Pengembangan AI Kobarkan Sentimen Positif Perusahaan Telekomukasi
Pengembangan layanan berbasis kecerdasan buatan atau AI membawa prospek cerah bagi perusahaan operator telekomunikasi.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kinerja saham perusahaan-perusahaan telekomunikasi dalam negeri naik sepekan terakhir bersamaan dengan penandatanganan sejumlah kerja sama pengembangan layanan. Meski butuh waktu, aksi perusahaan dalam peningkatan layanan berbasis kecerdasan buatan atau AI membawa prospek cerah dalam jangka panjang.
Harga saham beberapa perusahaan operator telekomunikasi PT Indosat Ooredo Hutchinson Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) melejit beberapa pekan terakhir.
Mengutip laman Investing.com, Senin (4/3/2023), saham ISAT ditutup di harga Rp 11.500 per lembar, sedikit turun setelah berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, Rp 12.250 per lembar saham, pada Kamis (29/2/2024). Secara historis, harga naik sekitar 5 persen dalam sepekan dan 20 persen dalam sebulan. Sementara saham EXCL ditutup di angka Rp 2.490 per lembar, naik sekitar 7 persen sepekan terakhir dan 10 persen dalam sebulan terakhir. Pada Jumat (1/3/2024), saham EXCL menyentuh Rp 2.640 per lembar.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Jonghoon Won, menilai, tren positif pada harga saham perusahaan-perusahaan telekomunikasi tersebut dipengaruhi berbagai aksi penandatanganan kemitraan dengan perusahaan global, termasuk terkait pengembangan layanan berbasis AI.
”Saya memandang positif bahwa perusahaan telekomunikasi Indonesia sedang mempertimbangkan dan memulai bisnis terkait AI meskipun bisnis terkait ini diperkirakan memerlukan waktu untuk menghasilkan pendapatan,” ujarnya saat dihubungi, Senin (4/3/2024), di Jakarta.
Baru-baru ini, Indosat Ooredoo Hutchison Group berkolaborasi dengan beberapa perusahaan global untuk membentuk lanskap teknologi. Hal itu turut mendorong Indonesia ikut memimpin revolusi AI dalam penyediaan infrastruktur komputasi awan (cloud) hingga pengembangan kompetensi talenta berkelas global.
Kerja sama itu salah satunya dengan NVIDIA, perusahaan teknologi multinasional Amerika Serikat (AS), yang kapitalisasi pasarnya telah menyaingi perusahaan teknologi Amazon di bursa AS. Indosat dan NVIDIA menandatangani nota kesepahaman terkait hal itu di acara Mobile World Congress (MWC) 2024 Barcelona, di Spanyol.
Indosat, melalui anak usahanya, Lintasarta, akan menjadi NVIDIA cloud provider partner pertama di Indonesia dengan menghadirkan platform AI full-stack NVIDIA untuk pelaku bisnis di Tanah Air dan memberikan akses ke teknologi graphics processing unit (GPU) termutakhir NVIDIA.
Dikutip dari keterangan tertulis perusahaan, Jumat (1/3/2024), beragam institusi, baik pemerintah, swasta, maupun start up, akan dapat mengakses platform AI cloud yang canggih, termasuk infrastruktur, peranti, dan perangkat lunak.
”Kolaborasi ini juga akan memberdayakan Indonesia lewat teknologi AI dan layanan cloud termutakhir serta mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan inovasi teknologi,” kata Presiden Direktur dan CEO Lintasarta Bayu Hanantasena.
Dalam hal pengembangan sumber daya manusia, Indosat bermitra dengan Nokia untuk menyediakan program pembelajaran dan sertifikasi dari Nokia Bell Labs untuk mahasiswa Indonesia. Kemitraan ini memiliki tujuan meningkatkan kompetensi talenta digital di Indonesia dalam mengadopsi teknologi AI.
Adapun XL Axiata menggandeng Huawei untuk mempercepat operasional bisnis digital berbasis AI, mendorong keunggulan operasional, serta mengoptimalkan sistem cloud dan penggunaan perangkat lunak yang lebih efektif. Kerja sama itu juga disepakati di sela acara Mobile World Congress 2023 Barcelona.
Indosat bermitra dengan Nokia untuk menyediakan program pembelajaran dan sertifikasi dari Nokia Bell Labs untuk mahasiswa Indonesia.
”Kemitraan dengan Huawei ini akan memungkinkan XL Axiata untuk mempercepat proses transformasi digital dan peningkatan layanan kepada pelanggan,” kata Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini.
XL Axiata berharap mereka mampu menghasilkan personalisasi layanan yang lebih baik dan melahirkan inovasi-inovasi terbaru untuk kebutuhan lebih dari 57 juta pelanggan mereka.
Jangka panjang
Rencana pengembangan layanan berbasis AI oleh perusahaan telekomunikasi swasta tersebut pun berpotensi memberikan keuntungan bagi perusahaan dan investor saham di masa depan.
Jesse menilai, fokus perusahaan telekomunikasi pada pengembangan bisnis AI merupakan pilihan yang wajar dan strategis. Sebagai perusahaan yang memiliki basis pengguna dan pengolahan data dalam jumlah besar, aspek itu bisa semakin diperkuat layanan AI.
”Melalui pemanfaatan teknologi AI, perusahaan-perusahaan ini dapat mendiversifikasi sumber pendapatan mereka, memperkuat retensi pelanggan, dan berpotensi menciptakan model pendapatan baru,” ujarnya.
Sebagai perusahaan yang memiliki basis pengguna dan pengolahan data dalam jumlah besar, aspek itu bisa semakin diperkuat layanan AI.
Secara khusus, layanan yang dipersonalisasi dan analisis prediktif yang dimungkinkan oleh kecerdasan buatan dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dan meningkatkan daya saing di pasar.
Kehadiran layanan yang mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan pengguna itu, menurut dia, akan memberikan dampak yang sangat positif terhadap titik investasi dalam jangka menengah dan panjang. ”Kita mungkin perlu mengamatinya lebih lama hingga upaya ini menghasilkan pendapatan nyata. Namun, kami optimistis terhadap ISAT dan EXCL dalam hal ini,” pungkasnya.