Dongkrak Kemajuan Berkelanjutan, Industri Kerajinan Nasional Didorong Terus Berinovasi
Terjadi peningkatan minat terhadap produk-produk kerajinan lokal yang mencerminkan warisan budaya suatu daerah. Kondisi ini mendukung pelestarian tradisi dan menghasilkan produk yang memiliki nilai historis dan budaya.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dewan Kerajinan Nasional yang antara lain beranggotakan para istri dari menteri Kabinet Indonesia Maju menggelar rapat kerja nasional dengan tema ”Kriya Unggul Indonesia Maju”. Di tengah perubahan dan tantangan yang terus berkembang, industri kerajinan nasional diharapkan tetap beradaptasi dan berinovasi guna memastikan kemajuan yang berkelanjutan.
”Kita akan menjelajahi peluang baru, mendiskusikan solusi terhadap tantangan yang ada, serta merumuskan langkah-langkah konkret untuk mendorong pertumbuhan industri kerajinan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujar Ketua Umum Dekranas Ibu Wury Ma’ruf Amin dalam sambutan ketika membuka rakernas di Gedung Sekretariat Wakil Presiden, Selasa (12/9/2023).
Wury menegaskan bahwa terdapat beberapa isu strategis yang sedang berkembang, seperti isu yang terkait dengan kemajuan digitalisasi dan teknologi. Saat ini, semakin banyak pelaku industri kerajinan yang mengadopsi teknologi digital sehingga bisa membuka peluang baru dalam proses produksi dan pemasaran daring.
Selain itu, pelaku industri juga harus memperhatikan isu tentang keberlanjutan dan ramah lingkungan. Masyarakat semakin sadar akan dampak lingkungan dari produksi barang-barang kerajinan. Hal ini mendorong peningkatan permintaan produk-produk ramah lingkungan, bahan baku daur ulang, dan praktik produksi yang berkelanjutan.
Wury menambahkan bahwa terjadi peningkatan minat terhadap produk-produk kerajinan lokal yang mencerminkan warisan budaya suatu daerah. Kondisi ini mendukung pelestarian tradisi dan menghasilkan produk yang memiliki nilai historis dan budaya.
Kolaborasi antara perajin dan desainer juga dibutuhkan untuk membuka peluang-peluang baru. Penggabungan antara keterampilan tradisional dan ide modern bisa menciptakan produk-produk unik serta kreatif.
Perajin juga didorong memiliki akses yang lebih mudah ke pasar global melalui e-commerce dan platform online. Dengan demikian, perajin memiliki kesempatan untuk menjual produk mereka ke luar negeri. Peningkatan ekspor produk kerajinan dapat memberikan dampak positif pada perekonomian lokal.
Pengembangan sumber daya manusia serta ketersediaan pelatihan keterampilan dan pendidikan terkait industri kerajinan perlu terus didorong. SDM yang berkualitas penting untuk menjaga kualitas produk. Perajin harus berinovasi dan memperbaiki kualitas produk agar bisa menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Pasar lokal
Pengembangan pasar dalam negeri yang kuat juga penting. Apalagi, produk kerajinan tidak hanya diproduksi untuk pasar ekspor tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal yang berkembang. ”Permintaan akan produk unik, khas, menarik, dan berkualitas tinggi terus meningkat. Perajin harus menjaga keaslian produk mereka,” kata Wury.
Menurut Wury, program kerja yang disusun dalam rakernas kali ini hendaknya sejalan dengan berbagai program pemerintah, seperti digitalisasi UMKM atau gerakan nasional bangga buatan Indonesia. Industri kerajinan harus menjadi kebanggaan bangsa, berdaya saing global serta memberikan manfaat nyata bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam sambutannya, Ketua Harian Dekranas Nyonya Tito Karnavian menegaskan bahwa tema rakernas kali ini akan menjadi panduan dalam semua kegiatan dan keputusan yang diambil. Rakernas bertujuan untuk menjadikan produk Indonesia sebagai salah satu produk unggulan bangsa Indonesia.
Produk unggulan ini diharapkan bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, pengembangan produk unggulan ini bisa mendukung program pemerintah dalam menyongsong Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045.
Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga aktif mempromosikan produk lokal. Ia antara lain mengajak para pendamping pemimpin ASEAN dan mitra untuk melihat produk lokal UMKM di sela rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi Ke-43 ASEAN. Para pendamping antara lain diajak meninjau UMKM dan jamuan makan siang seraya diiringi lagu-lagu dari negara-negara ASEAN dan mitra di Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Archipelago, Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Kedatangan para pendamping pemimpin ASEAN dimulai dari Ibu Vandala Siphandone dari Laos, Ibu Yuko Kishida dari Jepang, Ibu Pich Chanmony Hun Manet dari Kamboja, Ibu Rebeka Sultana dari Bangladesh, dan Ibu Jodie Hydon dari Australia. Setelah itu, diikuti dengan kedatangan Ibu Wan Azizah Wan Ismail dari Malaysia, Ibu Louise Araneta Marcos dari Filipina, Ibu Ritu Banga dari Bank Dunia, Ibu Kim Kun-Hee dari Korea, dan Ibu Ho Ching dari Singapura.
Usai disambut dan bersalaman dengan Ibu Iriana, para pendamping melakukan sesi foto bersama untuk kemudian menuju ke Art Market. Setelah itu, Ibu Iriana dan para pendamping menuju ke Panggung Budaya, TMII Archipelago, untuk menyaksikan aktivitas berbasis budaya. Ibu Iriana juga mengajak para pendamping pemimpin ASEAN untuk berkeliling melihat sejumlah anjungan provinsi di TMII Archipelago dengan menggunakan angkutan keliling.