Pasar Kripto Diprediksi Makin Membaik pada 2024
Industri aset kripto di Indonesia terus berkembang seiring dengan adopsi teknologi ”blockchain” dan AI hingga pembentukan Bursa Kripto.
Industri aset kripto di Indonesia sepanjang tahun 2023 terus mengalami pemulihan meski pamornya meredup imbas pengetatan kebijakan moneter dan skandal bursa kripto global. Industri ini diprediksi terus membaik pada 2024.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat, pada 2023 sampai November terdapat 18,25 juta pelanggan terdaftar baru dengan nilai transaksi Rp 122 triliun. Adapun sepanjang 2022, hanya terdapat 16,7 juta pelanggan terdaftar dengan nilai transaksi hampir tiga kali lipat senilai Rp 306,4 triliun. Jenis aset kripto yang banyak ditransaksikan seperti tether, bitcoin, ethereum, ripple, dan binance coin.
Wakil Presiden Operasi Upbit Indonesia Resna Raniadi mengatakan, salah satu penyebab turunnya nilai transaksi aset kripto adalah menurunnya transaksi pengguna musiman. Fenomena ini terjadi karena pengguna yang hanya datang tiba-tiba karena adanya kenaikan harga koin mata uang kripto menurun.
”Memang ada momen seperti altcoin naik, yang mengakibatkan investor baru ingin mencoba peruntungan. Akan tetapi, investor pemula harus lebih memperhatikan pentingnya untuk meningkatkan literasi dan edukasi seputar kripto,” jelasnya kepada Kompas baru-baru ini.
Aset kripto yang telah eksis selama lebih dari satu dekade kerap mengalami kenaikan dan penurunan nilai secara drastis sehingga sangat berisiko tinggi bagi investor. Aset kripto juga mengandung beberapa risiko yang perlu diwaspadai otoritas, seperti dapat digunakan untuk memfasilitasi pencucian uang dan pembiayaan ilegal serta dapat memicu risiko sistemik pada instabilitas sistem keuangan.
Untuk itu, dunia terus mengawal perkembangannya lewat pengetatan regulasi moneter dan global. Dana Moneter Internasional (IMF) dan Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) pun mengembangkan rekomendasi dan standar kebijakan untuk membantu otoritas mengatasi risiko stabilitas makroekonomi dan keuangan yang ditimbulkan oleh aktivitas dan pasar aset kripto.
Standar itu antara lain menghadirkan persyaratan ketat bahwa investasi kripto antara lain harus mendapatkan izin dari pengawas, memiliki bobot risiko tinggi mencapai 1.250 persen, dan hanya melayani investor nonritel.
Baca Juga: Dari Pencucian Uang hingga Penipuan Ponzi, Bursa Kripto Berguguran di Meja Hukum
Sementara itu, di Indonesia, pemerintah membuat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) yang mengakomodasi dan mengakui adanya aset digital, termasuk aset kripto. Undang-undang ini menetapkan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan melakukan pengawasan aset kripto sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Untuk memperkuat ekosistem dan keamanan transaksi, pemerintah juga telah menunjuk PT Bursa Komoditi Nusantara (CFX) sebagai pengelola bursa kripto, PT Kliring Berjangka sebagai Penjamin dan Penyelesaian Perdagangan Pasar Fisik Aset Kripto, dan PT Tennet Depository sebagai Pengelola Tempat Penyimpanan Aset Kripto.
”Kami mendukung langkah regulator yang tentunya akan memberikan kepastian dari sisi hukum, transparansi, serta dapat melindungi para pelaku bisnis dan investor yang terlibat dalam industri kripto. Bursa kripto juga tentunya kami harapkan dapat memberikan dampak yang lebih positif atas pertumbuhan dari pasar aset digital,” papar Resna.
Presiden Direktur CFX Subani mengatakan, Bursa Kripto hadir untuk memberikan pengawasan dan pengamanan perdagangan untuk menyediakan perlindungan serta kenyamanan investor aset kripto. Bursa berperan mengawasi seluruh transaksi yang terjadi di platform pedagang aset kripto. Pedagang ini perlu mengantongi izin dari mereka. Sejauh ini, mereka tengah memproses perizinan untuk 29 calon pedagang fisik aset kripto (CPFAK) dan 3 non-CPFAK.
”Kami sebagai self-regulatory organizations (SRO), yakni terdiri dari bursa, kliring, dan depository akan memastikan seluruh operasional pedagang kripto berjalan sesuai regulasi yang berlaku,” tutur Subani, dalam keterangan resmi, Senin (18/12/2023).
Subani memastikan, proses pengawasan Bursa Kripto terhadap para pedagang perlu dilakukan secara transparan. Transparansi ini termasuk keseluruhan proses jual beli yang terjadi di setiap pedagang, mulai dari prosedur know your customer (KYC) saat pendaftaran, transaksi harian, hingga pendanaan.
”Sehingga diharapkan setiap pedagang juga kooperatif dalam hal ini, agar Bursa Kripto dapat memonitor setiap operasional yang terjadi dengan lancar dan investor pun bisa lebih aman dan nyaman dalam berinvestasi,” tuturnya.
Sentimen positif
Pasar kripto pada 2024 pun diprediksi akan semakin membaik dengan hadirnya tren yang sudah mulai dilakukan di 2023. Di antara tren utama yang patut diperhatikan adalah adopsi teknologi blockchain di berbagai sektor.
Pertama, kata Resna, adalah adaptasi teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dapat membantu meningkatkan efisiensi, keamanan, dan keandalan dalam ekosistem kripto. ”Pemanfaatan AI saat ini dapat membantu pengguna mendeteksi penipuan dan juga dapat memberikan saran dalam hal trading bagi para investor dengan menggunakan algoritma trading,” tuturnya.
Kemudian, ada peralihan Web2 ke Web3 yang menjanjikan pengalaman internet yang berbeda untuk generasi mendatang. Lalu, ada peningkatan layanan aplikasi jasa keuangan terdesentralisasi atau decentralized finance (DeFi), yang menawarkan solusi alternatif untuk perbankan dan layanan keuangan konvensional. Tahun 2023 juga telah menjadi tahun penting untuk non-fungible token (NFT), terkait hak kepemilikan atas karya seni digital dan barang koleksi lainnya.
Memasuki tahun 2024, industri kripto juga akan dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi yang dapat terus berubah seiring waktu. Namun, dapat dipastikan Bitcoin akan bergerak positif karena adanya peristiwa Bitcoin Halving di tahun depan.
Bitcoin Halving adalah fenomena empat tahunan di mana terjadi pemotongan imbalan yang dapat diperoleh penambang Bitcoin. Peristiwa ini akan meningkatkan nilai Bticoin karena pasokan koin berkurang.
”Para investor kripto juga masih memperhatikan suku bunga The Fed dan keputusan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk menyetujui dana yang diperdagangkan atau ETF Bitcoin yang diprediksi akan terealisasi pada pertengahan tahun depan,” tuturnya.
Baca Juga: Bursa Kripto Bersiap Integrasikan Transaksi Perdagangan
Hal tersebut juga diamini crypto analyst, Reku Fahmi Almuttaqin. Potensi bank sentral AS, The Fed, untuk tetap mempertahankan suku bunga di awal tahun depan masih berlanjut. Hal ini menjadi sentimen positif karena memberi sinyal berakhirnya kenaikan suku bunga.
Potensi akan disetujuinya ETF Bitcoin Spot juga turut memberikan sentimen bullish atau kenaikan harga terhadap pasar kripto. ETF Bitcoin Spot akan memungkinkan investor tradisional untuk memiliki eksposur terhadap aset digital tanpa benar-benar memilikinya.
”Maka, Januari bisa berpotensi menjadi bulan yang akan sangat positif bagi pasar kripto,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Desember 2023.
Merespons kondisi tersebut, Fahmi menjelaskan belum telat untuk berinvestasi kripto karena peluang bullish masih sangat terbuka ke depannya. Namun, Fahmi juga mengingatkan masyarakat untuk tetap bijak sebelum berinvestasi.