Kesenangan bermain gim bukan lagi hanya sebatas kemenangan dan bermain bersama teman. Koleksi ”item” gim dan berbagai karakter dengan mengeluarkan isi dompet juga menjadi kesenangan tersendiri.
Oleh
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
·5 menit baca
Selain menjadi sarana untuk berselancar informasi, tak sedikit orang yang turut mencari oase hiburan melalui ponsel pintarnya, salah satunya dengan memainkan gim daring. Istilah gawai miring pun semakin membumi tatkala orang-orang menghabiskan waktu selama berjam-jam. Bahkan, tak jarang pula mereka rela mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah demi mencapai kepuasan bermain.
Survei Penetrasi dan Perilaku Internet 2023 yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan, gim daring menjadi konten hiburan yang paling banyak diakses oleh pengguna internet setelah video daring dan musik daring. Adapun Mobile Legends menjadi gim yang paling banyak dimainkan dengan persentase durasi paling besar sebanyak lebih dari empat jam dalam sehari.
Dirilis pada 2016 oleh Shanghai Moonton Technology Co Ltd, perusahaan asal China, Mobile Legends menempati posisi pertama sebagai gim bertemakan strategi dan laga dengan unduhan di Playstore mencapai lebih dari 500 juta kali. Gim daring ini pun cukup digandrungi oleh masyarakat Indonesia mulai dari anak-anak hingga dewasa, kalangan pria dan perempuan.
Theo Christiawan (25), karyawan swasta, masih ingat betul saat pertama kali mulai menginstal gim Mobile Legends di gawainya pada lima tahun silam. Bermula dari mengikuti tren yang sedang menjamur di kalangan tongkrongan sebayanya, perlahan Theo mulai akrab dan kerap menghabiskan waktu untuk mencari hiburan melalui gim berjenis multiplayer online battle arena (MOBA) tersebut.
Sebagaimana diketahui, MOBA merupakan gim pertarungan di antara dua tim yang masing-masing terdiri atas lima pemain (5 versus 5). Dengan menggerakkan karakter (hero) yang memiliki kemampuan berbeda, kelima pemain ini bekerja sama untuk menghancurkan basecamp lawan yang terdiri atas sejumlah tower dan berusaha untuk mempertahankan basecamp-nya dari serangan lawan.
Seiring dengan berjalannya waktu, Theo tak sekadar bermain untuk mencari hiburan semata. Dalam beberapa kesempatan, ia rela merogoh kocek hingga jutaan rupiah demi mendapatkan kostum karakter (skin) edisi khusus ataupun pernak-pernik yang dijual oleh pengembang gim tersebut.
”Setiap kali ada event penjualan skin unlimited (terbatas), biasanya butuh uang sampai Rp 3 juta. Selain itu, rata-rata sebulan bisa keluar Rp 1,2 juta. Kalau ditotal, selama ini sudah habis lebih dari Rp 20 jutaan lah,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Dengan memiliki berbagai koleksi skin karakter edisi khusus tersebut, Theo merasa bangga dan semakin getol untuk bermain. Selain itu, statusnya sebagai pemain kolektor pun dinilai cukup membuat lawan ataupun kawan bermainnya menjadi segan.
Di sisi lain, Theo juga menjadikan koleksi berbagai skin tersebut sebagai asetnya di masa mendatang. Kendati harga jualnya tak setimpal dengan uang yang telah dikeluarkan, setidaknya akun gim tersebut bisa untuk dijual untuk kebutuhan mendesak. Sebagai informasi, kerap terjadi transaksi akun gim antarpemain dengan memperhitungkan rasio kemenangan dan koleksi item yang dibeli dengan mengonversi mata uang konvensional ke mata uang gim.
Awalnya, cuma keluar uang Rp 150.000-Rp 200.000 saja, tetapi lama-lama tidak terasa sebulan habis Rp 1,1 juta.
Hal serupa ternyata dialami Mutiara Ayu (26), karyawati swasta. Kendati tak mengeluarkan uang sebanyak Theo, Mutiara rela mengeluarkan uang hampir separuh dari penghasilannya demi gim berbasis gawai tersebut.
Pada mulanya, Mutiara tertarik untuk mulai merogoh kocek untuk mendapatkan item yang diperjualbelikan oleh Mobile Legends tatkala melihat skin yang digunakan oleh pemain lain. Ketertarikannya semakin bertambah ketika pengembangan gim tersebut secara berkala mengeluarkan desain-desain skin karakter yang menarik.
”Awalnya cuma keluar uang Rp 150.000-Rp 200.000 saja, tetapi lama-lama tidak terasa sebulan habis Rp 1,1 juta. Rasanya jadi bangga gitu karena enggak semua orang punya. Bahkan, selama sebulan itu rela menahan enggak jajan dan beli makan yang murah biar bisa top up gim," tuturnya.
Dalam satu momen itu, Mutiara ingat betul bagaimana dia harus mengelola uangnya agar tetap dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari di samping tetap mengeluarkan uang demi gim kesayangannya. Tak jarang pula uang di dompetnya habis terlebih dahulu sebelum waktu penerimaan gaji bulanannya tiba.
”Rasanya seneng aja bisa punya skin yang berbeda dengan pemain lain dan puas gitu kalau bisa beli skin edisi khusus,” katanya.
Seperti dilansir dari data statista.com, total pendapatan di pasar mobile gameatau gim yang dimainkan dari gawai di Indonesia diproyeksikan mencapai 0,71 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 11,13 triliun pada 2023. Jumlah tersebut diperkirakan terus bertumbuh rata-rata 6,4 persen per tahun hingga mencapai 0,91 miliar dollar AS pada 2027.
Hal itu mengingat jumlah pengguna mobile game yang juga diproyeksikan meningkat hingga 76,9 juta orang pada 2027. Saat ini, sebagian besar pemain mobile game didominasi penduduk berusia 25-34 tahun.
Lebih lanjut, Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) 2023/2024 yang dikeluarkan oleh Kementerian Parekraf menyebutkan, Indonesia menjadi pangsa pasar mobile game terbesar ketiga di dunia berdasarkan unduhan aplikasi Google Play. Pengeluaran para pemain mobile game di Indonesia yang dilihat dari in-app purchase (IAP) diperkirakan mencapai 0,37 miliar dollar AS atau sekitar Rp 5,6 triliun pada 2023.
Selain itu, industri gim turut berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan Outlook Parekraf 2021/2022, subsektor aplikasi dan gim menyumbang setidaknya Rp 31,25 triliun pada 2021.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda berpendapat, besarnya potensi tersebut perlu dioptimalkan oleh pengembang gim (game developer) lokal mengingat para pemain gim memiliki loyalitas yang besar sehingga dapat memberikan dampak ekonomi. Salah satu kunci untuk mengembangkan industri gim lokal ini adalah dengan membangun komunitas gim lokal.
”Ketika terbentuk komunitas, maka akan muncul potensi-potensi lainnya, seperti industri e-sport, pemain profesional, hingga brand atau club ambassador. Ini yang bisa menghasilkan penerimaan negara yang lebih optimal dari penjualan ataupun event-event yang bisa didukung oleh negara,” ujarnya ketika dihubungi dari Jakarta.
Pada 2022, untuk pertama kalinya Indonesia mengadakan gelaran Indonesia E-sports Summit, yakni ajang bagi gim lokal untuk mengenalkan produk mereka dan memperkuat ekosistem industri gim Indonesia. Salah satu agenda utama dalam ajang tersebut adalah World Esports Championship 2022.
Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno, dalam keterangan resminya, menyampaikan, pemerintah saat ini sedang menyiapkan rancangan peraturan presiden terkait pengembangan industri gim di Indonesia. Regulasi tersebut diharapkan akan membuka peluang lebih banyak dan lapangan kerja yang lebih luas bagi industri gim dalam negeri.
”Rancangan Peraturan Presiden tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim di Indonesia telah disusun dan masih ada beberapa perbaikan. Kami yakin tahun ini akan diterbitkan sehingga bisa mempercepat adopsi dan penciptaan gim-gim lokal yang nantinya dapat diberikan insentif, pelatihan, pembiayaan, dan pemasaran bagi mereka,” ujarnya.
Dewasa ini, gim bukan hanya sekadar permainan yang menghibur dan menyenangkan, melainkan turut membuka lapangan pekerjaan baru dan memiliki potensi ekonomi yang besar. Oleh sebab itu, gim lokal karya Anak Bangsa diharapkan dapat menguasai pasar dalam negeri sehingga mereka yang rela mengeluarkan uang demi gim dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.