Labuan Bajo yang menjadi salah satu tujuan wisata di Tanah Air terus berbenah. Seiring tumbuhnya industri wisata, properti pun mengikuti.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
Kawasan wisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, terus berkembang. Kunjungan wisatawan baik untuk menghadiri berbagai konferensi maupun individual dan grup semakin banyak.
Data menunjukkan, kedatangan wistawan ke Labuan Bajo melalui bandara berjumlah 38.000 pengunjung pada Mei. Jumlah pengunjung pada bulan berikutnya bertambah menjadi 42.000 orang pada Juni dan 48.000 orang pada Juli 2023.
”Labuan Bajo tidak hanya dapat diakses melalui udara, tetapi juga kapal laut. Itu angka kedatangan wisatawan hanya melalui bandara saja,” kata Executive Director Vasanta Group Denny Salim di Labuan Bajo, Selasa (22/8/2023).
Menurut Denny, pemerintah telah melakukan apa yang menjadi porsinya untuk membangun kawasan wisata Labuan Bajo. Infrastruktur telah ditata dengan lebih baik, seperti jalan, bandar udara, listrik, dan berbagai fasilitas penunjangnya.
”Apalagi, jika Bandara Komodo sudah menjadi bandara internasional, kunjungan wisatawan akan semakin banyak,” kata Denny optimistis.
Saat ini, Bandara Komodo terus berbenah untuk menyandang status sebagai bandara internasional, antara lain dengan memperpanjang landas pacu. Per Juni 2023 terdapat 84 penerbangan langsung dari berbagai kota ke Bandara Komodo setiap pekan. Setidaknya ada 300 penerbangan per bulan.
Geliat wisata di Labuan Bajo diikuti dengan pertumbuhan properti.
Geliat wisata di Labuan Bajo diikuti dengan pertumbuhan properti. Ketua Dewan Perwakilan Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Nusa Tenggara Timur, Bobby Pitoy, mengatakan, prospek investasi properti di Labuan Bajo sangat menjanjikan.
”Landed house berupa vila atau resor saat ini sudah mulai menjamur di Labuan Bajo. Segmen tersebut sangat prospektif jika dilihat dari kunjungan wisatawan yang berlibur ke Labuan Bajo. Para wisatawan kini telah memilih Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata pilihan terbaik untuk berlibur,” kata Bobby.
Hingga 2022 tercatat ada 85 hotel di Labuan Bajo. Ini termasuk hotel bintang empat dan lima.
Optimisme bahwa Labuan Bajo akan menjadi pilihan wisata selain Bali membuat Vasanta berani mengembangkan kawasan wisata terpadu di Pantai Batu Cermin Labuan Bajo bernama Mawatu seluas 12 hektar.
Investasi yang dikucurkan untuk proyek ini sekitar Rp 800 miliar, tidak termasuk pembelian tanah. Denny menambahkan, wisata Bali dan wisata Labuan Bajo saling melengkapi karena menawarkan pengalaman berbeda kepada para pengunjungnya.
Mawatu tidak hanya menyediakan hunian berupa hotel dan vila, tetapi juga toko, restoran, beach club, jeti, dan fasilitas lainnya. ”Saya tidak menargetkan segmen tertentu. Di Mawatu, dari UMKM sampai merek internasional bisa mendapatkan tempat,” kata Denny lagi.
”Beberapa merek dari Bali telah memesan unit rumah toko di Mawatu. Unit rumah toko tersebut tidak seluruhnya dijual, tetapi sebagian disewakan agar Vasanta mendapatkan recuring income,” ujar Denny.
Kelak, pantai Mawatu dapat diakses dan dinikmati publik, bukan pantai privat yang hanya diperuntukkan bagi para pengunjung setempat.