Kontribusi Generasi Milenial Signifikan terhadap Pertumbuhan Konsumsi
Meningkatnya kebutuhan masyarakat dapat menunjang stabilitas ekonomi nasional. Kendati demikian, permintaan akan kebutuhan tersebut perlu dipenuhi, misalnya dengan hilirisasi pada sektor pertanian dan perkebunan.
Oleh
AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
·3 menit baca
KOMPAS/AGUSTINUS YOGA PRIMANTORO
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (dua dari kanan) memberikan keterangan pada kesempatan konferensi pers dalam rangka menuju Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) XXIII dan Seminar Nasional 2023, di Jakarta, Jumat (8/9/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Konsumsi oleh kelompok generasi milenial atau yang saat ini berusia sekitar 40 tahun berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Generasi milenial yang mendominasi kelompok usia penduduk juga semakin makmur. Optimalisasi hilirisasi di sektor pertanian dan perkebunan penting untuk mendukung semakin tingginya tingkat konsumsi tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada konferensi pers dalam rangka menuju Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) XXIII dan Seminar Nasional 2023, di Jakarta, Jumat (8/9/2023). Salah satu acara dalam rangkaian kegiatan yang akan berlangsung di Bengkulu pada 15 September 2023 itu adalah pemaparan hasil survei terkait indeks indikator ekonomi dari sejumlah daerah.
Menurut Perry, survei dari sejumlah daerah menggambarkan stabilitas dan peningkatan ekonomi nasional. Selain dipengaruhi oleh kinerja ekspor karena kenaikan harga sejumlah komoditas, perekonomian di daerah turut ditopang oleh tingkat konsumsi rumah tangga, khususnya oleh para generasi milenial.
”Rupanya di berbagai daerah, konsumsi rumah tangga khususnya para milenial untuk sektor jasa semakin meningkat. Hampir 70 persen penduduk kita, kan, milenial dan milenial semakin kaya sehingga ini menjadi daya dukung konsumsi,” ujar Perry.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dihadapan wartawan di gedung BI, Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Peningkatan tersebut, kata Perry, erat kaitannya dengan kebutuhan generasi milenial saat ini, seperti perjalanan (travelling), akomodasi, makanan dan minuman, serta wisata. Selain itu, digitalisasi turut mempengaruhi tingkat konsumsi lantaran semakin memudahkan akses, seperti berbelanja melalui lokapasar dan media sosial.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik melaporkan, produk domestik bruto nasional pada triwulan II-2023 tercatat tumbuh 5,17 persen secara tahunan. Konsumsi rumah tangga menjadi komponen penyumbang pertumbuhan ekonomi yang terbesar hingga 53,57 persen dan tercatat bertumbuh 5,23 persen secara tahunan.
Selain itu, hasil Survei Konsumen BI pada Agustus 2023 menyebutkan, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2023 sebesar 125,2 poin atau lebih tinggi dibandingkan periode Juli 2023 sebesar 123,5 poin.
Meningkatnya keyakinan konsumen pada Agustus 2023 didorong oleh tetap kuatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Berdasarkan kelompok usianya, seluruh kategori usia responden terpantau optimistis yang ditunjukkan, antara lain kelompok usia 20-30 tahun (127,2 poin) dan kelompok usia 31-40 tahun (125 poin). Secara spasial, sebagian besar kota mencatat peningkatan IKK, antara lain yang tertinggi di Kota Palembang (18,6 poin), Ambon (11,6 poin), dan Semarang (9,2 poin).
”Meningkatnya keyakinan konsumen pada Agustus 2023 didorong oleh tetap kuatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IKE tercatat meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, terutama pada Indeks Pembelian Barang Tahan Lama. IEK juga tercatat meningkat terutama pada Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya.
Ketua Bidang I ISEI Anggito Abimanyu menambahkan, survei yang dilakukan oleh ISEI tersebut bersifat eksklusif dan diharapkan dapat melengkapi indikator yang dibutuhkan untuk perekonomian. Pada survei tahun lalu, ekspektasi ekonomi daerah secara agregat nasional menunjukkan hasil yang membaik selama tiga bulan yang akan datang, yakni 1,7 poin.
Sebagai keterangan, level 1 poin menunjukkan tingkat optimistis, sedangkan level 3 menunjukkan tingkat pesimistis. Responden dalam survei tersebut merupakan anggota ISEI yang saat ini tercatat mencapai 10.000 orang.
”Survei ini bersifat obyektif karena bukan milik pemerintah dan berdasarkan responden dari anggota ISEI di seluruh Indonesia. Harapannya, dapat melengkapi survei ekonomi yang juga dikeluarkan oleh BI,” ujarnya.
Perry menambahkan, bukan hanya pertambangan yang diwajibkan melakukan hilirisasi, melainkan juga sektor pertanian dan perkebunan. Hilirisasi kedua sektor tersebut dilakukan untuk menyuplai kebutuhan konsumsi masyarakat, seperti makanan dan minuman.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, hilirisasi pertanian dan perkebunan penting untuk meningkatkan nilai tambah, penciptaan lapangan kerja, dan ekspor. Pada komoditas minyak kelapa sawit mentah (CPO), misalnya, bukan hanya menjadi minyak goreng, melainkan bisa juga untuk produk vitamin, margarin, biosolar, serta biscuitcreamer.
ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Tauhid Ahmad, ekonom Indef, di acara "Bincang Dua Puluh" di Hotel Pullman, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2022).
”Paling tidak dengan pengembangan hilirisasi juga akan mengurangi ketergantungan produk-produk konsumsi masyarakat yang berbasis impor. Misalnya, produk perawatan kulit berbahan minyak sawit akan mengurangi impor produk-produk dari Korea,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta.
Meski IKK pada Agustus 2023 berada pada level optimistis, lanjut Tauhid, IKK turun dibanding bulan-bulan sebelumnya. Pada bulan Mei hingga Juli secara berurutan, IKK tercatat 128,3 poin, 127,1 poin, dan 123,5 poin.
Menurut Tauhid, hal itu menunjukkan, IKK masih mengalami stagnasi. Lebih lanjut, stagnasi tersebut ditunjukkan, baik dari tren pertumbuhan pembelian secara daring maupun pembelian di pusat penjualan retail.