Prinsip Berkelanjutan dalam Usaha Terbangkan Nilai Aset Korporasi di Bursa
Prinsip berkelanjutan dalam usaha menjadi patron dalam bisnis global saat ini. Apalagi perusahaan yang menerapkannya cenderung cepat naik asetnya di pasar modal.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Perusahaan yang menerapkan prinsip berkelanjutan dalam lingkup lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG cenderung cepat alami kenaikan aset di pasar modal. Tren ini dikejar di tengah tingginya minat perusahaan dan masyarakat bergabung di Bursa.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengatakan, saat ini ada 80 emiten atau perusahaan yang berdagang di bursa yang mendapatkan scoring atau penilaian ESG dari lembaga rating Morningstar Sustainalytic. Penilaian itu ternyata berkorelasi dengan performa nilai saham emiten.
"Berdasar data sampai September 2023, sebanyak 50 persen dari perusahaan tercatat dengan skor ESG rendah, skor makin rendah makin bagus, alami apresiasi harga year on year lebih baik dibanding perusahan dengan risiko ESG medium dan tinggi," katanya dalam diskusi panel Editor in Chief Gathering di Jakarta, Rabu (4/10/2023) malam.
Upaya positif ini juga diambil BEI. Berdasarkan penilaian dengan lembaga terkait, BEI mempunyai skor ESG sebesar 16,9 pada 11 September 2023. Skor itu paling rendah kedua dibandingkan bursa lain di Asia Pasifik. Artinya, kepatuhan BEI pada prinsip keberlanjutan baik.
BEI pun berusaha meningkatkan penilaian itu dengan menjadi penyelenggara bursa karbon Indonesia (IDXCarbon) yang diluncurkan 26 September 2023. Penetapan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) itu seusai aturan Surat Edaran OJK Nomor 12/SEOJK.04/2023 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon, yang menjadi aturan teknis dari Peraturan OJK (POJK) Nomor 14 Tahun 2023.
"Pada saat peluncuran IDXCarbon, lebih dari 450.000 ton ekuivalen CO2 yang berhasil kita jual dengan 16 pembeli dan satu penjual. Produk yang dijual adalah PTBAE- PU (Persetujuan Teknis Batas Atas Emisi Bagi Pelaku Usaha) dan Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) atau ofset karbon," katanya.
Sampai saat ini, BEI memiliki 890 perusahaan tercatat yang menawarkan saham mereka untuk diperdagangkan. Angka itu naik 581 persen sejak swastanisasi BEI di tahun 1992. Portofolio ini menjadikan BEI sebagai bursa dengan perusahaan tercatat tertinggi kedua di Asean.
Jumat (6/10/2023) besok, BEI juga akan mencapai rekor tertinggi emiten baru yang masuk bursa secara tahunan. Sebanyak 68 perusahaan baru sampai Oktober 2023 ini melampaui jumlah listing terbanyak sepanjang sejarah Bursa pada tahun 1990 yang hanya mencapai 66 perusahan. Rekor ini dipenuhi masuknya dua calon emiten baru, yaitu PT Kokoh Exa Nusantara Tbk dan PT Sumber Sinergi Makmur Tbk.
Adapun sampai akhir 2023, akan ada 28 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa. Di antara perusahaan tersebut, ada dua yang memiliki aset di bawah Rp 50 miliar, 17 perusahaan menengah dengan aset Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, serta sembilan perusahaan dengan aset berskala besar di atas Rp 250 miliar (Kompas.id, 30/9/2023).
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Samsul Hidayat, pada kesempatan sama, melaporkan, sebagian besar investor di pasar modal berusia muda di bawah 30 tahun. Secara keseluruhan, jumlah investor yang tercatat sudah mencapai 11,7 juta orang.
Sebagian besar investor di pasar modal berusia muda di bawah 30 tahun. Secara keseluruhan, jumlah investor yang tercatat sudah mencapai 11,7 juta orang.
Angka itu meningkat 36 kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Sampai September lalu, sebanyak 5 persen investor tersebar di Kalimantan, 4 persen di Sulawesi, 3,54 persen di Balinusra, dan 1,13 persen di Maluku dan Papua.
"Semua kepulauan Indonesia sudah tumbuh investornya dan saya kira itu juga berkat kerja keras dan kerja sama sangat erat di SRO (Self-Regulatory Organization) pasar modal dan OJK. Mudah-mudahan dari hari ke hari makin proporsional ke depannya, terutama mungkin nantinya ketika IKN sudah di Kalimantan, saya kira angkanya lebih menyebar," harap Samsul.