Pembangunan Mandalika sebagai destinasi wisata dinilai berada pada koridor yang tepat. Destinasi yang dikenal karena sirkuitnya tersebut mulai menampilkan atraksi lainnya.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
Pemandangan elok ke arah laut dari atas Tikungan 10 SirkuitMandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (14/2/2022). Pemandangan seperti ini bisa disaksikan oleh penonton dari atas Bukit 360 Derajat yang sekarang sedang dibangun observation deck untuk pemegang tiket VVIP. Mandalika akan menjadi lokasi balapan MotoGP seri Indonesia, pada 18-20 Maret.
Pemerintah telah menetapkan 20 kawasan ekonomi khusus atau KEK sebagai wadah investasi. Harapannya, daerah yang menyandang status ini dapat mendongkrak perekonomian daerah dan nasional. Seluruh KEK ini terbagi atas dua sektor, yakni industri dan pariwisata.
Salah satu KEK yang banyak mendapat sorotan adalah Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Daerah ini dikenal karena kerap mengadakan ajang balap motor bergengsi, seperti Superbike atau WSBK dan MotoGP.
Sirkuit Mandalika sepanjang 4,31 kilometer (km) itu jadi ikon pariwisata. Banyak masyarakat yang mengenal Mandalika hanya sebagai sirkuit, bukan suatu kawasan wisata dengan luas hampir 1.200 hektar.
Hal ini diakui Deputi Bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet Satya Bhakti Parikesit di Jakarta, Jumat (16/11/2023) pekan lalu. Mandalika banyak dikenal masyarakat karena sirkuitnya, bukan suatu destinasi kawasan baru.
Menanggapi hal ini, Direktur Pengembangan Bisnis PT Pengembangan Pariwisata Indonesia Ema Widiastuti mengatakan, sirkuit sebagai penarik kerumunan awal dunia olahraga. Namun, akan ada tambahan kluster olahraga yang diinvestasikan di Mandalika.
”Sebenarnya ada tiga jenis komponen (atraksi, akomodasi, retail) di sana yang bisa dikembangkan sebagai eco-tourism. Area itu ditujukan untuk adventure, dengan branding-nya sebenarnya olahraga, distrik wisata hiburan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (10/11/2023) pekan lalu.
KOMPAS/YOSEPHA DEBRINA R PUSPARISA
Direktur Pengembangan Bisnis PT Pengembangan Pariwisata Indonesia Ema Widiastuti saat ditemui di Jakarta, Jumat (10/11/2023).
Sirkuit sebenarnya hanya salah satu penunjang olahraga. Namun, pihaknya akan mengembangkan pilar atraksi untuk mendukung sektor pariwisata olahraga ini.
Menurut rencana, pengembang akan berupa pembangunan pacuan kuda, paddle tennis berkelas internasional, golf, serta olahraga air bernama wibit. Olahraga-olahraga ini satu per satu mulai beroperasi pada 2024.
Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana, Bali, I Gede Pitana berpendapat, sebuah kawasan harus memulai dengan suatu fokus tertentu untuk membangun citra (brand image). Berkaca dari Bali, daerah itu mulanya dikunjungi karena wisata budayanya. Namun, perlahan meluas pada keindahan alamnya.
Popularitas ”Pulau Dewata” tak digarap dalam waktu singkat, tetapi puluhan tahun. Pembangunan pariwisata tak bisa secara instan. Prosesnya membutuhkan waktu, upaya, dana, dan pemikiran.
”Brand image circuit atau MotoGP baru titik awal untuk memperkenalkan Mandalika. Selanjutnya dari brand image itu kita harapkan berkembang lagi berbagai aktivitas lainnya,” kata Gede Pitana, Kamis (16/11/2023).
AGUNG SETYAHADI
Patung Putri Mandalika di laguna Pantai Seger, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (14/2/2022).
Menggarap Mandalika
Sejumlah upaya terus dilakukan untuk meningkatkan pamor Mandalika. Di samping mengenalkan Mandalika karena sirkuitnya, daya tarik lain pun sedang dibangun.
Ema mengatakan, pihaknya tak hanya ”menjual” sirkuit untuk menarik wisatawan ke Mandalika. Tiga pilar yang perlu dikembangkan adalah atraksi, akomodasi, dan retail agar ekosistem terbangun secara berkelanjutan.
Atraksi diperkuat dengan tambahan sirkuit serta unsur olahraga lainnya. Akomodasi didukung dengan telah terbangunnya hotel berbintang lima, antara lain Pullman Lombok Mandalika Beach Resort yang telah hadir di Mandalika. Penambahan hotel-hotel lain sedang dalam proses untuk memperkuat akomodasi di sana. Dari sisi retail, restoran atau minimal juga telah beroperasi.
”Memang tiga pilar ini harus tumbuh berkembang bersamaan. Kalaupun yang sekarang mungkin branding-nya dari Mandalika itu sirkuit yang lebih kuat, tetapi untuk mengembangkan kawasan, tiga pilar ini berjalan beriringan,” ujar Ema.
KOMPAS/YOSEPHA DEBRINA R PUSPARISA
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers mingguan di Jakarta, Senin (13/11/2023).
KEK pariwisata berada di bawah lingkup Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Kawasan ini diharapkan membuka insentif bagi investor untuk menanamkan modalnya, menciptakan lapangan kerja, serta membuka peluang bagi usaha, termasuk skala mikro, kecil, dan menengah.
”Mandalika hanya salah satu magnet untuk kegiatan sport tourism. Tetapi, daya tarik Mandalika adalah alamnya yang indah dan masyarakat budayanya yang meriah,” kata Menparekraf Sandiaga Uno di Jakarta, Senin (13/11/20232).
Guna mendongkrak Mandalika sebagai kawasan, bukan hanya sekadar sirkuit, pemerintah akan mendorong promosi serta pelaksaan beragam kegiatan. Hal ini diharapkan bisa memperkenalkan Mandalika lebih luas.
Hingga saat ini, KEK Mandalika disokong 27 investor. Nilai investasinya Rp 6,2 triliun dengan Rp 4,7 triliun merupakan pendanaan awal dari pelaku usaha serta Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Mandalika.
Investor pun berasal dari berbagai kalangan, yakni lokal, nasional, dan asing. Penanaman modal asing berasal dari Singapura serta Rusia. KEK ini telah menyerap hampir 15.000 tenaga kerja hingga awal November 2023. Mereka adalah orang-orang yang bekerja karena penyelenggaraan acara, serta profesi yang muncul organik, seperti bidang jasa perhotelan.