Program PNM Mekaar dinilai sangat membantu perempuan yang ingin menjadi pelaku UMKM. Berbunga rendah, jangkauannya luas.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo berharap program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera atau Mekaar bisa mendorong pengusaha UMKM naik kelas. Total pinjaman diklaim naik signifikan.
Presiden Jokowi berharap keikutsertaan pada program binaan PNM Mekaar ini bisa menaikkan kelas usaha para pengusaha UMKM. ”Kalau yang mikro bisa menjadi kecil, yang kecil bisa menjadi menengah, yang menengah bisa menjadi besar. Tapi, memang harus setahap demi setahap,” kata Presiden saat bersilaturahmi dengan para peserta program PNM Mekaar di Lapangan Keyongan Kidul, Sabdodadi, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (30/1/2024).
Hadir pula dalam acara ini Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, dan Direktur Utama PNM Arief Mulyadi.
Program Mekaar yang diluncurkan pada 2015 ini dinilai mendapat sambutan baik dari para pelaku usaha terutama UMKM. Dalam laporan tahunan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), pada akhir 2022, total pinjaman yang diberikan mencapai Rp 35,81 triliun (gross). Adapun jumlah nasabah aktif sebanyak 13.482.706 perempuan.
Pada 2016, nasabah PNM baru 432.364 orang dengan pinjaman senilai Rp 884,96 miliar.
Presiden mengatakan, total pinjaman yang diberikan PNM Mekaar telah meningkat signifikan. Selain itu, angka kredit bermasalah atau nonperforming loan PNM Mekaar juga lebih kecil dibandingkan dengan perbankan.
Menurut Presiden, hal tersebut menunjukkan bahwa para nasabah berkomitmen untuk disiplin dalam melakukan pengembalian pinjaman dan terus bersemangat menghasilkan produk UMKM.
”(NPL) di bank itu ada yang 2 persen, 3 persen, yang kredit macet. Ini (di PNM) kecil sekali, artinya ibu-ibu disiplin karena semangat kerja keras untuk menghasilkan produk apa pun. Ini yang saya senang,” tutur Presiden Jokowi.
Pemerintah akan terus mendukung usaha UMKM. Oleh karena itu, setiap menghadapi masalah usaha, diharap para pelaku UMKM terus bersemangat dan optimistis.
”Yang namanya usaha itu memang tahapan demi tahapan. Yang belum bisa ekspor, enggak apa-apa tunggu tanggal mainnya, pasti juga bisa ekspor. Yang sekarang baru merintis, tunggu 10 tahun lagi, pasti juga akan naik kelas ke tingkat yang lebih atas. Yang sekarang masih naik sepeda motor, tunggu nanti 10 tahun lagi, pasti pada naik mobil semuanya. Jangan pesimistis,” lanjutnya.
Presiden Jokowi meminta agar kepercayaan yang diberikan dari pinjaman Mekaar benar-benar dimanfaatkan dengan bekerja keras untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Kerja keras diyakini akan meningkatkan ekonomi keluarga, bahkan berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Presiden Jokowi juga sempat membeli produk-produk yang dihasilkan oleh para ibu nasabah program Mekaar.
Presiden Jokowi menilai bahwa produk-produk tersebut memiliki kualitas yang sangat baik dan akan mampu bersaing dengan produk luar negeri karena harganya sangat kompetitif. ”Saya tadi di depan beli celana. Celana ini harganya berapa? Saya bayar Rp 15.000. Apa artinya? Ini sangat murah dan sangat kompetitif, dan sangat bisa bersaing dengan negara-negara lain kalau harganya Rp 15.000,” katanya.
Presiden Jokowi juga meyakini produk celana batik tersebut akan laris jika dijual ke pasar, seperti Afrika. Presiden mendorong agar produk tersebut bisa diekspor dalam jumlah besar.
”Harganya Rp 15.000 berarti 1 dollar pasti laku, saya berikan jaminan ini. Biar orang-orang Afrika pakai celana batik semuanya,” tambahnya setengah berseloroh.
Sumini Siti Aisyah, penjual celana tersebut, menjadi nasabah PNM Mekaar sejak tahun 2017. Dia menceritakan plafon pertamanya pada 2017 senilai Rp 2 juta dan sekarang sudah Rp 9 juta.
Usaha konfeksi rumahan berupa celana batik diawali kepindahannya dari Jakarta ke kampung. Sembari merawat orangtua, Sumini merasa perlu untuk memiliki usaha supaya bisa membantu perekonomian keluarga.
Usaha mikro ini berkembang dan saat ini sudah memiliki omzet Rp 5 juta per minggu. ”Seminggu sekali itu bisa Rp 5 (juta) tapi kotor, ya. Untungnya itu kira-kira Rp 1,5 juta. Itu sudah kepotong cicilan, jadi sudah bersih. Lumayan bisa bantu perekonomian keluarga, kan, butuh banyak," tuturnya.
Dia pun berharap program Mekaar bisa terus berlanjut ke depan meskipun ganti pemerintahan. Mekaar telah membantu para ibu dalam membantu perekonomian keluarganya.
”Mudah-mudahan dilanjutkan walaupun ganti presiden. Bantu banget sebenarnya untuk perekonomian ibu-ibu kayak kita,” tambahnya.