Pemerintah menyiapkan lebih dari Rp 200 miliar untuk membantu para petani yang mengalami gagal panen akibat banjir 2023.
Oleh
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan kepada para petani di sejumlah wilayah yang mengalami gagal panen atau puso akibat bencana banjir selama 2023. Pada 2024, skema bantuan akan diperluas mencakup puso akibat El Nino dan serangan hama.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat Konferensi Pers Rapat Tingkat Menteri (RTM) di Jakarta, Senin (19/2/2024). Rapat yang membahas mengenai gagal panen akibat bencana banjir pada 2023 dihadiri oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, serta PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).
Berdasarkan data BNPB tahun 2023, terdapat 136 kabupaten/kota di 20 provinsi yang terdampak gagal panen akibat banjir. Dari total 110.383,80 hektar lahan yang terdampak, 54.442,42 hektar di antaranya mengalami puso.
”Sesuai dengan arahan Presiden, pemerintah akan memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak gagal panen, semacam bantuan kerugian, yaitu (senilai) Rp 8 juta per hektar per kelompok. Dan, sudah disalurkan,” kata Muhadjir.
Ia menambahkan, bantuan tersebut belum sepenuhnya tersalurkan kepada para petani. Oleh sebab itu, hasil RTM memutuskan untuk melanjutkan penyaluran bantuan bagi para petani yang terdampak banjir selama 2023 dengan nilai yang sama.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo telah memulai penyaluran bantuan puso di GOR Bung Karno, Grobogan, Jawa Tengah, pada 23 Januari 2024. Bantuan puso senilai Rp 8 juta per hektar itu disalurkan pertama kali di beberapa wilayah Jawa Tengah, seperti Kabupaten Grobogan, Kudus, Jepara, dan Demak.
”Itu biaya produksi, nggih. Nanti, moga-moga bapak ibu dalam 3-4 bulan yang akan datang segera panen, kemudian dari situlah produktivitas bisa kita naikkan,” ujar Presiden dalam keterangan resminya saat memberikan sambutan di Grobogan.
Jadi, akan kita perluas (luas lahan yang diasuransikan) menjadi 1 juta hektar nanti akan di- coverage oleh PT Jasindo. Tidak hanya sebatas pada puso karena banjir, tetapi juga karena kering ataupun karena hama.
Sementara itu, BNPB dalam keterangan resminya menyebut, pemerintah daerah terdampak banjir mengusulkan bantuan stimulan akibat puso terhadap lahan seluas 26.995,94 hektar dengan jumlah petani sebanyak 35.500 orang. Untuk Provinsi Jawa Tengah, luas lahan pertanian yang gagal panen mencapai 16.321 hektar dengan jumlah petani terdampak 6.439 orang.
Bantuan puso tersebut, ujar Mujadjir, akan disalurkan melalui dana siap pakai milik BNPB senilai lebih dari Rp 200 miliar. Pada periode 2024, Kementerian Pertanian merekomendasikan agar bantuan dialihkan kepada PT Jasindo dalam bentuk penjaminan.
”Jadi, akan kita perluas (luas lahan yang diasuransikan) menjadi 1 juta hektar, nanti akan di-coverage oleh PT Jasindo. Tidak hanya sebatas pada puso karena banjir, tetapi juga karena kering ataupun karena hama. Preminya Rp 10 juta per hektar yang diusulkan dan nanti akan dibahas lebih lanjut sesuai dengan kesiapan fiskal kita,” ujar Muhadjir.
Akselerasi tanam
Selain masalah banjir, sejumlah wilayah mengalami kekeringan sehingga berdampak terhadap penurunan produksi. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, El Nino telah mengakibatkan masa tanam mundur hingga Februari 2024.
”Ini masalah kita sehingga kita mencari alternatif dan solusi, kita tak boleh berdiam diri,” ujarnya.
Menurut Andi, hal terpenting yang harus segera dilakukan saat ini di tengah kondisi El Nino ialah dengan mengakselerasi masa penanaman. Oleh sebab itu, pemerintah menyiapkan sejumlah langkah, mulai dari pompanisasi, pemberian benih secara gratis, hingga pemanfaatan lahan di luar Pulau Jawa.
Pompanisasi tersebut, kata Andi, dilakukan dengan memanfaatkan aliran sungai-sungai besar di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kemudian, terkait dengan pemanfaatan lahan, Kementan mendorong agar dapat memanfaatkan lahan rawa hingga dua kali.
”Jadi, khusus bantuan, kami sudah turun ke Demak dan sekitarnya, kami bagikan benih gratis dan alat-alat pertanian gratis,” ucap Amran.
Selain itu, pemerintah turut menambahkan anggaran untuk pupuk bersubsidi sebesar Rp 14 triliun. Hal ini mengingat alokasi pupuk bersubsidi pada 2024 hanya Rp 4,7 ton atau separuh dari alokasi pupuk pada tahun-tahun sebelumnya.
Di sisi lain, upaya untuk meningkatkan produksi tidak hanya terfokus di Pulau Jawa, tetapi juga di luar Jawa. Beberapa lahan rawa yang akan digarap untuk mengoptimalkan produksi, antara lain Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), produksi beras nasional selama 2024 diperkirakan mencapai 31,21 juta ton. Menurut Andi, El Nino memang berdampak terhadap penurunan produksi beras.
Meski bencana banjir di wilayah Jawa Tengah telah mengakibatkan puso, dampak tersebut dinilai tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap produksi beras nasional. Apabila dihitung, dampak tersebut hanya sekitar 0,1 persen terhadap produksi nasional.