2023, Warganet Paling Penasaran soal Mengapa Harus Belajar Iptek
Terdapat delapan kategori topik yang paling banyak ditelusuri di mesin pencari Google sepanjang tahun 2023. Selain kategori mengapa, terdapat kategori apa, berita, film/serial TV, lirik lagu, olahraga, siapa, dan resep.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertanyaan mengenai mengapa harus menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi penelusuran paling banyak dilakukan oleh warganet Indonesia sepanjang tahun 2023 di mesin pencari Google. Fenomena ini diduga disebabkan maraknya peluncuran kecerdasan buatan yang dilakukan perusahaan teknologi raksasa sejak awal tahun.
”Kami percaya minat masyarakat Indonesia terhadap teknologi semakin tinggi. Mereka juga ingin mengetahui cara memanfaatkan teknologi dengan benar,” ujar Communication Manager Google Indonesia Feliciana Wienathan saat mengumumkan Year in Search 2023 untuk Indonesia, Senin (18/12/2023), di Jakarta.
Pertanyaan ”mengapa kita harus menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi” menduduki peringkat pertama penelusuran paling populerdi mesin pencari Google untuk kategori ”mengapa”. Sementara pertanyaan ”mengapa teknologi harus digunakan dengan bijaksana”, yang juga masuk kategori penelusuran sama dan berbau teknologi, menempati urutan kelima terbanyak.
Menurut Feliciana, seiring berjalannya waktu, warganet Indonesia cenderung suka mengetikkan kalimat, bukan hanya kata, yang ingin ditelusuri di mesin pencari Google. Ada pula warganet Indonesia yang sampai mengetikkan paragraf di mesin pencari Google.
Sepanjang tahun, bagi Google, terdapat sejumlah terobosan yang patut dikenang. Pada awal 2023, secara global, Google mengumumkan peluncuran Bard, teknologi kecerdasan buatan generatif. Kemudian, Google merilis Bard yang mampu berbahasa Indonesia pada pertengahan tahun 2023.
Belum lama ini, Google juga merilis teknologi kecerdasan buatan terbaru yang diberi nama Gemini AI. Produk ini diklaim memiliki kemampuan penalaran yang canggih, berpikir tepat, dan hati-hati ketika menerima pertanyaan sulit.
”Penelusuran yangtrendingselama satu tahun bisa dikatakan merefleksikan topik yang paling banyak dibicarakan dan evolusi budaya di masyarakat,” ujar Feliciana.
Google sebenarnya membagi delapan kategori topik yang paling banyak ditelusuri di mesin pencari Google sepanjang tahun 2023. Selain kategori mengapa, terdapat kategori apa, berita, film/serial TV, lirik lagu, olahraga, siapa, dan resep.
Sebagai contoh, pada kategori ”apa”, salah satu istilah yang paling banyak ditelusuri adalah ”AI”. Ini berarti ada kesinambungan dengan pencarian pada kategori ”mengapa”.
Istilah lain yang populer adalah scena (singkatan dari sua, cengkerama, dan kelana), cuaks (kebodohan),pick me(sebutan bagi orang yang berusaha dilirik), dancatcalling(pelecehan menyerang atribut seksual).
Pada kategori-kategori lain disebut Google lebih bernuasa budaya pop. Misalnya, olahragapound fitatau jenis olahraga kardio yang dilakukan dengan gerakan layaknya bermain drum menggunakan stik termasuk menempati urutan kelima topik olahraga banyak dibicarakan.
Adapun seblak rafael termasuk resep masakan yang menduduki peringkat pertama. Resep ini bukan hanya coba dimasak ulang oleh warga biasa, melainkan juga oleh selebriti. Pencetusnya, yaitu penyanyi Rafael Tan, juga kebanjiran pemesanan seblak.
”Saya tidak menyangka seblak yang saya buat menjadi viral. Lalu, masyarakat mencoba memasak ulang (recook). Ini adalah berkah bagi saya dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah),” kata Rafael yang hadir bersamaan dengan pengumuman Year in Search 2023 untuk Indonesia.
Managing Partner Inventure Yuswohady mengatakan, memahami konsumen dapat melalui pendekatan demografis, psikografis, dan perilaku. Demografis berkaitan dengan kependudukan. Psikografis terkait dengan gaya hidup dan pola pikir. Adapun perilaku menyangkut cara konsumen memilih produk.
Pengumuman penelusuran populer di mesin pencari Google ataupun topik-topik viral di media sosial lain mencerminkan perilaku konsumen yang sudah terjadi. Pengumuman seperti itu biasanya lebih tajam memprediksi perilaku konsumen pada masa depan.
”Bagi orang pemasaran, pengumuman seperti itu membantu memahami konsumen. Walaupun saat ini sudah berkembang adopsi kecerdasan buatan untuk praktik pemasaran, hal-hal yang sedang ditelusuri di mesin pencari Google tetap menjadi bahan yang relevan bagi pemasar,” katanya.