Mobilitas Wisatawan Nusantara pada 2023 Diperkirakan di Bawah Target
Pergerakan wisatawan Nusantara sepanjang 2023 diperkirakan di bawah target.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pergerakan wisatawan Nusantara sepanjang 2023 masih jauh di bawah target. Pemerintah mengupayakan harga tiket pesawat dapat ditekan dan adanya penambahan kegiatan-kegiatan pariwisata.
Badan Pusat Statistik (BPS) belum merilis jumlah pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus) selama 2023. Data BPS terakhir per November 2023 menyebutkan ada 749,11 juta perjalanan sepanjang periode itu. Angkanya naik 12 persen dibanding pada November 2022 dengan total 668,9 juta perjalanan.
Meski demikian, pencapaian 2023 itu masih di bawah ambisi pemerintah yang menargetkan 1,2 miliar-1,4 miliar pergerakan pada 2023. Selisihnya sekitar 450,9 juta pergerakan untuk mencapai target minimal.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno belum dapat mengomentari pergerakan wisnus sepanjang tahun lalu. Sebab, BPS masih menghitung ulang pergerakan wisnus dengan indikator baru yang merujuk pada Rekomendasi Internasional untuk Statistik Pariwisata 2008 yang dirilis Badan Pariwisata Dunia (United Nations Tourism).
”Datanya masih difinalisasi karena hasil diskusi kami dengan BPS harus ada penyesuaian dari segi perhitungan. Sebab, dari segi perhitungan ini, kelihatannya mengerucut ke angka 2-3 jam per kabupaten (pengunjung berkategori pelancong), angka ini masih kami finalisasi,” ujar Sandiaga dalam konferensi pers mingguan di Jakarta, Senin (5/2/2024).
Dalam rekomendasi UN Tourism, ada dua kategori definisi wisatawan, yakni turis yang tinggal lebih dari 24 jam serta pelancong (excursionist) yang berkunjung kurang dari 24 jam. Selama ini, BPS selalu menggunakan istilah statistik kedatangan pengunjung internasional. Hal ini dilakukan guna menerjemahkan Statistik KunjunganWisatawan Mancanegara dengan cakupan yang terdiri atas pengunjung yang datang kurang dan lebih dari 24 jam, seperti dikutip dari laman Kemenparekraf.
Data statistik pariwisata 2023 belum dirilis. Namun, memenuhi selisih target yang tembus 400 juta pergerakan dalam tiga bulan dinilai berat. Normalnya, angka itu terpenuhi selama sekitar tiga bulan.
”Sebulan (mengejar target) agak berat kalau tidak ada event yang menstimulasi masyarakat atau wisatawan bepergian. Paling tidak, (selisih tersebut) kalau tiga bulan bisa tercapai, sekitar 400 juta,” ujar pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Chusmeru.
Meski Desember dipacu dengan libur Natal dan akhir tahun, masa itu belum dapat mengerek pergerakan wisatawan domestik untuk mencapai target. Alasannya, banyak acara yang telah terlaksana pada Januari-November sehingga Desember biasanya dihabiskan untuk menyambut tahun baru tanpa pergelaran acara masif dan besar.
Bagaimana dengan 2024? Pemerintah menargetkan pergerakan wisnus pada 2024 sebanyak 1,25 miliar perjalanan hingga 1,5 miliar perjalanan. Upaya-upaya dilakukan untuk menggenjot mobilitas pengunjung domestik.
Hal itu, antara lain, memperbanyak serta meningkatkan kualitas acara wisata serta mengembangkan desa wisata. Harga tiket pesawat yang kerap menjadi perhatian banyak pihak juga tengah diupayakan bisa ditekan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan.
Lampaui target pemerintah
Dalam laporan BPS, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada 2023 mencapai 11,68 juta kunjungan. Trennya terus tumbuh sejak 2021 meski angkanya belum dapat menyamai level prapandemi Covid-19.
Pada tahun 2019 tercatat 16,1 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Jumlahnya anjlok 74,8 persen pada 2020. Pertumbuhannya masih negatif pada 2021 dengan 61,6 persen. Setelah itu, angkanya terkerek naik menjadi 278,1 persen pada 2022 dan 98,3 persen pada 2023.
”Tapi, kalau kita bandingkan dengan tahun 2021 ataupun 2022, kinerja kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2023 ini sangat baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya setelah pandemi Covid-19,” ujar Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia A Widyasanti, Kamis (1/2/2024).
Rerata durasi tinggal pada Desember 2023 terhadap Desember 2022 menurun dari 9,4 hari menjadi 7,4 hari.
Rerata durasi tinggal pada Desember 2023 terhadap Desember 2022 menurun dari 9,4 hari menjadi 7,4 hari. Angkanya menyusut hingga 20,9 persen.
”Biasanya kunjungan tinggi, tetapi length of stay rendah karena kurang event. Event sudah berlangsung pada bulan-bulan sebelumnya sehingga pada Desember hampir semua event sudah terselenggara. Wisatawan sepertinya tak memiliki alasan untuk tinggal lebih lama,” tutur Chusmeru.