Presiden Dorong Generasi Muda Terlibat Kembangkan Transportasi Massal
Selain Jakarta, pemerintah juga diharapkan mengembangkan transportasi umum di wilayah penyangga, terutama Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meninjau pameran Hub Space bertema ”Journey to Connect Indonesia” yang menampilkan pencapaian sektor transportasi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Melalui pameran tersebut, generasi muda diajak turut terlibat dalam pengembangan transportasi massal di Tanah Air.
”Pak Presiden surprise melihat apa yang dilaksanakan. Ini bagus untuk mendidik anak muda kita supaya punya semangat dan kemauan melakukan yang terbaik dengan rasa percaya diri,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi seusai mendampingi Presiden Jokowi meninjau pameran Hub Space di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Presiden meninjau sejumlah stan, di antaranya Kereta Cepat Jakarta Bandung, Gojek, Prestige Image Motocars, MRT Jakarta, Pertamina, dan BookCabin. Selain Menhub, dalam peninjauan itu Presiden juga didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
”Kami hari ini bahagia sekali. Hari ini Presiden datang dan Presiden menyaksikan apa yang menjadi mimpi beliau tentang MRT, LRT (lintas rel terpadu), dan kereta cepat kita sudah lakukan, sekarang kita pamerkan,” lanjut Menhub.
Budi Karya menjelaskan, pameran tersebut digelar untuk menunjukkan mimpi-mimpi Pemerintah Indonesia di bidang transportasi yang telah terwujud. Pameran juga digelar dalam rangka memberikan pembelajaran kepada masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia, terkait perkembangan moda transportasi di Tanah Air.
Semangat dan minat generasi muda diharapkan terdongkrak untuk ikut serta bersama pemerintah mengembangkan transportasi massal di Indonesia. Apalagi, dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi kembali memberikan sejumlah tugas untuk mengembangkan transportasi masal di Tanah Air.
Bukan hanya generasi muda, Menhub juga akan mengajak sejumlah pemangku kepentingan untuk bersama-sama menjalankan tugas yang diamanatkan Presiden tersebut. Seluruh pemangku kepentingan diajak terlibat, mulai dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, hingga media. ”Bukan tidak mungkin, one day, kita ekspor teknologi ini. LRT sudah digunakan di Filipina,” ucap Budi.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga menginstruksikan jajarannya segera melakukan langkah konkret dalam pengintegrasian moda transportasi publik di Jakarta. Tujuannya adalah untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses transportasi publik.
Integrasi terutama disiapkan untuk sejumlah angkutan massal, seperti Transjakarta, bus, taksi daring, dan ojek daring. Untuk itu, dibutuhkan sebuah sistem yang memudahkan dan mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik. ”Kuncinya adalah kemudahan dan kenyamanan,” ujar Presiden dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/9/2023).
Presiden Jokowi pun menekankan sejumlah hal yang perlu menjadi perhatian, salah satunya percepatan pembangunan infrastruktur penghubung. Menurut Presiden, infrastruktur penghubung harus dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang memadai.
Wilayah penyangga
Kerja sama dan kolaborasi antara pemerintah dan penyedia jasa transportasi dalam membangun sistem yang terintegrasi juga akan terus didorong. Dengan adanya integrasi sistem, masyarakat diharapkan dapat mengakses seluruh moda transportasi publik dengan satu kali pemesanan.
Ketika dimintai pandangannya, pengajar teknik sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan, pemerintah juga harus konsentrasi membangun transportasi umum di wilayah penyangga Jakarta, seperti Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). ”Setiap kawasan perumahan di Bodetabek juga harus terhubung sarana angkutan umum,” ujarnya.
Jika mengandalkan ojek, ongkos transportasi yang harus dikeluarkan warga masih tergolong mahal. Untuk pengintegrasian transportasi umum ini, Djoko menyebut bahwa pemerintah sudah memiliki Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ).
Pemerintah juga harus konsentrasi membangun transportasi umum di wilayah penyangga Jakarta, seperti Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Setiap kawasan perumahan di Bodetabek juga harus terhubung sarana angkutan umum.
Presiden telah menandatangi Perpres Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek, dan badan yang dibentuk saat itu bernama BPTJ. ”Sudah cukup, tinggal dioptimalkan saja. Tidak perlu institusi baru. Di dalam RITJ sudah ada rencana integrasi. Cuma terkesan mati suri BPTJ saat ini,” ucap Djoko.
Kondisi transportasi umum di Bodetabek belum sebaik Kota Jakarta. Ada ketimpangan sehingga diperlukan percepatan program untuk membenahi transportasi umum di Bodetabek sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Jakarta. Kemacetan berkelanjutan yang masih mendera Kota Jakarta tidak terlepas dari peran warga Bodetabek yang beraktivitas di Jakarta menggunakan kendaraan pribadi.
Evaluasi Kinerja Angkutan Umum di Wilayah Jabodetabek (2021) menyatakan, mode share perjalanan masyarakat Jabodetabek masih didominasi oleh penggunaan kendaraan pribadi, yaitu sepeda motor 51 persen, mobil pribadi 19 persen, dan sepeda 1 persen. Sementara penggunaan moda transportasi angkutan umum 25 persen.
Menurut Djoko, pelayanan transportasi yang terpadu merupakan tuntutan pengguna angkutan umum. Simpul transportasi bertumpu pada faktor keterpaduan/integrasi yang terdiri dari pelayanan transportasi integrasi fisik, integrasi layanan/informasi, dan integrasi tarif.