Presiden Jokowi Sebut 21 Investor Segera Bangun IKN
Presiden Joko Widodo mempromosikan investasi di Indonesia kepada para pengusaha China. Salah satunya investasi di IKN.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyebutkan 21 investor segera memulai pembangunan di Ibu Kota Nusantara. Pembangunan dari sektor swasta ini menyusul pembangunan infrastruktur dasar dan pusat pemerintahan yang sudah separuh jalan.
Pembangunan IKN dengan konsep kota hijau dalam rimba disampaikan Presiden Jokowi sebagai salah satu potensi investasi di Indonesia dalam Forum Bisnis Indonesia-Republik Rakyat China (RRC) yang digelar di China World Hotel, Beijing, China, Senin (16/10/2023).
Hadir pula dalam pertemuan ini antara lain Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Ad Interim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Erick Thohir, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Sebagai kota hijau dalam rimba, IKN akan menjadi kota netral karbon pertama di Indonesia. Sebanyak 60 persen IKN berupa hutan.
Presiden Jokowi memperkirakan pembangunan infrastruktur dasar dan pusat pemerintahan akan rampung tahun depan. Sampai awal November 2023, sudah ada 21 investor dari dalam dan luar negeri yang sudah dan akan segera melakukan groundbreaking dengan total nilai investasi 2 miliar dollar AS.
Potensi lain adalah hilirisasi industri pada berbagai komoditas seperti nikel, tembaga, timah, dan mineral lainnya. Indonesia juga sedang fokus membangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi untuk menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia.
”Ini butuh alih teknologi tinggi serta investasi, apalagi jika dipadukan dengan penggunaan sumber energi hijau yang sangat melimpah di Indonesia untuk menghasilkan produk-produk hijau, untuk menciptakan ekosistem ekonomi hijau,” tutur Presiden Jokowi.
Potensi energi baru terbarukan di Indonesia sangat besar atau mencapai 3.600 gigawatt. Potensi energi baru terbarukan ini diperoleh dari tenaga surya, tenaga angin, dan air yang banyak di Indonesia. Untuk pembangkit listrik tenaga air, misalnya, terdapat 4.400 sungai di Indonesia.
Presiden Jokowi juga mengapresiasi investasi dan kontribusi para pengusaha China dalam pembangunan di Indonesia. ”Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas investasinya, atas kontribusinya dalam pembangunan Indonesia. Tahun 2013, RRC (Republik Rakyat China) berada di urutan ke-12 kontributor foreign direct investment (FDI) di Indonesia, nomor ke-12 tahun 2013, tetapi di tahun 2022 sudah menjadi urutan yang kedua,” katanya.
Presiden juga menganalogikan cara berinvestasi para pengusaha China di Indonesia seperti Bruce Lee dengan gerakan wing chun-nya, yakni cepat dan tepat.
Presiden juga meyakini bahwa investasi RRC di Indonesia akan terus meningkat dan menjadi kontributor FDI teratas dalam satu-dua tahun ke depan. ”Jika terus konsisten seperti ini, saya yakin dalam setahun dua tahun ke depan, saya yakin RRC bisa menjadi peringkat yang pertama sebagai kontributor FDI di Indonesia dan itu yang saya tunggu-tunggu,” katanya.
Presiden Jokowi meyakinkan para investor bahwa investasi di Indonesia itu adalah pilihan yang tepat karena mudah dan aman. Sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
”Insentif-insentif juga sudah kami persiapkan dan tentu saja stabilitas sosial politik yang selalu terjaga. Jadi juga jangan sampai ada yang khawatir mengenai Pemilu 2024 yang akan datang karena Indonesia juga sudah berpengalaman melakukan pemilihan umum secara langsung selama lima kali. So, you don’t need to worry, you just need to hurry,” tutur Presiden.
Peluang investasi di Indonesia, menurut Presiden, tidak hanya menguntungkan Indonesia tetapi juga China.
Erick Thohir menambahkan, pertumbuhan investasi China di Indonesia sangat positif. Bila pada 2013 investasi China baru 280 juta dollar AS, kini sudah mencapai 8,6 miliar dollar AS.
Investasi dari China juga dinilai penting. Sebab, teknologi dari negara ini sangat maju dan diperlukan untuk mendorong hilirisasi di Indonesia dan pengembangan ekonomi hijau. Apalagi, kata Erick, Indonesia ingin menjadi negara industri dan menjadi bagian dari rantai pasok global.
Dalam Forum Bisnis Indonesia-China, juga ditandatangani kesepakatan kerja sama antara sektor swasta China dengan perusahaan Indonesia maupun BUMN senilai 13,7 miliar dollar AS.
”Ini yang sudah agreement. Potensi (investasi lain)-nya masih ada 29 miliar dollar AS,” kata Erick.
Dari 31 kerja sama yang ditandatangani tersebut, sembilan di antaranya dilakukan BUMN Indonesia. Kerja sama itu antara lain kerja sama Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan CATL untuk pembangunan industri baterai listrik serta kerja sama PT PLN (Persero) dengan perusahaan listrik China.