Presiden Jokowi menginstruksikan Perum Bulog agar gencar melakukan operasi pasar, mulai dari ritel hingga grosir. Targetnya, harga beras di tingkat konsumen turun.
Oleh
NINA SUSILO, REGINA RUKMORINI, KORNELIS KEWA AMA, FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·4 menit baca
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN
Presiden Joko Widodo meninjau harga-harga komoditas pangan di Pasar Johar, Karawang, Jawa Barat, Kamis (14//9/2023). Didapati harga beras masih tinggi. Sembari mengecek harga dan memberikan bantuan kepada para pedagang, Presiden juga berfoto bersama.
KARAWANG, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menginstruksikan Perusahaan Umum Bulog menggencarkan operasi pasar. Operasi pasar ini mencakup ritel hingga grosir.
”Saya sudah perintah kepada Ka (Kepala) Bulog untuk mengoperasi pasar tidak hanya di ritel, tidak hanya di grosir, Cipinang, semuanya. Minta berapa pun beri, tapi bayar,” ujar Presiden menjawab pertanyaan wartawan seusai meninjau Gudang Bulog Purwosari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (14/9/2023).
Sebelumnya, Presiden meninjau harga sejumlah komoditas pangan di Pasar Johar, Karawang. Presiden mendapati harga sejumlah komoditas pangan di Pasar Johar mulai turun, kecuali beras. ”Tadi kami cek semuanya baik, hanya satu, (yaitu) beras, yang belum turun (harganya),” kata Presiden.
Saya sudah perintah kepada Ka (Kepala) Bulog untuk mengoperasi pasar tidak hanya di ritel, tidak hanya di grosir, Cipinang, semuanya.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Johar, Halid Hamzah, mengatakan, hingga Kamis harga beras terus naik. Harga beras rata-rata naik hingga Rp 2.000 per kilogram (kg). ”Kenaikannya itu per kilo (kilogram) rata-rata hampir Rp 2.000, sih. Yang mulanya paling murah itu Rp 10.000 (naik) ke Rp 12.000-Rp 12.500. Ada lonjakan Rp 2.000 per kilogram,” katanya.
Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog, Budi Waseso, dan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mendampingi Presiden pada peninjauan ke Gudang Bulog Purwosari. Hadir pula Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan kepada wartawan seusai meninjau Gudang Bulog Purwosari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (14/9/2023). Dalam peninjauan, Presiden juga membagikan bantuan pangan berupa 10 kg beras.
Dihubungi di Bogor, Kepala Biotech Center IPB University Dwi Andreas Santosa berpendapat, harga beras saat ini merupakan titik keseimbangan yang pas. Artinya, petani yang banyak rugi selama ini menggaet keuntungan yang wajar.
Di sisi lain, harga tersebut terjangkau masyarakat menengah ke atas di Indonesia. Sementara masyarakat miskin yang terdampak terjaring dalam program bantuan beras dari pemerintah.
”Perkiraan saya, Februari sampai dengan Maret (2024), harga beras masih akan terus meningkat. Namun, peningkatannya kecil, tidak seperti yang kemarin. Karena yang digelontorkan pemerintah (untuk rumah tangga penerima bantuan) banyak dan itu tepat. Sebab, yang terdampak kenaikan harga beras adalah keluarga miskin,” tutur Andreas, yang juga Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI).
Kajian AB2TI, petani rugi selama tiga tahun terakhir.
Harga beras kini, menurut Andreas, adalah yang baik untuk petani. Kajian AB2TI, petani rugi selama tiga tahun terakhir. Merujuk alat ukur BPS, Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) selama 2021-2022 rata-rata 98,5. Indeks NTP di atas 100 berarti petani untung. Jika sebaliknya, itu berarti petani rugi.
Berdasarkan kajian dari AB2TI sejak 2022 hingga pertengahan 2023, kerugian petani untuk sekali tanam per 2.000 meter persegi lahan berkisar Rp 250.000 sampai Rp 1 juta. Ini terjadi karena biaya produksi lebih besar ketimbang harga jual di tingkat petani.
TOTOK WIJAYANTO
Buruh tani bercocok tanam padi di lahan persawahan di kawasan Gintung, Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Petani memanfaatkan air irigasi yang masih mengalir dari Bendung Rentang untuk mengairi tanaman padinya. Pada November 2023, daerah aliran irigasi Bendung Rentang akan memasuki masa pengeringan. Musim tanam padi pertama baru akan dilakukan pada 1 Desember 2023.
Kajian AB2TI yang merupakan hasil survei di sekitar 50 kabupaten sentra padi di Indonesia menunjukkan biaya produksi gabah kering panen (GKP) Rp 5.667 per kg per September 2022. Sepanjang tahun ini, sampai dengan Agustus, harga jual GKP di atas biaya produksi baru terjadi pada tiga bulan, yakni Januari (Rp 5.833 per kg), Juli (Rp 5.780 per kg), dan Agustus (Rp 6.272 per kg).
”Saran bagi pemerintah, pertahankan harga yang sekarang ada karena baik. Jangan intervensi berlebihan. Kalau harga baik, petani semangat menanam. Kalau petani semangat menanam, kita tidak perlu khawatir terhadap produksi padi tahun depan,” tutur Andreas.
Penyaluran bantuan
Dalam peninjauan ke Gudang Bulog Purwasari, Kabupaten Karawang, Presiden juga menyalurkan bantuan pangan berupa beras kepada para keluarga penerima manfaat (KPM). Program ini berupa penyaluran 10 kg beras per keluarga kepada 21,3 juta KPM.
”Ya, ini melanjutkan bantuan pangan dalam bentuk beras yang akan diberikan pada September, Oktober, November, 10 kilo, 10 kilo, 10 kilo. Kita berikan kepada 21,3 juta keluarga penerima sehingga setiap bulan akan keluar dari gudang Bulog kira-kira 210.000 ton untuk masyarakat,” kata Presiden.
Bantuan pangan ini diharapkan mampu menjadi bantalan bagi masyarakat kurang mampu. Harapannya, ketika harga beras naik, masyarakat dengan ekonomi lemah tetap bisa mendapatkan bahan pangan.
Salah satu warga penerima, Siti Maesaroh, mengaku senang karena bisa mendapatkan bantuan langsung dari Presiden. ”Hari ini dapat bantuan beras 10 kilo sama bingkisan dari Pak Jokowi. Senang banget, terharu,” ujarnya.
BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN - MUCHLIS JR
Presiden Joko Widodo saat menyalurkan bantuan pangan beras kepada keluarga penerima manfaat di Kantor Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Provinsi Banten, Selasa (12/9/2023).
Dinamika petani
Petani di Kabupaten Sumba Tengah yang terlibat mengelola lahan lumbung pangan mengeluh kesulitan mendapatkan alat mesin dan pertanian untuk mengolah lahan. Petani juga kembali berkutat dengan persoalan kekeringan.
Ketua Kelompok Tani ”Ana Tanah” Desa Holur Kambata, Kecamatan Umbu Ratunggay, Umbu Andy Opung, di Waibakul, ibu kota kabupaten, Rabu (13/9), mengatakan, program lumbung pangan yang tujuannya menyejahterakan masyarakat Sumba Tengah ternyata belum berdampak positif. Banyak hal yang perlu dibenahi terkait program tersebut.
Program lumbung pangan yang tujuannya menyejahterakan masyarakat Sumba Tengah ternyata belum berdampak positif.
Dari Desa Tirtomartani di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, sejumlah petani mengatakan mengandalkan air dari sumur bor untuk pertanian. Dengan banyaknya sumur yang sudah ada, petani tidak ragu kembali melanjutkan aktivitas bertani pada musim kemarau.
Januriyanto, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tirto Sembodo di Desa Tirtomartani, mengatakan, gapoktan tersebut terdiri atas 17 kelompok tani. Adapun total anggotanya mencapai 940 petani, dengan kepemilikan lahan sekitar 400 hektar.
Sumur bor di ladang Desa Tirtomartani kini telah tersebar di sekitar 190 titik. Jika sebelumnya satu sumur bor digunakan untuk mengairi sekitar 10 hektar lahan, seiring dengan jumlahnya yang semakin banyak, air dari satu sumur bor kini dimanfaatkan hanya untuk mengairi 2-3 hektar lahan. (INA/EGI/KOR/LAS)