IHSG Anjlok di Hari Pertama Pendaftaran Capres dan Cawapres
Seiring hari pertama pendaftaran calon presiden dan wakil presiden, kinerja pasar modal pada pembukaan perdagangan, Kamis (19/10/2023) melemah
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kinerja pasar modal pada pembukaan perdagangan, Kamis (19/10/2023) ini anjlok ke zona merah sampai sekitar 0,6 persen di posisi 6.885, pada pukul 10.00. Beberapa analis menilai hal ini ikut dipengaruhi psikologi pasar menyambut hari pertama pendaftaran calon presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2024.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pagi ini terus turun daripada level di penutupan perdagangan sehari sebelumnya di angka 6.927. Analisis Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi kinerja perdagangan hari ini ada di kisaran 6.911 - 6.963. Namun, tren pada pembukaan kali ini membawa IHSG mendekati level kritis di 6.800, sesuai prediksi mereka.
Dalam keterangannya, perusahaan analis pasar modal itu menyebut pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang berlangsung mulai hari ini sampai dengan 25 Oktober 2023 sebagai penggerak IHSG.
Seperti diketahui, dua pasangan bakal capres dan cawapres yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dijadwalkan melakukan pendaftaran pada hari ini di Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta.
"Adapun capres Prabowo Subianto belum mendeklarasikan cawapresnya, dengan beberapa nama sebagai kandidatnya seperti Erick Thohir, dan Gibran Rakabuming Raka," tutur analis pasar mereka, Andreas Saragih.
Investor yang mengantisipasi pemilihan Erick Tohir sebagai cawapres untuk kandidat capres ketiga terbaca mempengaruhi sentimen positif pada kinerja dua emiten milik Menteri Badan Usaha Milik Negara itu, yakni ABBA (9,58 persen) dan MARI (34,17 persen).
"Kenaikan saham emiten milik Erick Thohir ditengah adanya berita keberhasilan kemenangan timnas Indonesia yang lolos ke fase kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 dan Sentimen kedua, nama Erick Thohir kerap disebut sebagai cawapres Pemilihan Umum 2024," jelas analis lainnya, Saryanto.
Di luar sentimen internal ini, pergerakan IHSG di zona merah ditengarai terpengaruh pasar saham Amerika Serikat yang ditutup melemah pada perdagangan kemarin, di tengah kekhawatiran mengenai potensi eskalasi konflik antara Israel dan Hamas serta naiknya imbal hasil obligasi 10 tahun ke level tertinggi dalam 16 tahun terakhir.
"Spekulasi bahwa pertempuran tersebut dapat mempengaruhi pasokan membantu mendorong harga minyak berjangka lebih tinggi, dan harga emas menguat. Sehingga, Dow Jones ditutup melemah 0,98 persen, S&P 500 turun 1,34 persen, dan Nasdaq melemah 1,62 persen," lanjut mereka.
Adapun, pada minggu ini, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani, menilai, sentimen ekonomi internal juga wajib diperhatikan, yakni pengumuman neraca dagang Indonesia pada September dan suku bunga Bank Indonesia (BI).
Badan Pusat Statistik (BPS), dalam rilis Senin (16/10) kemarin, melaporkan, neraca perdagangan Indonesia pada September 2023 mengalami surplus sebesar 3,42 miliar dollar AS. Lalu, pada minggu ini, tepatnya Kamis 19 Oktober, BI akan melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk menentukan tingkat suku bunga.
"Mengingat data inflasi saat ini masih sesuai dengan target BI (2,28 persen), maka besar kemungkinan BI kembali menahan suku bunga di level saat ini untuk ke-9 kali berturut-turut sejak 23 Februari," kata Dimas.
Kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup baik, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani menilai, pelaku usaha masih wait and see pada tahun politik ini. Ia berharap, semua pihak menjaga stabilitas sosio-politik di tahun politik ini.
"Kami berharap semua pihak yang terlibat (dalam tahun politik) berkomitmen menjaga atmosfer yang kondusif dengan meminimalisasi kebijakan populis atau politisasi isu sosial-ekonomi, politik identitas atau SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), maupun runcingnya persaingan yang tidak sehat antarkubu capres-cawapres,” tuturnya (Kompas, 18/10/2023).