Dari China hingga AS, Berikut Deretan Raksasa yang Sasar Proyek IKN
Otorita IKN telah menerima 133 LoI dari calon investor asing dari berbagai belahan bumi. Tiga di antaranya ternyata telah menyelesaikan studi kelayakan dan siap memulai proyek mereka di IKN.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F02%2Ffcb52276-155d-40f1-a609-be993eac7fb7_jpg.jpg)
Peserta Kompas100 CEO Forum Powered by PLN berada di kawasan pembangunan Kantor Kepresidenan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Kamis (2/11/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah investor luar negeri yang berpotensi menanamkan modal mereka di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, terus bertambah. Beberapa di antaranya tidak sekadar menyatakan minat, tetapi juga telah sampai pada tahap penyelesaiaan studi kelayakan.
Hingga Senin (20/11/2023) malam, terdapat 305 surat pernyataan minat (letter of intent/LoI) yang diterima Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Dari 305 LoI tersebut, sebanyak 172 LOI berasal dari investor domestik dan 133 LoI berasal dari pihak asing.
Singapura menjadi negara asal investor dengan minat tertinggi dengan 27 LoI, disusul Jepang (25 LoI), Malaysia (19 LoI), China (19 LoI), Korea Selatan (9 LoI), Amerika Serikat (7 LoI), Finlandia (3 LoI), Spanyol (3 LoI), Uni Emirat Arab (2 LoI), Thailand 2 (LoI), Jerman (2 LoI), dan negara lainnya (18 LoI).
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono mengatakan, saat ini ada dua perusahaan asal Malaysia dan satu perusahaan asal China yang beberapa langkah lagi akan mengerjakan proyek di IKN menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
Calon investor mesti melalui tujuh tahapan sebelum mencapai tahapan kesepakatan untuk dapat memulai berinvestasi di IKN.
Satu perusahaan asal China adalah CITIC Construction yang merupakan anak usaha dari konglomerasi investasi Citic Group di sektor konstruksi. Perusahaan ini akan membangun 60 tower hunian dinas untuk aparat di bidang pertahanan dan keamanan serta untuk aparatur sipil negara (ASN) Kementerian Pertahanan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F10%2F30%2F5facb848-7bc7-4c5a-8b44-88dc70e965ff_jpg.jpg)
Pengerjaan berbagai bangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (30/10/2023). Pada Juli 2024 Gedung Istana, lapangan upacara, dan infrastruktur jalan dalam kawasan IKN ditargetkan selesai dan fungsional 100 persen.
Berdasarkan informasi dari situs resminya, CITIC Construction adalah perusahaan jasa teknik terintegrasi yang menyediakan layanan manajemen dan rekayasa pada proyek konstruksi dan infrastruktur. Portofolio Citic Construction berada di berbagai penjuru dunia mencakup Eropa, Afrika, Amerika Latin, dan Asia Tengah dengan berbagai proyek di sektor konstruksi, energi, pertanian, dan konservasi lingkungan.
Selain CITIC Construction, terdapat dua perusahaan asal Malaysia, yakni IJM Construction dan Maxim, masing-masing akan membangun 20 tower dan 10 tower hunian dinas untuk ASN. ”Jadi, ketiga investor asing yang sudah masuk di sektor hunian bahkan sebagian mereka sudah menyelesaiakan studi kelayakan,” kata Agung.
Sebagai informasi, calon investor mesti melalui tujuh tahapan sebelum mencapai tahapan kesepakatan untuk dapat memulai berinvestasi di IKN. Pertama adalah penyerahan LoI yang kemudian dilanjutkan dengan tinjauan dan penilaian sektor skala prioritas. Setelah itu, tahap ketiga adalah one-on-one meeting antara calon investor dan pemangku kebijakan, dalam hal ini adalah pemerintah atau Otorita IKN.

Update Jumlah LoI untuk Nusantara
Selanjutnya tahap keempat adalah penyerahan surat konfirmasi dari calon investor yang kemudian akan dibalas di tahap kelima dengan surat tanggapan dari Otorita IKN kepada investor. Setelah itu, dilanjutkan ke tahap keenam, yakni perjanjian kerahasiaan dan permohonan kontrak perjanjian kerahasiaan (NDA) sebelum akhirnya investor melakukan studi kelayakan di tahap ketujuh.
Agung menegaskan, masuknya tiga investor asing ini membuktikan bahwa proyek IKN tidak hanya berhasil menarik investor domestik, tetapi juga internasional. Namun, ia belum bisa memberkan kepastian kapan proyek dimulai karena skema KPBU memerlukan pembahasan dengan Kementerian Keuangan dan juga proses lelang.
”Karena ini skemanya KPBU, ini akan dilakukan pengadaan atau lelang. Yang kalau tidak ada peminat yang menyamai mereka, maka meraka langsung dipilih untuk kemudian melakukan groundbreaking,” kata Agung.
Baca juga: Presiden Optimistis Investor Asing Bakal Masuk ke IKN
Perusahaan teknologi
Selain telah mengikat raksasa konstruksi dari China, Otorita IKN juga telah berhasil membuat kesepakatan dengan empat raksasa teknologi informasi asal Amerika Serikat, yakni Microsoft, Autodesk, Cisco, serta Environmental System Research Institute (ESRI), yang telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk turut terlibat dalam membangun IKN menjadi kota pintar.
Microsoft direncanakan dapat berpartisipasi dalam proses transformasi digital di IKN. Dengan percepatan transformasi digital, peningkatan produktivitas dan daya saing dapat dicapai melalui penyediaan pelayanan yang lebih cepat, mudah, dan efisien.
Microsoft akan menyasar proyek transformasi digital IKN melalui pengembangan solusi kota cerdas dalam berbagai aspek pengelolaan kota, pengembangan infrastruktur digital pusat data dan komputasi awan yang aman dan berketahanan, serta peningkatan inisiatif pendidikan literasi digital dan keterampilan komputer bagi masyarakat.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F02%2F583a1c47-7a32-4ae2-be43-4c03b56940e9_jpg.jpg)
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat acara dialog Kompas100 CEO Forum Powered by PLN di kawasan glamping Ibu Kota Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (2/11/2023).
Autodesk direncanakan akan membantu Otorita IKN meningkatkan kinerja perencanaan kota melalui visualisasi, optimasi, simulasi perencanaan gedung, simulasi pembangunan ruang publik, dan simulasi perencanaan infrastruktur yang meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dalam pengelolaan proyek pembangunan.
Meski belum dapat mengelaborasi soal nilai investasinya, perusahaan-perusahaan teknologi AS diyakini akan sangat berperan membantu Otorita IKN dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan kota.
Adapun ESRI berpartisipasi dalam mengembangkan teknologi analitik berbasis spasial. Teknologi tersebut dimanfaatkan untuk pemetaan, pemantauan, penginderaan jauh, dan pengelolaan data spasial. Teknologi informasi geospasial tersebut dapat membantu Otorita IKN soal perencanaan tata ruang dan pertanahan IKN.
Terakhir, Cisco direncanakan akan berpartisipasi dalam instalasi perangkat kota cerdas. Seperti pengembangan jaringan teknologi sensor dan internet of things (IoT) bagi pengumpulan, pengiriman, serta pemanfaatan data dan informasi di lapangan dalam proses pengembangan sarana dan prasarana di IKN.
”Meski kami belum dapat mengelaborasi soal nilai investasinya, yang jelas keempat perusahaan teknologi akan sangat berperan membantu Otorita IKN dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan kota,” ujar Agung.
Secara terpisah, Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan, Otorita IKN juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Stanford Doerr School of Sustainability, Stanford University, untuk membangun pusat riset mengenai pengembangan kawasan urban secara berkelanjutan bertaraf internasional di IKN.
Baca juga: Potensi Investasi IKN Dinilai Besar
Pembangunan pusat riset itu direncanakan akan dilakukan sekitar Januari atau Februari 2024. Bambang mengatakan, Otorita IKN menyediakan lahan seluas 3 hektar di kawasan inti IKN. Gedung pusat riset itu akan dibangun oleh para alumnus Stanford di Indonesia. Stanford kemudian yang mengisinya dengan aktivitas riset di sana.
”Baik peneliti dari Indonesia maupun peneliti dari Stanford nanti akan berinteraksi meneliti di sana,” ujarnya.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F02%2F4bc04a3f-ae93-4fbf-a9c4-e8bd5f34fa65_jpg.jpg)
Aktivitas pekerja di proyek pembanguna kawasan Ibu Kota Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (2/11/2023).
Hambatan investasi
Bambang menambahkan, tahun politik yang akan bergulir pada 2024 tidak akan menjadi rintangan yang dapat menghambat masuknya investor untuk menggarap proyek-proyek di IKN. Investor dinilai tidak terlalu melihat dan mengalkulasi tahun politik karena semuanya sudah terukur.
Meski begitu, Direktur Eksekutif Center of Reform of Economics (CORE) Mohammad Faisal mengingatkan bahwa menarik investasi pada proyek yang sifatnya membuka lahan baru seperti pengembangan IKN bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, faktor kelayakan baik secara finansial maupun nonfinansial pada sebuah proyek selalu menjadi pertimbangan utama investor dalam menyuntikkan dana mereka.
”Kondisinya berbeda dengan investasi smelter di sektor pertambangan atau investasi di sektor manufaktur misalnya yang lebih mudah mengalkulasi tingkat keuntungan,” ujarnya.
Selain itu, dia menilai, konsistensi kebijakan dan kecepatan pembangunan turut diperhatikan. Pasalnya, membangun sebuah kota dari nol tak dapat dilakukan dalam jangka pendek. ”Artinya, imbal hasil para investor juga baru terjadi dalam waktu puluhan tahun,” ujarnya.