Lebih Adem, Pemilu Diprediksi Baru Berdampak ke Sektor Wisata Tahun Depan
Okupansi hotel diprediksi akan terkerek karena pemilu akan dilaksanakan di luar musim berlibur (”low season”), sekitar pertengahan Januari-Februari 2024.
JAKARTA, KOMPAS — Masa kampanye pemilihan umum atau pemilu belum berpengaruh terhadap dinamika kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau MICE serta bisnis perhotelan. Pada akhir tahun, dinamika industri pariwisata masih banyak dipengaruhi aktivitas Natal dan Tahun Baru. Okupansi hotel diprediksi baru akan terkerek jelang pemilu sekitar pertengahan Januari-Februari 2024. Mobilitas penduduk diprediksi meningkat saat pesta demokrasi berlangsung.
Kepala Badan MICE Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2015-2020 Budiarto Linggowijono berpendapat, saat ini dampak pemilu belum terasa meski sekitar dua bulan lagi pemungutan suara dilakukan. Euforianya pun berbeda dengan Pemilu 2019 lalu.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Dulu, rivalitas dan pengelompokan kontestan terasa keras karena hanya ada dua pasang calon presiden dan wakil presiden. Hal ini tak terjadi lagi pada Pemilu 2024. ”Ada tiga pasangan calon dan konfigurasi partai yang menyebar itu diharapkan MICE, menghasilkan entah satu atau dua putaran. Kondisi tak sekeras 2019 lalu,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (8/12/2023).
Situasi sekarang, ujar Budiarto, lebih kondusif dibanding Pemilu 2019. Helatan pesta demokrasi yang telah terjadwal lima tahunan ini tak mengganggu industri MICE. Apalagi, acara-acara dalam industri ini juga sudah disusun minimal setahun sebelumnya.
Baca juga: Pengusaha Ingatkan Pemilu Krusial untuk Raih Indonesia Maju 2045
Sejauh ini, para pelaku penyelenggara acara (EO) serta pusat-pusat pameran telah memiliki pasar yang tetap. Kegiatan dilakukan rutin dapat menyesuaikan dengan jadwal pemilu. Penikmat pameran dan massa kampanye membedakan pasar MICE dan politik sebab keduanya memiliki peminatan yang tak sama.
Slot ruang khusus pameran dan ruang kampanye yang cenderung ada di luar ruang itu berbeda. Budiarto meyakini, kedua kegiatan ini tak akan menjadi kanibal bagi satu sama lain.
Baca juga: Netral dalam Pilpres, Kadin Usung Politik Kesejahteraan
Bisnis perhotelan
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengemukakan, Pemilu 2024 tak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan bisnis sektor perhotelan. Okupansi dan kinerja sektor perhotelan tak banyak terkerek walau berbagai kegiatan berhubungan dengan pemilu diadakan di hotel.
”Di Jakarta mungkin agak rutin, tapi tidak dengan di daerah lain. Enggak bisa dipukul rata, imbasnya enggak terlalu signifikan,” katanya.
Kegiatan-kegiatan dengan massa justru lebih banyak dilakukan di lapangan atau luar ruang. Oleh karena itu, pesta demokrasi berdampak minim bagi performa perhotelan. Potensi peningkatan hanya pada daerah-daerah yang difokuskan partai politik (parpol) untuk melakukan konsolidasi, seperti rapat kerja nasional.
Selama ini, industri perhotelan nasional banyak ditopang kegiatan pemerintah. Namun, kegiatan-kegiatan itu masih berfokus di Kalimantan, Jawa, dan Bali. Pola yang tak merata ini memberatkan daerah-daerah lain untuk berkembang.
Baca juga: Pengusaha Berharap Pemilu Tanpa Gejolak
Senada dengan Maulana, Ketua PHRI DKI Jakarta Sutrisno Iwantono mengatakan, sejauh ini belum ada perubahan signifikan keterisian kamar dan ruang acara walau beberapa hotel digunakan untuk konsolidasi. Namun, diprediksi trennya akan meningkat jelang Tahun Baru di masa libur Natal dan Tahun Baru.
Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung mengatakan, pihaknya optimistis tetap akan banyak event yang dihelat pada tahun 2024. ”Saat ini tercatat 10 agenda event yang akan dihelat tahun 2024, dan angka ini masih akan terus bertambah,” katanya.
Pihaknya berupaya mengantisipasi agar jadwal acara tak bebarengan dengan agenda Pemilu 2024. Harapannya, euforia masyarakat masih terjaga untuk mengikuti acara yang diadakan.
Wisata politik
Meskipun saat ini bisnis hotel dan MICE belum terlalu signifikan terpengaruh aktivitas pemilu, pemerintah meyakini pesta demokrasi dapat mendongkrak industri pariwisata. Hal ini didukung pergerakan wisatawan nusantara yang diprediksi meningkat.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu mengatakan, pergerakan wisatawan mengikuti jadwal-jadwal kampanye berbagai parpol. Hal ini berkontribusi signifikan terhadap pergerakan wisatawan nusantara.
”Saat kampanye banyak kearifan lokal yang muncul ke permukaan. Banyak talenta dan event yang bermunculan. Partai-partai kontestan itu berusaha mengakuisisi penggemar,” ujarnya.
Baca juga: Investor ”Wait and See”, Gagasan Ekonomi Kandidat Capres Dinanti
Okupansi hotel diprediksi terkerek karena pemilu akan dilaksanakan di luar musim berlibur (low season), sekitar pertengahan Januari-Februari 2024. Pesta demokrasi dinilai dapat mengisi kekosongan itu.
Mobilitas penduduk yang tinggi hingga disebut ”wisata politik” ini diperkirakan menjadi momen Pemilu 2024 yang menarik bagi Indonesia. Antusiasme generasi milenial dan Z tinggi dalam hajatan kali ini.
Menurut pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Chusmeru, Pemilu 2024 dapat menguntungkan berbagai pihak. Salah satunya sektor akomodasi yang meraup rezeki karena kedatangan calon presiden dan wakilnya akan diikuti dengan tim sukses beserta rombongannya.
Sektor transportasi juga diprediksi akan makin ramai, begitu pula industri kecil penyedia atribut kampanye, antara lain sablon bendera dan kaus parpol. Pelaku seni dan budaya daerah juga terciprat efek positif.
”Momentum Pemilu 2024 ini sepertinya memang menggairahkan kalau dikaitkan dengan sektor pariwisata. Alhasil, 2024, katakanlah, bisa kita sebut sebagai wisata politik dalam momen pemilu ini,” kata Chusmeru.
Baca juga: Bisnis Sektor Tertentu Berpeluang Melonjak karena Pemilu 2024