Incar Pasar RI, Tiktok Ingin Investasi di Tokopedia
Tiktok sedang dalam pembicaraan untuk berinvestasi ke salah satu unit GoTo Group di Indonesia, yakni Tokopedia.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Raksasa teknologi China, ByteDance Ltd, tak henti mengincar pasar e-dagang Indonesia. Setelah sejumlah usaha dilakukan, mulai dari pengajuan izin alat pembayaran di Bank Indonesia hingga social commerce, kini korporasi itu menjajaki investasi di Tokopedia.
Tiktok, aplikasi media sosial yang tengah berekspansi ke bisnis e-dagang, tengah menjajaki investasi ke Tokopedia melalui GoTo Group. Langkah korporasi milik raksasa teknologi asal China, ByteDance Ltd, ini antara lain untuk mengembangkan bisnis e-dagang di pasar Indonesia yang diperkirakan akan menguasai 40 persen pasar e-dagang Asia Pasifik dalam beberapa tahun mendatang.
Tiktok, aplikasi media sosial yang tengah berekspansi ke bisnis e-dagang, tengah menjajaki investasi ke Tokopedia melalui GoTo Group.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, seusai konferensi pers Cerita Nusantara, Kamis (23/11/2023), di Jakarta, menyatakan, Tiktok Shop, yang tutup pada 4 Oktober 2023, berpotensi akan kembali buka di Indonesia, baik buka sendiri maupun kerja sama investasi.
Sejauh ini, menurut Teten, Tiktok sudah menjajaki investasi di tiga perusahaan. Ketiganya meliputi Tokopedia, Bukalapak, dan CT Corp. Untuk detailnya, dia mengaku belum tahu.
Bloomberg, Rabu (22/11/2023), mengabarkan Tiktok sedang dalam pembicaraan untuk berinvestasi ke salah satu unit GoTo Group di Indonesia. Salah satu poin pembicaraan adalah bahwa Tiktok ingin coba memulai kembali toko daringnya di Indonesia.
Sumber Bloomberg mengatakan, perusahaan itu sedang mengerjakan potensi berinvestasi pada unit e-dagang GoTo, yaitu Tokopedia, yang dapat diselesaikan dalam beberapa minggu mendatang. Daripada melakukan investasi langsung, kesepakatan kedua perusahaan dapat berbentuk usaha patungan.
Daripada melakukan investasi langsung, kesepakatan kedua perusahaan dapat berbentuk usaha patungan.
Diskusi juga membahas langkah bersama membangun platform e-dagang baru. Rencana ini diduga dirancang untuk mengatasi hambatan peraturan dan memungkinkan Tiktok menghidupkan kembali layanan belanja daring di Indonesia, pasar e-dagang terbesar di Asia Tenggara.
Analis JPMorgan, Henry Wibowo, mengatakan, jika pembicaraan yang dilaporkan menghasilkan kesepakatan yang disetujui oleh regulator, Tiktok bisa mengatasi hambatan peraturan dan memulai kembali bisnis e-dagang di Indonesia. Ini akan mengubah lanskap belanja daring di Indonesia.
Kompas berusaha mengonfirmasi kabar itu kepada Tiktok Indonesia ataupun GoTo. Keduanya masih enggan memberikan komentar.
Dari joget
Tiktok awalnya adalah pelantar video orang berjoget. Seiring dengan masifnya jumlah orang dari banyak negara yang berkerumun di dalamnya, Tiktok mengembangkan bisnisnya. Di antaranya adalah sebagai pengumpul aset dan platform e-dagang.
Dilaporkan Reuters pada Jumat (4/8/2023), Tiktok sedang menjajaki pengurusan izin alat pembayaran ke Bank Indonesia (BI). Penjajakan itu bagian dari upaya Tiktok ikut menikmati pasar e-dagang yang ditaksir bernilai 362 miliar dollar AS pada 2023-2025.
Lembaga kajian pasar RedSeer menyebutkan, Indonesia akan menjadi pemain besar e-dagang Asia Pasifik. Hingga 40 persen transaksi e-dagang Asia Pasifik dalam beberapa tahun mendatang diperkirakan akan terjadi di Indonesia.
Indonesia akan menjadi pemain besar e-dagang Asia Pasifik. Hingga 40 persen transaksi e-dagang Asia Pasifik dalam beberapa tahun mendatang diperkirakan akan terjadi di Indonesia.
Pada September 2023, Indonesia mulai heboh dengan social commerce yang mulai dikembangkan Tiktok di Indonesia. Namun, pemerintah melarang praktik social commerce melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik yang diundangkan pada 26 September 2023.
Selanjutnya, Tiktok menyatakan tidak akan memfasilitasi transaksi jual-beli barang dalam Tiktok Shop Indonesia per 4 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB. Dalam keterangan resminya, Selasa (3/10/2023), Tiktok mengatakan, prioritas utama perusahaan adalah menghormati serta mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Tiktok akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia terkait dengan langkah dan rencana perusahaan mendatang.
Menutup monopoli
Teten Masduki pada salah satu kesempatan di Jakarta, Kamis (28/9/2023), menyampaikan, kebijakan pemisahan social commerce dengan e-dagang bukan untuk menutup akses para pedagang untuk melakukan promosi melalui media sosial, melainkan untuk mengatur agar tidak terjadi monopoli pasar.
Melalui regulasi yang memisahkan tersebut, kata Teten, pemerintah ingin menghadirkan kesetaraan dalam lapangan berbisnis. Sebab, jika tidak demikian, monopoli pasar dapat menggerus para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama mereka yang belum terhubung dengan sistem digital.
Situasi ini buruk bagi perekonomian domestik, mulai dari UMKM yang kalah bersaing hingga tekanan pada transaksi berjalan.
Ia juga menyampaikan kekhawatiran atas pesatnya aspek perdagangan di e-dagang yang tidak diimbangi dengan tumbuhnya sisi produksi. Ini membuka ruang impor besar-besaran produk-produk konsumtif. Situasi ini buruk bagi perekonomian domestik, mulai dari UMKM yang kalah bersaing hingga tekanan pada transaksi berjalan.
Direktur Ekonomi Digital di Center of Economic and Law Studies Nailul Huda berpendapat, Tiktok memiliki ekosistem digital yang besar sehingga mempunyai peluang tinggi jika membuka layanan apa pun, termasuk e-dagang. Ini terbukti, sebelum Tiktok Shop tutup, nilai transaksinya mampu melampaui nilai transaksi dari Bukalapak dan Lazada, tetapi masih di bawah Shopee dan Tokopedia.
Nailul menambahkan, persaingan bisnis e-dagang di Indonesia sangat ketat. Ini menyebabkan sejumlah pemain lokapasar bertumbangan, di antaranya Rakuten, Jd.id, dan Blanja. Salah satu penyebabnya ialah rebutan pendanaan.
Kesepakatan dengan Tiktok bisa berisiko karena akan membantu pesaing ritel daring terbesarnya untuk tetap beroperasi di Indonesia.
Analis Citigroup, Ferry Wong, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Bloomberg, menilai, bagi GoTo, kesepakatan dengan Tiktok bisa berisiko karena akan membantu pesaing ritel daring terbesarnya untuk tetap beroperasi di Indonesia.
Namun, di sisi lain, kerja sama itu bisa memberikan GoTo mitra media sosial global yang kuat dalam sebuah perjanjian yang dapat meningkatkan volume belanja dan pembayaran bagi kedua perusahaan.