Suka Video Pendek, Generasi Z Minati Konten Hiburan, Makanan, Olahraga, dan Kecantikan
Sebanyak 110 juta warga dewasa Indonesia menonton Youtube per hari. Jumlah penonton video pendek terus meningkat, terutama di kalangan generasi Z.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Google mengklaim, 110 juta orang dewasa atau 40 persen dari penduduk Indonesia menonton video di Youtube per hari. Fitur ”Shorts” atau video berdurasi pendek dengan format vertikal paling banyak disukai oleh warganet Indonesia yang berlatar belakang generasi Z.
Direktur Regional YouTube Asia Pasifik Ajay Vidyasagar, dalam konferensi pers YouTube Works Awards Southeast Asia: The Finale 2023, Kamis (12/10/2023), di Jakarta, mengatakan, letak daya tarik Youtube adalah mengakomodasi segala tipe durasi video dari format pendek, menengah, sampai panjang. Youtube juga menyediakan format video secara vertikal dan horizontal. Jika dulu Youtube hanya bisa ditonton melalui komputer, kini sudah meluas sampai di ponsel pintar dan televisi.
”Tujuan kami ialah membuat kreator menemukan komunitasnya dan pengiklan. Setiap produk di Google, termasuk YouTube, telah ditanam teknologi kecerdasan buatan yang memudahkan produksi konten bagi kreator dan rekomendasi konten bagi penonton,” ujar Ajay.
Sebanyak 90 persen dari semua responden berusia 18 hingga 24 tahun mengaku menggunakan Youtube Shorts.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Ipsos pada Agustus 2023, 95 persen dari responden berusia 18–24 tahun pernah menonton konten video Youtube dengan berbagai format dalam 12 bulan terakhir. Sebanyak 90 persen di antaranya mengaku menggunakan Youtube Shorts.
Ipsos menyurvei 600 masyarakat Indonesa berusia 18–24 tahun untuk melihat lebih detal format, luas, dan kedalaman keterlibatan konten pemirsa Gen Z d Indonesia. Secara umum, tipe -tipe konten yang paling banyak ditonton oleh generasi Z meliputi hiburan, ulasan makanan, olahraga, dan kecantikan. Tipe konten populer di kalangan generasi Z bisa berbeda tiap negara.
Fitur video pendek dengan format vertikal meluncur ke pasar global pada 2020. Pasar Indonesia kebagian jadwal rilis fitur ini pada Juli 2021. Saat ini, secara global, Shorts ditonton 70 miliar kali setiap hari. Jumlah ini naik dibandingkan pada saat Ramadhan 2023 yang sebesar 50 miliar kali.
Dalam perkembangan fitur video pendek dengan format vertikal, sempat muncul rumor bahwa Shorts berpotensi mengambil model bisnis inti dari Youtube. The Financial Times, pada September 2023, menyebutkan sudah ada kekhawatiran itu di kalangan staf senior. Shorts disebut-sebut dibuat Google untuk menyaingi Tiktok.
Pada Oktober 2023, YouTube melaporkan penurunan pendapatan iklan triwulanan pertama kali sejak perusahaan mulai mengumumkan kinerja keuangannya secara terpisah pada 2020. Dalam dua triwulan berikutnya, platform tersebut melaporkan penurunan lebih lanjut dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Youtube akan tetap menyediakan aneka format dan durasi video. Kreator cukup fokus menghasilkan konten yang kreatif.
Namun, pada Juli 2023, Youtube mengumumkan penjualan iklan naik 4,4 persen menjadi 7,7 miliar dollar AS pada triwulan kedua. Jumlah ini menyumbang sekitar 13 persen pendapatan iklan Google.
Meskipun ada peningkatan iklan, baru-baru ini staf Youtube telah menyatakan keprihatinannya atas angka internal perusahaan yang menunjukkan bahwa pembuat konten membuat lebih sedikit video berdurasi panjang. Ini disebabkan oleh kurangnya minat konsumen dan komisi dari pengiklan. Pengiklan lebih menyukai konten berdurasi pendek untuk penempatan produk.
”Youtube akan tetap menyediakan aneka format dan durasi video. Kreator cukup fokus menghasilkan konten yang kreatif. Beragam format yang Youtube sediakan bertujuan mendukung kedalaman konten dan rekomendasi konten untuk audiens,” kata Ajay.
Semua platform
Co-Founder dan Creative Business Director Ambilhati (agensi periklanan) Sandru Emil membenarkan bahwa saat ini video berdurasi pendek lebih disukai oleh konsumen. Ini terjadi terutama di kalangan generasi Z.
”Perilaku generasi Z cenderung menyukai konten berdurasi pendek. Jadi, mereka cepat pindah menonton ke konten selanjutnya. Ini kami amati di semua platform media sosial (tidak hanya di Youtube),” ujarnya.
Dia berpendapat, jenama perlu memahami perilaku setiap generasi konsumen. Jenama tetap harus memproduksi konten video iklan/pemasaran dengan aneka format ataupun durasi. Bagaimanapun tidak ada satu format atau durasi yang sempurna untuk menggaet konsumen.
”Pengalaman kami, iklan video berdurasi panjang bertujuan membuat konsumen punya pertimbangan, sementara durasi pendek bertujuan menciptakan kesadaran konsumen,” katanya.
Kreator Youtube, Nessie Judge, mengatakan, berdasarkan pengalamannya, membangun komunitas di Youtube itu penting untuk eksistensi kreator. Dia mengaku fokus pada substansi konten yang akan dibuat dibandingkan dengan semata-mata fokus ke format video. Dia telah menjadi kreator di Youtube sejak 2012 dan saat ini mengangkat tema cerita kriminal sesuai dengan minatnya.
”Saya suka menampilkan konten hasil dari permintaan penonton. Karena, saya ingin menciptakan diskusi dan kedekatan. Saya lebih banyak memproduksi video format horizontal dan durasi panjang. Dari situ tetap bisa dipotong untuk bahan video Youtube Shorts,” katanya.