Selama ini kolaborasi Indonesia-Belanda telah menghasilkan kapal Mini LNG, kapal penarik (”draggers”), dan kapal perang Angkatan Laut. Kerja sama akan terus dilakukan.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia-Belanda berupaya memperkuat kerja sama maritim. Kerja sama itu akan difokuskan pada tiga sektor prioritas, yaitu pengembangan pelabuhan berkelanjutan, energi terbarukan, dan edukasi maritim.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengemukakan, kemitraan diharapkan menghadirkan peluang investasi yang bermanfaat bagi kedua negara. Dalam Forum Bilateral Maritim (Bilateral Maritime Forum/BMF) Ke-5 Indonesia-Belanda, tiga sektor prioritas dibahas untuk peluang kerja sama, yakni pengembangan pelabuhan berkelanjutan, energi maritim terbarukan, dan edukasi maritim.
Kolaborasi Indonesia-Belanda mempunyai potensi yang sangat besar dan memberikan manfaat nyata bagi kedua negara. Kerja sama bilateral di bidang maritim sudah saatnya ditingkatkan, tidak sebatas pada transportasi dan industri maritim, perikanan dan budidaya perairan, pengolahan makanan, serta pengelolaan pelabuhan.
”Kami kembali menyambut dan mengundang intensifikasi dan diversifikasi lebih lanjut investasi Belanda dalam berbagai proyek investasi konkret di sektor maritim terkait di Indonesia agar semakin memetik manfaat ekonomi bagi kedua negara,” ujar Jodi dalam keterangan pers BMF Ke-5 Indonesia-Belanda, Senin (16/10/2023). Gelaran BMF Ke-1 dirintis pada 2016.
Jodi menambahkan, Pemerintah Indonesia sangat tertarik untuk memajukan infrastruktur dan teknologi sumber energi terbarukan, seperti tenaga pasang surut dan angin serta energi hidrogen. Adapun pengembangan pelabuhan mencakup transportasi kelas dunia, peningkatan ekosistem logistik, peningkatan rantai pasokan, sekaligus menjaga lingkungan.
Kerja sama pembuatan kapal dengan Belanda dinilai memiliki potensi sangat besar. Tenaga kerja Indonesia dinilai terampil dalam lanskap teknologi yang berkembang pesat. Peningkatan kerja sama pembangunan kapal dinilai dapat mendorong pertumbuhan di wilayah Indonesia yang saat ini kurang terlayani dalam infrastruktur maritim.
Kami kembali menyambut dan mengundang intensifikasi dan diversifikasi lebih lanjut investasi Belanda dalam berbagai proyek investasi konkret di sektor maritim (Jodi Mahardi).
Selama ini kolaborasi Indonesia-Belanda telah menghasilkan kapal Mini LNG, kapal penarik (draggers), dan kapal perang Angkatan Laut. Kolaborasi itu diharapkan dapat terus ditingkatkan dan didukung pendanaan.
”Dengan pendanaan yang tepat, kami siap memperkuat upaya kolaboratif kami, dan dalam hal ini Indonesia mendesak Belanda melakukan peningkatan lebih lanjut,” ujar Jodi.
Deputi Direktur Jenderal Penerbangan dan Kelautan Kementerian Prasarana dan Perairan Belanda Brigit Gijbers mengemukakan, kolaborasi maritim Indonesia dan Belanda sudah berjalan selama beberapa tahun, di antaranya bentuk kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). BMF Ke-5 membahas beberapa topik, seperti pengembangan pelabuhan berkelanjutan, perikanan, pendidikan, dan transisi energi.
Dalam kerangka kerja sama maritim, kedua negara selalu berupaya mencari peluang kerja sama baru dan bertukar pengalaman, mendukung skema KPBU, serta memperkuat posisi sektor maritim di kedua negara. ”Sektor maritim selalu mencari konektivitas yang lebih baik dan penerapan ekonomi biru yang berkelanjutan. Inisiatif baru dan kerangka kerja bilateral diharapkan dapat terwujud dalam BMF Ke-5,” ujarnya.
Ia menambahkan, terdapat banyak peluang sekaligus tantangan dalam mendorong sektor maritim yang berkelanjutan. Tantangan itu di antaranya pendanaan atas inisiatif hijau. ”Kita berharap dapat menemukan solusi atas tantangan ini,” kata Brigit.
Sementara itu, kemitraan terkait pengelolaan perikanan tengah dijajaki antara Ekofish Belanda dengan PT Cilacap Samudera Fishing Industry (Cilacap) dan PT Inti Mas Surya (Bali). ”Di bidang perikanan, Ekofish dan Sekretariat BMF Belanda siap berkolaborasi dengan Indonesia untuk tata kelola perikanan berkelanjutan,” ujar Jodi.