Telusuri Arsip Perempuan, Profesor Harvard Sabet Nobel Ekonomi 2023
Claudia Goldin telah menelusuri arsip-arsip dan mengumpulkan data dengan rentang waktu lebih dari 200 tahun. Ia dapat mengklasifikasi persoalan yang dihadapi pekerja perempuan selama berabad-abad.
Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA
·2 menit baca
STOCKHOLM, KOMPAS – Claudia Goldin, profesor ekonomi dengan spesialisasi di bidang ketenagakerjaan dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, meraih hadiah Nobel Ekonomi 2023 karena riset-risetnya dinilai telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran vital perempuan di pasar tenaga kerja.
Goldin ditetapkan sebagai pemenang Nobel 2023 bidang ekonomi atas kiprahnya “meningkatkan pemahaman kita terkait dampak pasar tenaga kerja perempuan.”
Penelitiannya telah mengungkap penyebab serta sumber utama dari kesenjangan gender yang masih terjadi di pasar tenaga kerja secara global.
Menurut argumentasi Jakob Svensson, anggota Komite Hadiah Nobel Ekonomi, saat pengumuman pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 2023 di Stokcholm, Swedia, Senin (9/10/2023), Goldin telah meneliti perubahan peran perempuan dalam konteks ekonomi selama berabad-abad.
“Penelitiannya telah mengungkap penyebab serta sumber utama dari kesenjangan gender yang masih terjadi di pasar tenaga kerja secara global,” ujar Svensson, dikutip dari video pengumuman pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 2023 yang diputar di kanal YoutubeNobel Prize.
Dalam riset Goldin tercatat bahwa secara global, sekitar 50 persen populasi perempuan di dunia berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja. Angka ini lebih kecil dari 80 persen populasi laki-laki dunia yang masuk di pasar tenaga kerja.
Perempuan sangat kurang terwakili dalam pasar tenaga kerja global. Ketika bekerja, mereka memperoleh penghasilan yang lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Claudia Goldin telah menelusuri arsip-arsip dan mengumpulkan data dengan rentang waktu lebih dari 200 tahun. Dengan itu, ia dapat mengklasifikasi persoalan yang dihadapi pekerja perempuan selama berabad-abad.
Partisipasinya mulai meningkat seiring dengan pertumbuhan sektor jasa pada awal abad kedua puluh.
Goldin menunjukkan bahwa partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja tidak mengalami tren peningkatan sepanjang periode tersebut tetapi membentuk kurva berbentuk U.
Partisipasi perempuan menikah menurun seiring dengan transisi dari masyarakat agraris ke masyarakat industri pada awal abad kesembilan belas. Namun kemudian, partisipasinya mulai meningkat seiring dengan pertumbuhan sektor jasa pada awal abad kedua puluh.
“Goldin menjelaskan pola ini sebagai akibat dari perubahan struktural dan berkembangnya norma-norma sosial mengenai tanggung jawab perempuan terhadap rumah dan keluarga,” ujar Randi Hjalmarsson, salah satu juri Hadiah Nobel Ekonomi 2023.
Kesenjangan tak hanya terjadi pada keterlibatan perempuan dan laki-laki di dunia kerja, melainkan juga dari jumlah pendapatan. Rata-rata buruh perempuan mendapat penghasilan lebih kecil dari rata-rata buruh laki-laki. Hal tersebut sejalan pula dengan kecilnya peluang bagi pekerja perempuan untuk menapaki puncak karier.
Sejarah mencatat bahwa Goldin merupakan perempuan ketiga yang menjadi pemenang tunggal Hadiah Nobel Ekonomi setelah Elinor Ostrom pada tahun 2009 dan Esther Duflo pada 2019.
Goldin merupakan perempuan ketiga yang menjadi pemenang tunggal Hadiah Nobel Ekonomi setelah Elinor Ostrom pada tahun 2009 dan Esther Duflo pada 2019.
Sebelumnya sejak 1969 hingga 2022, total 54 Hadiah Nobel Ilmu Ekonomi telah diberikan kepada 92 pemenang. Sebanyak 25 orang di antaranya mendapat kehormatan menerima penghargaan bergengsi ini sebagai penerima tunggal.
Adapun pada 2022, Hadiah Nobel Ekonomi jatuh kepada trio ekonom dan bankir. Mereka adalah Ben Bernanke, Douglas Diamond, dan Philip Dybvig. Ketiganya mendapat hadiah “Untuk riset tentang bank dan krisis keuangan.”