Ratas di Base Ops Halim, Presiden Tegaskan BBM Tidak Naik Sementara
Meski harga minyak mentah naik, kenaikan harga BBM masih bisa ditahan. Presiden menggelar rapat sebelum ke luar negeri.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebelum melakukan kunjungan kerja selama dua hari di Australia, Presiden Joko Widodo menyempatkan memimpin rapat terbatas mengenai kebijakan energi atau bahan bakar minyak. Rapat yang dihadiri Wakil Presiden Ma’ruf Amin itu digelar di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/3/2024) pukul 09.00, sebelum terbang dari Pangkalan TNI AU tersebut. Ratas dihadiri menteri-menteri terkait, seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir, serta Direktur Utama PT Pertamina Persero Nicke Widyawati.
Dari informasi yang diterima Kompas sebelumnya, rapat akan membahas rencana kenaikan harga BBM subsidi dan nonsubsidi berkisar antara 5-10 persen. Namun, saat dikonfirmasi pers, sebelum terbang, Presiden Jokowi menegaskan harga BBM tidak naik sementara ini. Namun, dia menolak menjawab sampai kapan harga BBM akan bertahan meski kenaikan harga minyak mentah dunia terus melonjak. Saat ini, harga minyak mentah di dunia adalah 79,97 dollar AS per barel.
Menurut Presiden, biar Dirut Pertamina yang mengumumkan. ”Tidak (naik), tapi yang menyampaikan (Direktur Utama) Pertamina,” ujarnya kepada wartawan saat dikonfirmasi soal rencana pemerintah menaikkan harga BBM di Ruang VVIP Base Ops Lapangan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sebelumnya, Presiden Jokowi memimpin rapat tertutup terkait harga BBM di salah satu ruangan VVIP di Lanud Halim mulai pukul 9.00.
Sejauh ini, muncul kabar rencana pemerintah menaikkan harga BBM nonsubsidi per 1 Maret 2024. Sebelumnya, kuat beredar rencana kenaikan harga BBM pada 1 Februari lalu. Namun, karena ada hajatan Pemilu 2024, rencana itu ditunda setelah pemilu. Salah satu alasan yang disebutkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral adalah kenaikan harga minyak mentah dunia yang didorong konflik Timur Tengah masih berlanjut.
Tidak (naik), tapi yang menyampaikan (Direktur Utama) Pertamina.
Belum ada wacana
Rencana kenaikan BBM saat itu ditampik Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif seusai sidang kabinet paripurna, 26 Februari lalu.
Tadi ada keputusan dalam sidang kabinet paripurna, tidak ada kenaikan (tarif) listrik, tidak ada kenaikan (harga) BBM sampai Juni 2024. Baik itu subsidi maupun nonsubsidi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menguatkan hal tersebut. ”Tadi ada keputusan dalam sidang kabinet paripurna, tidak ada kenaikan (tarif) listrik, tidak ada kenaikan (harga) BBM sampai Juni 2024. Baik itu subsidi maupun nonsubsidi,” ujar Airlangga, Senin (26/2/2024) lalu.
Masih bisa ditahan
Jadi, belum terjadi beban dari sisi impor BBM ke Pertamina yang berlebihan.
Sementara itu, terpisah, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menegaskan bahwa harga BBM nonsubsidi masih bisa ditahan karena kenaikan harga minyak mentah hanya 2 persen dibandingkan Maret tahun lalu. Sementara pelemahan rupiah baru 2,65 persen year on year. ”Jadi, belum terjadi beban dari sisi impor BBM ke Pertamina yang berlebihan,” ujar Bhima, Senin (4/3/2024).
Meski sifatnya BBM nonsubsidi atau bukan subsidi, Bhima mengingatkan bahwa tetap perlu diperhatikan dampak pada kelas menengah jika terjadi kenaikan harga. Apalagi, saat ini kelas menengah juga sedang mengalami tekanan harga beras dan kebutuhan pangan lainnya.
Apabila ditambah penyesuaian harga BBM nonsubsidi, maka konsumsi rumah tangga akan sangat terdampak. Efeknya, konsumsi rumah tangga bisa tumbuh lebih rendah tahun ini. Sementara kelas menengah menyumbang 35,2 persen konsumsi secara nasional.
”Jadi, jangan sampai BBM nonsubsidi buru-buru naik, banyak faktor jadi pertimbangan,” kata Bhima.
Laba Pertamina pada semester I-2023, misalnya, hampir Rp 37 triliun (unaudited). Artinya, kenaikan harga BBM nonsubsidi masih bisa ditahan karena masih bisa dipenuhi oleh keuangan internal Pertamina.