Meta Fokus Kembangkan Kecerdasan Buatan untuk Bisnis Iklan
Meta berkomitmen menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan bisnis iklan mereka. Kecerdasan buatan akan membantu pengiklan mengukur kinerja iklan mereka dengan lebih baik.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
PRASETYO EKO PRIHANANTO
Ilustrasi foto menampilkan seseorang sedang mengecek aplikasi Facebook di telepon pintarnya di Los Angeles, Amerika Serikat, 1 Maret 2021.
JAKARTA, KOMPAS — Meta berkomitmen terus berinvestasi dalam kecerdasan buatan. Salah satu tujuannya untuk meningkatkan bisnis iklan.
Country Director Meta di Indonesia Pieter Lydian di sela-sela Meta Marketing Summit, Kamis (24/8/2023), di Jakarta, mengatakan, Meta telah menaruh investasi kecerdasan buatan yang besar sejak 2018. Meta juga mencoba merekrut lebih banyak talenta kecerdasan buatan.
”Kami membuat komputer super dengan memakai triliunan data poin. Ketika inovasi kecerdasan buatan kami terapkan di produk iklan, kami yakin itu akan semakin meningkatkan keakuratan target penerima iklan,” ujar Pieter.
Pieter mencontohkan, pada saat kampanye tanggal kembar dan jenama memakai teknologi kecerdasan buatan untuk pemasaran, hasilnya adalah terjadi peningkatan penjualan sebesar 14 persen. Lalu, jenama bersangkutan juga memperoleh kenaikan jumlah pengunduh.
”Dengan kecerdasan buatan dipakai saat beriklan, konten iklan semakin bisa dipersonalisasi sesuai karakteristik pengguna,” katanya.
Pieter menambahkan, tingkat pengembalian investasi pemasangan iklan (return of marketing investment) di Meta termasuk tinggi di antara media sosial yang lain. Jumlah pemasang iklan yang berlatar belakang usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia termasuk ke dalam daftar 10 besar pengiklan terbanyak.
Sebelumnya, pada triwulan II-2023, pendapatan Meta melonjak 11 persen secara tahunan menjadi 32 miliar dollar AS. Laba Meta naik 16 persen menjadi 7,8 miliar dollar AS. Sebagian dari kenaikan labanya ini didorong perbaikan yang dilakukan pada teknologi periklanan Meta dengan menggunakan kecerdasan buatan dan penyesuaian produk lainnya.
NEWSROOM.FB.COM
Program Facebook Community Leadership memberikan penghargaan kepada sejumlah pemimpin komunitas agar mereka dapat memperjuangkan isu-isunya.
The New York Times melalui artikel ”Meta Profit is Up 16% to $7.8 Billion in Recent Quarter” (26/6/2023) mengatakan, jauh sebelum berganti nama menjadi Meta, Facebook adalah kesayangan Wall Street karena pertumbuhannya yang sangat pesat dan keuntungannya yang besar. Namun, perusahaan raksasa teknologi itu sempat kehilangan daya tariknya di mata investor selama 18 bulan terakhir karena penurunan penjualan iklan dan langkah perusahaan yang oleh sebagian orang dinilai merugikan perusahaan itu sendiri.
Membaiknya keuangan Meta merupakan indikasi bahwa pasar iklan digital mengalami perbaikan setelah merosot berkepanjangan akibat perlambatan ekonomi. Perusahaan induk Google, Alphabet, juga melaporkan hasil keuangan triwulan II-2023 kuat yang di antaranya didukung oleh iklan pada mesin pencari Google.
CEO Meta Mark Zuckerberg ikut berlomba untuk membuat kemajuan di industri teknologi kecerdasan buatan. Meta sebenarnya telah lama berinvestasi di kecerdasan buatan, tetapi lambat dalam menunjukkan teknologinya hingga kompetitornya seperti OpenAI dan Google merilis lebih dulu chatbot kecerdasan buatan. Meta akhirnya merilis LLaMA 2 untuk menandingi.
Ketika pendapatan Meta bangkit kembali, Meta menyatakan bahwa perusahaan terus berinvestasi dalam bisnis kecerdasan buatan. Kepala Keuangan Meta Susan Li menambahkan, kecerdasan buatan akan membantu pengiklan mengukur kinerja iklan mereka dengan lebih baik yang pada gilirannya akan meningkatkan jumlah uang yang mereka keluarkan untuk produk iklan Meta.
Sementara itu, menurut Vice President of Business Strategy and Operations Evermos (platform e-dagang yang mengakomodasi para reseller) Azlan Indra, jumlah mitra reseller yang bergabung di Evermos mencapai 160.000 orang. Di antara mereka berdomisili di kota kecil.
”Mereka paham dan telah menggunakan teknologi digital. Untuk menarik pelanggan, mereka terbiasa mengunggah konten pemasaran secara gratis dan organik di stories media sosial,” katanya.