Ekonomi Hari Ini: Elpiji Melon, Transportasi Peninggalan Jokowi, dan Komik
Harian ”Kompas” akan menyuguhkan sejumlah kabar menarik, mulai dari pendaftaran penerima elpiji tiga kilogram hingga industri komik. Ada pula soal transparansi para kandidat calon presiden dan wakil presiden.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·2 menit baca
Sejumlah laporan menarik akan mengalir di Kompas.id mulai pagi hingga petang hari ini, Rabu (20/12/2023). Kabar pertama yang mengalir adalah soal urusan elpiji tiga kilogram (kg) atau biasa disebut ”elpiji melon”.
Elpiji melon sebagai barang subsidi seharusnya hanya dinikmati masyarakat kelas bawah. Namun, pada praktiknya, siapa saja bisa membeli elpiji melon. Pernah ada kabar, misalnya, sebuah rumah orang kaya memanfaatkan elpiji 3 kg untuk menyalakan sejumlah AC di rumahnya.
Sepanjang subsidi dalam bentuk barang, peluang kebocoran itu selalu besar. Ini persoalan dasarnya.
Kebocoran barang subsidi ini menjadi masalah klasik. Salah satu akibatnya, anggaran subsidi dalam APBN membengkak dan impor gas meroket. Sepanjang subsidi dalam bentuk barang, peluang bocoran itu selalu besar. Ini persoalan dasarnya.
Sebagai ikhtiar menertibkan distribusi elpiji melon agar tepat saran, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan bahwa mulai 1 Januari 2024 hanya pembeli yang terdata yang bisa membeli elpiji melon. Pendaftaran pengguna paling lambat hingga 31 Januari 2023.
Dari sektor perhubungan, akan ada laporan terkait pembangunan transportasi selama sepuluh tahun terakhir. Apa saja yang dibangun dan bagaimana pemanfaatannya sejauh ini? Bagaimana pula nilai ekonomi yang tercipta dari infrastruktur tersebut?
Kementerian Perhubungan akan memaparkan capaian 10 tahun kinerja Kementerian Perhubungan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam sebuah forum di Jakarta. Capaian-capaian ini akan dibandingkan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.
Dalam acara yang diselenggarakan secara hibrida itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan memaparkan sejumlah pembangunan transportasi. Budi juga akan menjelaskan manfaat yang dirasakan masyarakat atas infrastruktur yang telah terbangun.
Ada pula artikel tentang industri komik. Keberadaan komik, minimal di Indonesia, sudah berlangsung lama. Gaungnya selama ini timbul tenggelam. Toh komunitas komik tidak pernah ada matinya. Apalagi, belakangan, industri komik seperti mendapatkan napas baru seiring moncernya industri kreatif.
Ada pula laporan terkait pemilihan umum 2024 dari perspektif transparansi dan ekonomi. Berangkat dari hak masyarakat untuk tahu ”dalaman” para kandidat presiden dan wakil presiden, harian Kompas akan menghadirkan sebuah artikel yang menantang komitmen para kandidat pada isu transparansi.
Setiap kandidat, misalnya, memiliki potensi konflik kepentingan. Hal ini perlu diketahui masyarakat. Di bidang apa saja potensi konflik kepentingan itu tersebar? Dengan ini, masyarakat bisa mengawasi kebijakan kandidat manakala terpilih. Lewat cara apa mekanisme transparansi ini dibuka, tunggu laporannya.
Selain itu, ada juga kajian menarik tentang sektor-sektor apa saja yang berdaya saing kuat dalam 1-2 tahun ke depan. Kajian yang dirilis tim ekonomi Bank Mandiri ini, antara lain, memperkirakan, telekomunikasi, jasa kesehatan, hilirisasi, dan kawasan industri, akan memiliki daya saing kuat ke depan.