Ramadhan Tiba, Pembiayaan Kendaraan Bermotor Diperkirakan Kembali Moncer
Peningkatan permintaan pembiayaan kendaraan oleh masyarakat akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
JAKARTA, KOMPAS — Penyaluran kredit kepemilikan kendaraan diperkirakan kembali menggeliat seiring tren kebutuhan masyarakat pada momentum libur Lebaran. Berdasarkan tren sebelumnya, peningkatan penyaluran pembiayaan kendaraan akan dimulai sebulan sebelum Idul Fitri atau pada bulan suci Ramadhan.
Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim mengatakan, tren pembiayaan menjelang Lebaran atau saat bulan Ramadhan biasanya akan naik. Peningkatan pembiayaan tersebut sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang tahun.
”Setiap tahun memang momentum Lebaran akan mengangkat penjualan mobil, baik mobil baru maupun mobil bekas. Kita semua mengharapkan tahun ini juga akan demikian,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (12/3/2024).
Roni menyebut, pembiayaan baru (new booking) pada Maret 2024 ditargetkan mampu mencapai Rp 4 triliun atau cenderung sama dengan torehan pada Maret 2023. Strategi yang dilakukan agar target tersebut tercapai, antara lain menurunkan bunga pinjaman pembiayaan mobil bekas serta menerapkan bunga 6 persen secara tetap (flat) untuk mobil keluaran tahun baru bertipe fast moving.
Secara keseluruhan, BCA Finance pada 2023 telah membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 40,6 triliun atau tumbuh 22,4 persen dibandingkan tahun 2022. Pada tahun 2024, BCA Finance memasang target penyaluran kredit kendaraan bermotor sebesar Rp 43 triliun atau tumbuh 7,5 persen dibanding capaian tahun 2023.
Direktur Bisnis PT BFI Finance Indonesia Tbk Sutadi menyampaikan, pihaknya memiliki dua jenis pembiayaan, yakni pembiayaan beragun tidak langsung dengan manfaat berupa dana multiguna dan pembiayaan beragun langsung dengan manfaat berupa kendaraan yang diinginkan konsumen. Kedua jenis pembiayaan tersebut mensyaratkan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) sebagai jaminannya.
“Kedua produk kami diprediksi mengalami kenaikan karena adanya kebutuhan masyarakat. Dengan adanya kepastian investasi dan ekonomi pasca-pemilu, pergerakan ekonomi masyarakat akan kembali menggeliat, khususnya di sektor usaha. Sementara untuk produk kepemilikan kendaraan juga meningkat karena digunakan sebagai fasilitas untuk kebutuhan hari raya dan seterusnya,” ujarnya secara tertulis.
Artinya, peningkatan itu terjadi selama bulan Ramadhan, terutama penyaluran kredit multiguna kendaraan bermotor. Hal ini terjadi karena meningkatnya permintaan masyarakat terhadap kendaraan bermotor, termasuk untuk mudik atau bepergian selama liburan Lebaran.
Mengutip laporan keuangan BFI Finance 2023, nilai pembiayaan baru (new booking) tercatat Rp 19,1 triliun atau turun 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi lantaran menjelang akhir semester I-2023, perusahaan menghentikan sementara sistem operasionalnya guna meningkatkan keamanan digital setelah terdeteksi adanya serangan siber.
Secara keseluruhan, piutang pembiayaan perusahaan tercatat Rp 22 triliun atau tumbuh 7,4 persen secara tahunan. Capaian tersebut turut berkontribusi terhadap pencapaian nilai aset baru sebesar Rp 24 triliun atau tumbuh 9,4 persen secara tahunan.
Berdasarkan piutang pembiayaan yang dikelola, porsi pembiayaan masih didominasi oleh pembiayaan beragun kendaraan roda empat dan roda dua sebesar 62,7 persen, diikuti dengan pembiayaan alat berat dan mesin sebesar 14,9 persen, pembiayaan pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru sebesar 14 persen, pembiayaan beragun sertifikat properti sebesar 4,4 persen, serta pembiayaan berbasis syariah sebesar 4 persen.
Pada periode 2024, BFI Finance menargetkan pertumbuhan bisnis sebesar 15 persen dibandingkan periode 2023. Untuk mencapai target pertumbuhan bisnis tersebut, lanjut Sutadi, pihaknya akan mempercepat proses bisnis dan layanan kepada konsumen melalui peningkatan sistem digital serta kerja sama dan kolaborasi dengan mitra bisnis potensial yang dibangun saat ini.
Direktur Keuangan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) Sylvanus Gani Mendrofa berharap, penyaluran pembiayaan kendaraan multiguna, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat memiliki prospek pertumbuhan yang positif. Prospek tersebut bergantung pada daya beli masyarakat, kondisi perekonomian, serta kebijakan pemerintah terkait industri otomotif.
"Segmen kendaraan bekas juga memiliki segmentasi pasar tersendiri yang berbeda dengan kendaraan baru mengingat dari segi harga lebih murah. Secara keseluruhan, Adira menargetkan pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 10-12 persen pada 2024 dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi masih cukuo kuat di sekitar 5 persen," ujarnya.
Agar dapat mencapai target tersebut, Adira menyiapkan sejumlah langkah saat momentum Ramadhan, antara lain dengan memberikan promo menarik bagi konsumen serta menjalin kerja sama dengan beberapa dealer. Selain itu, digitalisasi juga terus dikembangkan seperti melalui platform adiraku, momobil.id, momotor.id, serta dicicilaja.co.id.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama lima tahun terakhir, peningkatan penyaluran pembiayaan selalu terjadi sebulan sebelum Idul Fitri. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman menjelaskan, peningkatan tersebut khususnya terjadi pada pembiayaan multiguna kendaraan bermotor.
“Artinya, peningkatan itu terjadi selama bulan Ramadhan, terutama penyaluran kredit multiguna kendaraan bermotor. Hal ini terjadi karena meningkatnya permintaan masyarakat terhadap kendaraan bermotor, termasuk untuk mudik atau bepergian selama liburan Lebaran,” katanya saat Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK Februari 2024, Senin (4/3/2024).
Selain itu, penyaluran pembiayaan di sektor pembiayaan konsumtif atau buy now pay later selama bulan Ramadhan juga diperkirakan akan meningkat. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, seperti pembelian barang-barang persiapan puasa dan Lebaran, serta pembelian tiket transportasi untuk mudik Lebaran.
Agusman menambahkan, munculnya permintaan tersebut biasanya akan direspons oleh perusahaan pembiayaan dengan mengeluarkan penawaran-penawaran khusus, seperti nominal down payment yang lebih rendah, bonus pembayaran satu kali angsuran, serta suku bunga yang lebih rendah. OJK memperkirakan pertumbuhan piutang pembiayaan pada Maret 2024 berada pada kisaran 11-13 persen secara tahunan atau sekitar Rp 483,43 triliun hingga Rp 492,15 triliun.
”Dengan adanya tren peningkatan penyaluran pembiayaan tersebut, OJK meminta perusahaan pembiayaan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam proses penyaluran pembiayaan sehingga pertumbuhan piutang tersebut tidak diiringi dengan kenaikan risiko kredit,” imbuhnya.
Baca juga: Kelas Menengah Indonesia Menguras Gaji untuk Mobil dan Rumah
Secara keseluruhan, piutang sektor PVML per Januari 2024 tercatat Rp 475,58 triliun atau sedikit termoderasi menjadi 13,07 persen dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 13,23 persen secara tahunan. Pertumbuhan piutang tersebut ditopang pembiayaan modal kerja dan multiguna, yang masing-masing tumbuh sebesar 15,29 persen dan 14,04 persen secara tahunan.
Lebih lanjut, profil risiko perusahaan pembiayaan masih relatif terjaga dilihat dari rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) net yang tercatat sebesar 0,69 persen dan NPF gross sebesar 2,5 persen.
Dampak musiman
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, peningkatan permintaan pembiayaan kendaraan oleh masyarakat akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Artinya, meningkatnya konsumsi masyarakat karena efek musiman, seperti momentum Ramadhan dan Lebaran, akan mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 tercatat mencapai 5,17 persen secara tahunan. Pertumbuhan tersebut salah satunya didorong efek musiman konsumsi rumah tangga saat momentum Ramadhan dan Idul Fitri.
“Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh sektor konsumsi biasanya cenderung tidak akan berkelanjutan. Setelah kuartal I-2024, bisa saja pertumbuhan ekonomi lebih rendah jika tidak ada dorongan pengeluaran anggaran oleh pemerintah untuk proyek-proyek pembangunan,” katanya saat dihubungi dari Jakarta.
Menurut Esther, peningkatan permintaan pembiayaan kendaraan oleh masyarakat memang menjadi siklus tahunan, baik saat menjelang Lebaran maupun akhir tahun. Selain untuk transportasi mudik, permintaan meningkat lantaran terdapat kebutuhan untuk mobilitas bekerja.
Baca juga: Pandemi dan Suku Bunga Tahan Pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor
Sebaliknya, penjualan kendaraan biasanya akan sepi pada bulan tertentu, khususnya menjelang kenaikan kelas atau tahun ajaran baru, karena uang masyarakat digunakan untuk membayar sekolah anak. Esther memperkirakan permintaan pembiayaan sepeda motor tahun ini akan lebih tinggi ketimbang permintaan mobil.
“Ini karena tekanan inflasi pangan dan meningkatnya tingkat kemacetan. Konsumen cenderung memilih shifting dari mobil ke sepeda motor karena lebih efisien dan cepat dalam mobilitas mereka,”imbuhnya.