan pada ekspor yang akan melambat pada semester I-2024 karena melemahnya permintaan global.
”Kami memperkirakan momentum ekspor akan melambat pada paruh pertama tahun ini mengingat melemahnya permintaan global. Namun, investasi dan konsumsi dalam negeri yang kuat kemungkinan besar akan mendukung pertumbuhan, juga karena belanja terkait pemilu lokal yang akan diadakan di seluruh negeri pada November,” kata Fitch.
Kami memperkirakan momentum ekspor akan melambat pada paruh pertama tahun ini mengingat melemahnya permintaan global.
Selanjutnya, untuk pertumbuhan ekonomi pada 2025, Fitch memperkirakan lajunya di 5,3 persen. Pertimbangannya, investasi akan menguat menyusul berkurangnya ketidakpastian kebijakan jangka pendek setelah pemerintahan baru mulai menjabat pada Oktober 2024.
Adapun realisasi inflasi pada 2024 Fitch perkirakan akan sesuai target. Inflasi harga konsumen pada Februari terkendali sebesar 2,8 persen. Pada periode yang sama, inflasi inti bahkan lebih rendah lagi, yaitu 1,7 persen. Fitch memproyeksikan inflasi pada akhir 2024 sebesar 2,7 persen dan pada akhir 2025 sebesar 3 persen.
Sementara dalam hal suku bunga acuan, Fitch yakin Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 5,25 persen pada akhir 2024, ketika suku bunga mulai turun di AS. Pada 2025, BI akan kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 4,5 persen.