Wapres Gaungkan Reputasi Standar Sertifikasi Halal di Shanghai
Saat berkunjung ke Shanghai, China, Wapres Amin menyampaikan reputasi standar sertifikasi halal Indonesia. Selain itu, juga tekad Indonesia menjadi produsen halal tingkat global.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO DARI SHANGHAI, CHINA
·4 menit baca
SHANGHAI, KOMPAS — Dalam kunjungan kerjanya ke Shanghai, China, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan reputasi standar sertifikasi halal Indonesia. Demikian pula perihal tekad Indonesia untuk tidak hanya ingin memberikan standar sertifikasi halal di dunia, tetapi ingin menjadi negara yang memproduksi produk halal terbesar secara global.
Wapres Amin juga mengingatkan bahwa gaya hidup halal telah menjadi bagian integral dalam keseharian masyarakat Muslim global. ”Bahkan, gaya hidup halal kini menjangkau populasi dunia terlepas dari agama atau kepercayaannya,” kata Wapres di Shanghai, Senin (18/9/2023).
Hal ini disampaikan Wapres Amin pada pertemuannya dengan perwakilan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) di Shanghai dan pengusaha sektor halal di China.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin menuturkan, konsumsi umat Islam sedunia untuk makanan halal di 2021 mencapai 1,27 triliun dollar AS. Nilai ini diramalkan akan mencapai 1,6 triliun dollar AS di tahun 2025.
Adapun investasi di bidang sektor makanan halal hampir mencapai 4 miliar dollar AS periode 2020-2021. Produk halal yang identik dengan terjaminnya kebersihan, keamanan, dan kesehatan suatu produk pun diyakini akan memacu permintaan dunia akan produk halal ke depan.
”Khusus untuk Indonesia, tingkat konsumsi produk dan layanan halal diproyeksikan meningkat sekitar 15 persen tahun 2025 atau lebih kurang 281 miliar dollar AS,” ujar Wapres Amin.
Kondisi ini, menurut Wapres Amin, menjadikan sertifikasi halal suatu hal yang menjadi prasyarat gaya hidup halal. Hal ini karena sertifikasi halal memberikan jaminan kenyamanan dan perlindungan konsumen atas produk halal.
Dari sisi regulasi, yaitu Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, sertifikasi halal adalah sebuah amanat yang harus dilaksanakan. Ketentuan ini mengatur seluruh produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di Indonesia wajib bersertifikasi halal.
Wapres Amin menuturkan, Indonesia membuat semacam standar halal yang menjadi sistem standar halal di dunia. Standar halal Indonesia diakui oleh 50 lembaga sertifikasi halal dan menjadi standar halal tepercaya di dunia.
Untuk mengembangkan standar halal itu, maka MUI membuat perwakilan-perwakilan LPPOM MUI di sejumlah negara, termasuk di Shanghai. ”Juga mengakui lembaga sertifikat yang ada di sejumlah negara dengan memberikan endorsement jika sudah menggunakan standar MUI dan jumlahnya ada 50 lembaga standar dunia yang ikut standar MUI,” ujarnya.
Indonesia saat ini tidak hanya ingin memberikan standar sertifikasi halal di dunia. Indonesia pun ingin menjadi negara yang memproduksi produk halal terbesar di dunia. ”Karena itu, kami mengundang para pengusaha di sejumlah negara, khususnya di China, untuk berinvestasi produk halal di Indonesia,” ujar Wapres Amin.
Wapres Amin menuturkan, sebagai negara dengan populasi penduduk Muslim terbesar di dunia, yakni sekitar 230 juta jiwa, konsumsi produk halal Indonesia cukup besar. ”Kemudian juga untuk diekspor ke sejumlah negara. Kalau dihasilkan dari Indonesia, produknya akan lebih dipercaya lagi oleh umat Islam di dunia,” ujar Wapres Amin dengan nada persuasif.
Adapun saat sesi penyampaian keterangan pers seusai shalat di Masjid Pudong, Shanghai, Wapres Amin menuturkan, ada semacam bahan baku produk halal di Indonesia, seperti gelatin, yang selama ini masih banyak diimpor dari China. Bahan baku itu kemudian disertifikasi halal.
Oleh karena itu, perlu ada sertifikasi bahan baku di sumbernya, yakni di China. Namun, Wapres melanjutkan, diharapkan nantinya bahan baku tersebut dapat dibuat di Indonesia.
”Inilah pentingnya perwakilan kita untuk membangun hubungan dalam rangka mengembangkan produk-produk halal, baik yang sifatnya sertifikasi maupun juga investasi ke Indonesia,” ujar Wapres Amin.
Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI di China Djauhari Oratmangun mengharapkan kunjungan Wapres Amin akan menjadi tonggak sejarah baru kerja sama antara Indonesia dan China. Kerja sama dimaksud khususnya untuk produk-produk-produk dan sertifikasi halal.
”Saya kira perkembangannya akan jauh lebih baik lagi apabila produk-produk halal diproduksi di Indonesia, masuk ke pasaran dunia melalui jalur niaga China, tentunya dengan sertifikasi halal baik di Indonesia maupun China,” ujar Djauhari.
Direktur Kantor Perwakilan LPPOM MUI di Shanghai dan sekaligus pendiri serta Presiden Direktur Shanghai Al-Amin Biotech Dawood Su, saat menyampaikan sambutan selamat datang, menuturkan, misi Al-Amin Biotech adalah memproduksi produk kimia biologi hewan yang halal untuk memenuhi kebutuhan produk halal.
Dawood menuturkan, ada potensi besar pasar produk halal di Indonesia. ”Sampai sekarang Indonesia belum ada pabrik produksi gelatin dan juga belum ada pabrik chondroitin sulfate. Jadi, kami ingin investasi di bidang ini di Indonesia,” ujar Dawood Su.
Pihaknya juga meyakini banyak perusahaan China ingin berinvestasi ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan domestik Indonesia. ”Pada dua tahun yang lalu Pak Dubes sudah menyaksikan penandatanganan persetujuan investasi gelatin. Kami harap tahun ini kami sudah bisa membangun dan memproduksi 500 ton chondroitin sulfate," katanya.
Dawood mengatakan, untuk mendorong perusahaan China dapat sukses investasi di Indonesia, pihaknya sudah membangun satu federasi industri biologi China dan ASEAN. ”Kami harap bisa terus mendorong perusahaan China berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.