Pengusaha Soroti Seberapa Realistis Visi Ekonomi dalam Debat Cawapres
Pengusaha menilai ketiga calon wakil presiden dalam debat ekonomi harus memahami kondisi di lapangan dan memaparkan langkah-langkah realistis untuk mewujudkan visi ekonomi mereka.
JAKARTA, KOMPAS — Dalam debat calon wakil presiden pada Jumat (22/12/2023) dengan tema besar seputar ekonomi, pengusaha akan menyoroti seberapa jauh para calon wakil presiden memahami kondisi di lapangan. Alih-alih menunggu gagasan, pengusaha menanti ketiga cawapres memaparkan langkah demi langkah untuk mewujudkan visi ekonomi mereka.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani mengatakan, para pengusaha akan menilai apakah gagasan-gagasan ekonomi yang disampaikan ketiga cawapres nanti realistis untuk diimplementasikan di lapangan. Ia pribadi akan menyoroti kemungkinan visi ekonomi masing-masing calon dapat diimplementasikan.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
”Tidak semua calon (wakil presiden) punya latar belakang ekonomi. Oleh karena itu, yang terpenting adalah knowledge (pengetahuan) dari ketiganya tentang kondisi riil di lapangan,” kata Shinta di kantor Apindo, Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Puluhan juta pelaku usaha, baik mikro, kecil, menengah, maupun besar, sangat-sangat menantikan penjabaran secara komprehensif, lugas, dan jelas, bagaimana visi-misi para pasangan calon bisa diimplementasikan.
Sebagai informasi, debat pada 22 Desember 2023 adalah debat kedua dari lima kali debat capres-cawapres yang terdiri dari tiga kali debat antarcapres dan dua kali debat antarcawapres. Dalam debat kedua ini, ketiga cawapres, yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD, akan membawa tema ekonomi kerakyatan dan digital, keuangan, investasi pajak, serta perdagangan.
Selain itu, ada pula tema pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)/anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), infrastruktur, serta perkotaan.
”Saya melihat topik-topiknya sudah lengkap, mulai dari ekonomi digital sampai UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), sudah komprehensif. Yang kami harapkan untuk mengetahui lebih banyak bagaimana implementasinya bisa terlaksana,” ujar Shinta.
Ia mengatakan, awal pekan ini Apindo telah memberikan Peta Jalan Perekonomian Indonesia 2024-2029 yang disusun oleh asosiasi kepada ketiga calon presiden, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Ia berharap peta jalan tersebut dapat menjadi panduan strategis bagi calon pemimpin Indonesia dalam menentukan arah kebijakan ekonomi lima tahun ke depan.
”Peta jalan ini tidak hanya berisi teori-teori. Dari bahasanya saja sudah berbeda karena ini menggunakan bahasa pelaku ekonomi terkait bagaimana kondisi yang terjadi di lapangan, apa yang sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki,” ujarnya.
Terdapat lima rekomendasi utama dalam peta jalan perekonomian Indonesia 2024-2029 yang disusun Apindo. Pertama, perbaikan kepastian hukum, kebijakan, dan kelembagaan serta koordinasi dalam implementasi kebijakan. Kedua, kebijakan terkait peran teknologi dan sumber daya manusia untuk mendukung lompatan produktivitas yang diperlukan untuk transformasi ekonomi.
Ketiga, kebijakan industri, perdagangan, investasi, dan persaingan yang sehat. Lalu keempat, adopsi konsep berkelanjutan yang menuntut dunia usaha di Tanah Air memenuhi prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environment, social, and governance/ESG) dalam melakukan kegiatan usaha.
Baca juga: Pemilu 2024 Isu Ekonomi Kerakyatan Paling Ditunggu di Debat Cawapres
Adapun kelima adalah perbaikan infrastruktur terkait transportasi, konektivitas, dan logistik; transisi sektor energi; serta prasarana digital yang efisien dan efektif.
Realisasi visi
Senada dengan Shinta, dalam kesempatan berbeda, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengatakan, para anggota Kadin menanti para cawapres menjelaskan cara merealisasi visi ekonomi yang mereka usung.
”Puluhan juta pelaku UMKM sampai yang besar sangat-sangat menantikan penjabaran secara komprehensif, lugas, dan jelas, bagaimana visi-misi para pasangan calon bisa diimplementasikan,” ujar Sarman.
Ia menilai, tema yang diangkat dalam debat jilid dua sangat penting. Terlebih, isu-isu yang disampaikan sejalan dengan tantangan dan permasalahan perekonomian dunia dan nasional saat ini. Sarman menjabarkan, saat ini kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja. Hal itu pun tentu berimbas pada kondisi ekonomi di Tanah Air.
Di sisi lain, kondisi ekonomi di Indonesia juga belum sepenuhnya bangkit dari hantaman pandemi Covid-19. Sarman mengatakan, dalam debat nanti ketiga cawapres harus punya jawaban konkret terkait permasalahan ekonomi, terlebih Indonesia punya target menjadi negara maju pada 2045.
Ia pun mengingatkan apa yang disampaikan para calon pemimpin dalam debat cawapres akan menentukan pilihan para pengusaha. ”Pada umumnya pengusaha itu, pengusaha rasional, yang artinya mereka akan menjatuhkan pilihannya ketika mereka dapat keyakinan dari visi misi yang disampaikan capres-cawapres ini,” ujarnya.
Baca juga: Debat Cawapres dan Sederet Isu yang Paling Dinanti Publik