Salah satu sistem pembayaran nontunai nirsentuh yang tengah diuji coba adalah metode ”multi lane free flow” di Jalan Tol Bali-Mandara. Sistem ini sudah diuji coba sejak November dan rencananya dimulai Maret 2024.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sistem pembayaran gerbang tol menggunakan kartu menurut rencana akan dihapuskan secara perlahan mulai 2024 dan diganti dengan pembayaran nontunai nirsentuh. Dengan sistem ini, pembayaran jalan tol akan tercatat langsung melalui satelit sehingga pengendara tidak perlu berhenti untuk tap kartu di gerbang tol. Selain mengurangi kepadatan, pengelola jalan tol juga bisa memperoleh data real time jumlah kendaraan dan identifikasi pengendara di jalan tolnya.
Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Unsur Pemangku Kepentingan, R Sony Sulaksono Wibowo, mengatakan, arah pengembangan sistem pembayaran di gerbang tol memang akan bergerak ke metode nontunai nirsentuh dan menggantikan sistem pembayaran dengan kartu.
”Ini lompatan teknologi. Seperti halnya dulu pembayaran dengan tunai di gerbang tol yang kini berubah dengan kartu,” ujar Sony yang dihubungi, Rabu (6/12/2023).
Salah satu sistem pembayaran nontunai nirsentuh yang tengah diujicobakan adalah metode multi lane free flow (MLFF) di Jalan Tol Bali-Mandara. Sistem ini sudah mulai diuji coba pada pekan kedua November lalu dan pada 12 Desember 2023 hingga Januari 2024 untuk peluncuran uji coba terbatas, khususnya bagi kendaraan pegawai pemerintah. Menurut rencana, sistem ini secara perlahan akan mulai diterapkan di jalan tol Indonesia pada Maret 2024.
Secara sederhana, lanjut Sony, cara kerja MLFF adalah dengan memanfaatkan teknologi satelit untuk mengidentifikasi kendaraan yang melaju di jalan tol melalui ponsel pengendara. Sebelumnya pengendara perlu menginstal terlebih dahulu aplikasi Cantas di ponselnya.
Satelit ini mendeteksi keberadaan kendaraan dari aplikasi Cantas yang akan mencatat transaksi nontunai nirsentuh ini. Saat kendaraan keluar tol, sistem di aplikasi akan mengalkulasi tarif dan langsung memotong saldo pengendara.
Dengan diimplementasikannya sistem ini, pengendara tidak lagi perlu berhenti untuk pembayaran tol sehingga kendaraan dapat terus berjalan seperti biasa. Dampaknya, tidak ada lagi antrean di gerbang tol serta mempersingkat waktu tempuh dan efisien.
Perbedaan antara pembayaran menggunakan kartu dan teknologi MLFF terletak pada cara transaksi dilakukan. MLFF memungkinkan transaksi tol terjadi dalam kecepatan normal tanpa sentuhan fisik, sedangkan E-Toll menggunakan kartu uang elektronik yang perlu ditempelkan pada gerbang tol.
Meskipun keduanya merupakan pembayaran tanpa uang tunai, MLFF mengklaim mengurangi waktu transaksi menjadi 0 detik karena tidak perlu berhenti di gerbang tol dan membuka jendela untuk menempelkan kartu E-Toll.
Sony menjelaskan, apabila sudah benar-benar bisa menerapkan sistem pembayaran nontunai nirsentuh itu, pengelola jalan tol bisa memiliki data real time mengenai jumlah kendaraan dan siapa saja pemilik kendaraan itu yang melintas di jalan.
Dengan mengetahui persis jumlah kendaraan, pengelola jalan tol bisa mengambil tindakan yang tepat untuk mengatur kepadatan arus lalu lintas di jalan. Pengelola jalan tol bisa menerapkan sistem tarif dinamis, yaitu memberlakukan tarif tinggi saat jalan tol padat agar jadi disinsentif pengemudi masuk, tetapi bisa menerapkan tarif rendah saat jalan tol lengang.
Selain itu, sistem basis data ini akan mempermudah identifikasi dan evakuasi seandainya terjadi kecelakaan lalu lintas sehingga pemilik kendaraan tersebut bisa segera terdeteksi.
”Jadi bukan hanya soal menghilangkan antrean kendaraan, tetapi ada manfaat lainnya yang pasti meningkatkan layanan operasi jalan tol,” ujar Sony.
Persiapan matang
Menurut dia, untuk berpindah menggunakan metode nontunai nirsentuh, perlu persiapan yang matang dari sisi teknis penyelenggara jalan tol dengan sosialisasi luas ke masyarakat. Seperti halnya saat penerapan mengubah sistem bayar tunai dengan nontunai kartu tol. Hal ini memerlukan proses yang panjang agar proses pembayaran di gerbang tol tetap lancar.
Dari sisi teknis persiapan, lanjut Sony, perlu disiapkan dan dirapikan dahulu basis data pemilik kendaraan dan dokumen kendaraannya. Ini agar satelit bisa mendeteksi dan mengidentifikasi secara tepat kendaraan yang melewati gerbang tol sehingga saldo uang nontunainya bisa terpotong otomatis dari rekening secara tepat.
Mengenai rencana beralih ke metode pembayaran nontunai nirsentuh dan uji coba MLFF di Jalan Tol Bali-Mandara, Jasa Marga selaku pengelola jalan tol itu siap berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana mengatakan, Jasa Marga terus melakukan pembahasan uji coba ini bersama BPJT dan Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI). Lisye menjelaskan, MLFF diharapkan bisa meningkatkan layanan kepada pengguna jalan tol untuk mewujudkan sistem transaksi yang aman dan nyaman.
”Apabila ditanya Jasa Marga sebagai operator jalan tol, kami prinsipnya masih terus melakukan pembahasan dengan BPJT dan ATI terkait penerapannya,” ujar Lisye, Senin.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, uji coba MLFF ini adalah transisi, seperti halnya dulu beralih dari transaksi tunai menjadi nontunai dengan tapping kartu tol pasti membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan masyarakat.
”Teknologinya pasti sudah siap. Tantangannya bagaimana implementasinya kepada masyarakat. Saya optimistis proses ini akan berjalan lancar. Ini proses untuk lebih maju dengan memanfaatkan teknologi," ujar Basuki saat meninjau uji coba MLFF, akhir November lalu.
Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian mengatakan, proses transisi penerapan MLFF diharapkan dapat berjalan dengan cepat. ”Makin cepat makin bagus, tetapi harus kita evaluasi simulasi pelaksanaannya. Perlahan kita hapus penggunaan tapping, tetapi saat ini masih hibrid antara MLFF dan tapping,” ujarnya.
Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Triono Junoasmono mengatakan, untuk uji coba transisi MLFF pada tahap awal hanya akan diberlakukan di lajur 4 Gerbang Tol Ngurah Rai dan baru akan mulai diterapkan di seluruh lajur gerbang tol pada Maret 2024.
”Uji coba telah dimulai sejak minggu kedua November 2023 dan akan terus disempurnakan kesiapan alat dan simulasinya. Direncanakan mulai 12 Desember 2023 hingga Januari 2024 untuk peluncuran uji coba terbatas, khususnya bagi kendaraan pegawai pemerintah,” kata Triono.