Kerja Sama Bisnis Indonesia-Dubai Makin Bertambah
Bank Syariah Indonesia dan House of Indonesia menandatangani MoU dengan Kamar Dagang Dubai dalam Dubai Business Forum 2023. Perusahaan ini memanfaatkan peluang kerja sama untuk mengembangkan bisnisnya di Dubai.
Sejumlah perusahaan Indonesia di sektor perbankan, perdagangan, dan pariwisata menandatangani kerja sama dengan Kamar Dagang Dubai, Dubai Chambers, pada perhelatan Dubai Business Forum 2023. Perusahaan ini memanfaatkan fasilitas kemudahan berbisnis dari dibukanya kantor Dubai Chambers di Indonesia pada Juni 2023.
Kamar Dagang Dubai didirikan Pemerintah Emirat Dubai untuk mendukung visi Dubai sebagai pemain penting dalam bisnis global. Dubai Chambers menyediakan layanan inovatif dan akses ke jaringan bisnis yang berpengaruh. Pada 2021, lembaga ini membentuk tiga kamar dagang, yakni Dubai Chamber of Commerce, Dubai International Chamber, dan Dubai Chamber of Digital Economy.
Dubai International Chambers pada Juni lalu memperluas kemitraan global dengan meresmikan kantor perwakilan internasional baru di Jakarta. Dubai Chambers Indonesia memfasilitasi komunikasi dan kerja sama ekonomi antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Indonesia. Dubai Chambers juga membantu ekspansi usaha melalui mediasi pemerintahan UEA.
Pembukaan kantor perwakilan Indonesia ini telah menciptakan peluang-peluang baru bagi Indonesia ataupun mitra dagang mereka di UEA. Informasi dari Dubai Chambers menyatakan, Dubai Chambers Indonesia telah menjajaki kerja sama dengan tujuh perusahaan multinasional di sektor logistik, perangkat lunak dan teknologi, serta farmasi, dengan nilai pasar gabungan sekitar 21,6 miliar dollar AS.
Beberapa perusahaan yang menangkap peluang tersebut adalah House of Indonesia, PT Bank Syariah Indonesia, serta Sanad Village, Dubai. Ketiga perusahaan tersebut menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Dubai Chambers dalam forum bisnis global Dubai Business Forum (DBF), Kamis (2/11/2023). Penandatanganan ini sebagai bagian dari ”The Deals Hub”, platform yang didedikasikan Dubai Chambers untuk para pebisnis global guna mengumumkan inisiatif bisnis, kemitraan, dan investasi.
DBF 2023 diselenggarakan oleh Kamar Dagang Dubai di Madinat Jumeirah, Dubai, pada 1 hingga 2 November. DBF tahun ini bertema ”Shifting Economic Power: Dubai and the Future of Global Trade”. Acara tahunan yang sebelumnya dikenal sebagai Global Business Forum (GBF) ini dihadiri sekitar 2.000 peserta dari Arab, Asia, Amerika, dan Eropa.
CEO House of Indonesia Faisal Mar’i Al Jandi menilai, banyak kemudahan yang diberikan oleh Kamar Dagang Dubai setelah menjadi anggota untuk mengembangkan bisnis di Dubai. ”Setelah menjadi anggota, kami melengkapi syarat-syaratnya, seperti perusahaan bergerak di bidang apa, man power, dan perputaran pendapatan. Proses verifikasinya pun dimudahkan karena ada kantor cabang di Indonesia. Mereka datang dan lihat langsung perusahaan kita,” tutur Faisal saat ditemui di acara DBF, Kamis (2/11/2023).
House of Indonesia adalah perusahaan dengan beberapa bidang usaha, yakni jasa makanan, biro perjalanan, perdagangan umum, serta properti yang telah berdiri sejak 2017. Ruang gerak perusahaan ini tidak hanya di Indonesia, tetapi juga sudah berekspansi ke negara lain, seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Amerika.
House of Indonesia Dubai sudah sejak 2020 menjadi distributor produk bagi beberapa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia untuk kembali dijual di Dubai. Tujuannya, menurut Faisal, untuk memperbesar UMKM dan lebih memperkenalkan produk Indonesia ke pasar internasional.
Produk UMKM yang dipasarkan di antaranya makanan dan minuman jadi, bahan makanan, busana, furnitur, dan kerajinan tradisional. Salah satu komoditas unggulan yang dipasarkan oleh House of Indonesia adalah minuman dalam dalam kemasan bermerek 7 dates. Minuman yang terbuat dari sari kurma ini diproduksi oleh PT Ajwa Madinah Barakah, Bogor, Jawa Barat. Saat ini, House of Indonesia Dubai memasarkan produk-produk UMKM Indonesia di acara Global Village, Dubai, yang digelar pada Oktober 2023 hingga Maret 2024.
Menurut Faisal, House of Indonesia akan mengembangkan bisnis tersebut dengan membuat gerai tetap di kawasan International City. Tujuannya, selain sebagai toko penjualan, juga sebagai ajang pameran untuk mengenalkan produk-produk UMKM Indonesia. Faisal berharap kerja sama perdagangan dengan Kamar Dagang Dubai Indonesia bisa semakin memperbesar cakupan bisnis House of Indonesia di Dubai.
Meningkatkan kerja sama
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menandatangani MoU dengan Kamar Dagang Dubai untuk meningkatkan kerja sama dalam pertukaran informasi dan membantu bank tersebut untuk lebih banyak mendapatkan nasabah. Hal tersebut dikatakan oleh Kamar Dagang Dubai dalam rilisnya yang diterima Kompas, Jumat (3/11/2023).
Kedua belah pihak, berdasarkan MoU, akan bertukar pengetahuan keuangan dan informasi, berkontribusi pada pengembangan lingkungan keuangan dan institusional di kedua pasar, serta meningkatkan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Bank Syariah Indonesia telah membuka kantor di Dubai pada 2022. BSI Dubai menargetkan bisa ikut membiayai ekspor impor Indonesia-UEA serta menyediakan fasilitas LC, bank garansi, dan lannya. Diharapkan BSI bisa meraup pangsa pasar mulai 20 persen, 30 persen, sampai 50 persen (Kompas, 4/11/2022).
Selain dua perusahaan Indonesia, pusat rehabilitasi dan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus di Dubai, Sanad Village, berencana membuka pusat rehabilitasi di Indonesia. Kamar Dagang Dubai Indonesia memfasilitasi Sanad Village untuk membuka usahanya di Indonesia, di sekitar kawasan Jabodetabek.
Pimpinan Sanad Village Mohammad Said Abubakar Mustofa berharap bisa mewujudkan pusat rehabilitasi Sanad Village di Indonesia. ”Target kami adalah menampung anak-anak berkebutuhan khusus supaya mereka bisa kembali bersosialisasi dengan masyarakat umum,” kata Sanad saat ditemui Kompas, Kamis (2/11/2023).
Pada kesempatan yang sama, Kamar Dagang Dubai juga melakukan beberapa MoU, di antaranya dengan perusahaan konsultan bisnis Newlink, Dubai; dan Kamar Dagang Hamburg, Jerman, HK Hamburg.
Perjanjian dagang
Sebelumnya, pada Juli 2022 Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dan Menteri Ekonomi UEA Abdulla bin Touq Al Marri telah menandatangani Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab (Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement/IUAE–CEPA).
Merujuk laman Kementerian Perdagangan, perjanjian tersebut membuka akses pasar Indonesia ke UEA melalui penurunan dan penghapusan tarif bea masuk sekitar 94 persen dari total pos tarif dengan mekanisme penurunan secara langsung ataupun bertahap saat perjanjian berlaku.
Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan perdagangan bilateral kedua negara dan meningkatkan nilai totalnya dari sekitar 11 miliar dirham pada 2021 menjadi 36,7 miliar dirham setiap tahunnya dalam lima tahun. Kedua negara telah menghilangkan atau akan secara bertahap mengurangi tarif untuk hampir 99 persen komoditas yang biasa diperdagangkan di antara mereka.
Persetujuan IUAE-CEPA mencakup pengaturan di bidang perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, ekonomi Islam, ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, kerja sama ekonomi, pengadaan barang dan jasa pemerintah, usaha kecil dan menengah, perdagangan digital, serta ketentuan hukum dan isu kelembagaan.
Agenda D33
Emir Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoi pada Januari lalu telah meluncurkan agenda Ekonomi Dubai yang dikenal dengan istilah D33. Selain menjadi bagian dari kota global dunia, target D33 dalam 10 tahun mendatang adalah melipatgandakan ekonomi serta menambahkan 400 kota sebagai mitra dagang.
Sementara pada kesempatan lain, CEO Dubai Economic Development Corporation Dubai HE Hadi Badri mengatakan, Indonesia bisa berkesempatan menangkap peluang dari agenda ekonomi Dubai 2033 tersebut. ”Peluang bisnis Indonesia cukup besar untuk bisa ikut masuk dalam sektor unggulan logistik, keuangan, tenaga kerja, dan pariwisata,” tuturnya. Menurut dia, selama ini Dubai telah berperan menjadi penghubung bisnis Indonesia dengan mitra-mitra lokal ataupun negara lain.
Transaksi naik
Transaksi perdagangan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab selama lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai rata-rata ekspor migas dan nonmigas meningkat sekitar 14,3 persen per tahunnya. Sebagai gambaran, pada 2018 terjadi transaksi dagang senilai Rp 14,3 miliar dollar AS dan pada 2022 naik menjadi 23,8 miliar dollar AS. Komoditas perdagangan yang banyak diekspor Indonesia ke UEA adalah logam mulia, komponen kendaraan, alat-alat elektronik, lemak atau minyak nabati, alas kaki, serta kertas dan karton.
Dalam periode yang sama, nilai impor komoditas kedua negara juga menunjukkan peningkatan, rata-rata 6,73 persen per tahun. Komoditas yang banyak diimpor Indonesia di antaranya aluminium, logam mulia dan perhiasan/permata, bahan bakar mineral, serta plastik dan barang dari plastik.
Merujuk dari data Kamar Dagang Dubai, total investasi asing Indonesia yang masuk ke Dubai juga meningkat. Pada 2020, tercatat ada 18,6 triliun dollar AS, dengan 64 proyek dan meningkat menjadi 22 triliun dollar AS (96 proyek) pada 2022.