Wujudkan Ceklis Dana Kesehatan
Segala yang dimiliki atau dikumpulkan bisa jadi tidak berarti apabila tidak dapat dinikmati dengan kesehatan yang baik.
Tahun 2024 telah hadir dan disambut dengan sukacita. Meski demikian, tak bisa dimungkiri bahwa ujian kehidupan masih akan menghampiri setiap rumah tangga secara bergantian.
Berpengalaman sebagai perencana keuangan selama 14 tahun, saya mendapati bahwa milestone kehidupan seseorang memang bisa berbeda. Faktor seperti privilese finansial, perjalanan karier, dan keberuntungan pun bisa berpengaruh terhadap kesuksesan finansialnya.
Sebuah survei oleh Goldman Sachs (2021) bahkan mengungkap bahwa semasa produktif, penentu pertama kesuksesan pekerja adalah memiliki penghasilan yang stabil. Namun, setelah memasuki usia pensiun, ternyata sukses secara finansial itu berubah menjadi mampu memenuhi kebutuhan kesehatan.
Setelah memasuki usia pensiun, ternyata sukses secara finansial itu berubah menjadi mampu memenuhi kebutuhan kesehatan.
Peristiwa musibah, seperti sakit yang cukup berat, kecelakaan, ataupun hilangnya penghasilan utama di masa produktif, pasti memberi dampak terhadap situasi keuangan. Dana tabungan yang sudah dikumpulkan bisa saja tergerus untuk membayar biaya kesehatan.
Maka dari itu, izinkan saya kembali mengingatkan pentingnya mewujudkan ceklis dana kesehatan dalam rencana keuangan tahun 2024 ini.
Fondasi utama untuk pilar dana kesehatan adalah membangun dana darurat yang dapat digunakan untuk pengeluaran kesehatan. Fungsi dana darurat salah satunya adalah menjadi dana cadangan yang dapat digunakan apabila ada pengeluaran tambahan di luar pengeluaran rutin bulanan.
Contohnya seperti momen kenaikan kasus positif Covid-19 selepas libur Natal dan Tahun Baru, maka bisa jadi kebutuhan untuk tes usap antigen mandiri menjadi lebih sering. Atau barangkali ada anggota keluarga yang perlu isolasi terpisah karena ada lansia di rumah, maka dana darurat dapat digunakan untuk menutup pengeluaran.
Lantas, bagaimana jika pengeluaran kesehatan butuh dana lebih karena perlu dirawat di rumah sakit?
Pengelolaan risiko untuk urusan kesehatan ini dapat dibantu dengan asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis.
Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan tersebut, maka dalam perencanaan keuangan juga dikenal istilah pengelolaan risiko dalam bentuk perencanaan proteksi. Pengelolaan risiko untuk urusan kesehatan ini dapat dibantu dengan asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis.
Asuransi kesehatan adalah jenis asuransi yang dapat membantu pengelolaan risiko terjadinya kerugian finansial akibat terjadinya sakit. Saat ini, ada dua jenis manfaat dari asuransi kesehatan yang dapat dipilih. Alternatif pertama adalah asuransi kesehatan yang memberikan penggantian atas biaya rawat inap ataupun biaya pengobatan.
Alternatif kedua adalah asuransi kesehatan yang memberikan santunan tunai harian. Perbedaan di antara keduanya adalah untuk alternatif kedua, penggantian tidak mempertimbangkan tindakan ataupun penyakit, tetapi akan memberikan penggantian sesuai dengan durasi rawat inap. Alternatif pertama akan memberikan penggantian, bisa penuh ataupun tidak penuh, atas tagihan biaya kesehatan.
Sejak 2014, salah satu strategi mengelola dana kesehatan adalah dengan memiliki kepesertaan jaminan kesehatan melalui program BPJS Kesehatan. Program ini dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia, baik yang bekerja sebagai karyawan maupun yang tidak bekerja. Peserta akan mendapatkan jaminan fasilitas kesehatan, tetapi tentunya diwajibkan membayar iuran kepesertaan.
Sejak 2014, salah satu strategi mengelola dana kesehatan adalah dengan memiliki kepesertaan jaminan kesehatan melalui program BPJS Kesehatan.
Bagaimana jika sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan? Apabila anggaran bulanan memadai akan sangat baik untuk juga dilengkapi dengan asuransi kesehatan minimal yang berjenis santunan tunai harian. Saat memilih opsi penawaran asuransi kesehatan, ada baiknya juga mempertimbangkan faktor penyakit apa saja yang dapat dijamin risikonya
Pertama, evaluasi kebutuhan proteksi keluarga. Setiap rumah tangga memiliki kondisi umum dan khusus yang berbeda-beda. Sebagai contoh, ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit khusus, ada juga yang tinggal di daerah yang layanan fasilitas kesehatannya tidak sesuai dengan keinginan peserta, ataupun kebiasaan berobat dalam keluarga.
Kedua, kemampuan membayar premi asuransi. Kebutuhan pengeluaran bulanan harus direncanakan dengan saksama. Idealnya, batasan pos pengeluaran untuk membayar iuran BPJS Kesehatan dan asuransi adalah 5 persen dari penghasilan bulanan. Oleh sebab itu, pastikan dahulu Anda sanggup membayar biaya premi tanpa mengorbankan porsi pengeluaran lain, seperti tabungan dan investasi.
Ketiga, ketersediaan asuransi kesehatan dari kantor tempat bekerja. Jika Anda sudah memiliki tunjangan kesehatan dari kantor tempat bekerja, ada beberapa evaluasi yang dapat dilakukan untuk memutuskan apakah Anda membutuhkan asuransi kesehatan tambahan.
Idealnya, batasan pos pengeluaran untuk membayar iuran BPJS Kesehatan dan asuransi adalah 5 persen dari penghasilan bulanan.
Contohnya adalah evaluasi pagu atas manfaat kesehatan, evaluasi kerja sama penyedia asuransi kesehatan dengan layanan kesehatan, jumlah anggota keluarga yang ditanggung, dan lainnya. Termasuk juga, apabila menjelang usia 55 tahun, maka perlu dipertimbangkan bagaimana perlindungan kesehatan bagi diri dan keluarganya kelak.
Keempat, kemudahan klaim asuransi kesehatan. Salah satu pertimbangan penting dalam memilih asuransi kesehatan adalah kemudahan mendapatkan penggantian. Saat ini asuransi kesehatan menawarkan dua opsi penggantian biaya kesehatan, yaitu dengan sistem kartu dan sistem jaminan atau reimbursement.
Secara umum, sistem kartu atau cashless akan lebih menguntungkan karena Anda tidak perlu membayar biaya pengobatan terlebih dahulu. Adapun dengan sistem jaminan, Anda harus membayar biaya pengobatan terlebih dahulu baru mengajukan penggantian ke perusahaan asuransi.
Kesehatan mungkin bukan segalanya. Namun, segala yang dimiliki atau dikumpulkan bisa jadi tidak berarti apabila tidak dapat dinikmati dengan kesehatan yang baik.
Manusia tidak dapat melawan takdir, tetapi manusia dapat berjaga-jaga untuk menjalankannya dengan lebih baik lagi. Dan ikhtiar untuk menjalankannya adalah dengan memiliki dana kesehatan yang mumpuni.
Live a beautiful life!