Kenaikan tingkat suku bunga akan berdampak terhadap instrumen keuangan termasuk reksa dana yang berbasis SBN dan saham.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve diprediksi masih akan menaikkan suku bunganya di sisa tahun ini. Akibatnya, imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat, kurs dollar AS juga menguat. Barang impor dalam dollar AS yang lebih mahal akan membuat inflasi di negara-negara berkembang.
Kebijakan bank sentral AS ini juga memengaruhi kebijakan bank sentral di negara lain. Bank Indonesia pada pekan lalu menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 0,25 persen menjadi 6 persen. Langkah ini diambil untuk memperkuat kurs rupiah yang melemah terhadap dollar AS serta memitigasi ancaman kenaikan inflasi karena kenaikan kurs dollar AS.
Kenaikan tingkat suku bunga ini berdampak terhadap instrumen keuangan termasuk reksa dana yang berbasis pada surat berharga negara (SBN) juga saham. Para investor di pasar surat utang melepaskan obligasi sehingga harganya menurun dan imbal hasil meningkat. Harga obligasi berbanding terbalik dengan imbal hasilnya. Setelah kenaikan tingkat suku bunga, imbal hasil SBN bertenor 10 tahun naik dari 6,83 persen menjadi 7,03 persen.
Pergerakan obligasi ini tentu memengaruhi kinerja reksa dana yang berbasis obligasi. Dalam memitigasi perubahan ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan para investor reksa dana.
Cobalah untuk memeriksa bagaimana kinerja reksa dana terhadap acuan seperti indeks obligasi negara atau tingkat suku bunga deposito. Imbal hasil reksa dana yang masih dapat unggul dari indeks pembandingnya, menandakan reksa dana tersebut masih layak dipertahankan.
Selain memantau kinerja, hal lain yang dapat dilakukan investor reksa dana adalah menukar reksa dana yang berkinerja kurang baik ke reksa dana jenis lain. Misal ketika reksa dana obligasi menurun, investor dapat mengubah reksa dananya menjadi reksa dana pasar uang atau reksa dana saham. Jangan lupa untuk memantau pergerakan pasar ketika hendak melakukan penukaran reksa dana ini.
Selain menukar, menambah unit kepemilikan ketika harga reksa dana sedang menurun juga dapat dilakukan. Sekali lagi, pantau terus dinamika pasar. Jangan sampai menadah pisau yang jatuh, yakni membeli aset yang sebenarnya masih berpotensi terus menurun. Perhatikan kapan saat yang mendekati ideal karena tidak ada orang yang tahu saat yang benar-benar ideal untuk menambah kepemilikan unit reksa dana.
Walaupun investor reksa dana menyerahkan pengelolaan ke tangan manajer investasi, tidak ada salahnya untuk terus memantau perkembangan yang terjadi di pasar finansial. Perubahan, pengurangan, dan penambahan unit reksa dana dapat dilakukan seturut dengan situasi pasar agar mendapatkan imbal hasil yang maksimal.