Ekonomi Makin Bergairah, Laba Emiten Semen Merekah
Penjualan semen diperkirakan tumbuh 1-2 persen seiring makin bergairahnya sektor perumahan, infrastruktur, dan perekonomian nasional tahun ini. Sejumlah emiten produsen semen mencatat kinerja positif di semester I-2023.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ekonomi Indonesia yang kembali tumbuh mendorong permintaan semen. Seiring dengan perbaikan ekonomi Indonesia, analis memperkirakan daya beli masyarakat meningkat dan turut menggairahkan sektor perumahan, khususnya rumah tapak. Kebutuhan semen untuk membangun rumah pun bertumbuh tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,9 persen pada tahun 2023 dengan laju inflasi yang relatif rendah, yakni 3,3 persen, sedangkan tingkat suku bunga juga menurun, diperkirakan 4,25 persen. ”Karena itu, kami memproyeksikan penjualan semen nasional akan tumbuh 1-2 persen dari tahun lalu sekitar 64-64,5 juta ton,” demikian riset dari Daniel A Widjaja dan Yosua Zisokhi dari Samuel Sekuritas Indonesia, Jumat (4/8/2023).
Berdasarkan perhitungan tersebut, harga penjualan rata-rata dari emiten semen, seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dapat terjaga stabil. Hal tersebut juga ditopang penurunan intensitas kompetisi pada industri semen. Di sisi lain, risiko utama industri semen ini adalah fluktuasi permintaan semen nasional, bahan bakar, dan biaya distribusi.
Senada dengan hal itu, analis Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Andreas Saragih, juga memperkirakan volume penjualan semen mencapai 34,9 juta ton pada semester II-2023. Dengan demikian, volume penjualan semen sepanjang 2023 menjadi 62,3 juta ton. Pertumbuhan ini akan didorong penyelesaian proyek infrastruktur, percepatan anggaran belanja, dan hari libur yang lebih sedikit pada paruh kedua 2023 ini.
Sementara itu, sebagian besar emiten semen di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kenaikan laba bersih pada paruh pertama 2023. Produsen semen terbesar, yakni PT Semen Indonesia Tbk, membukukan laba Rp 866 miliar. Laba ini naik 3,1 persen daripada periode sama tahun lalu yang tercatat Rp 840 miliar. Sementara pendapatannya naik 2 persen menjadi Rp 17,03 triliun dari Rp 16,7 triliun hingga 30 Juni 2022.
Sementara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk membukukan laba Rp 698,4 miliar. Laba ini tumbuh 139,5 persen dibandingkan paruh pertama tahun lalu yang hanya Rp 291,54 miliar. Kenaikan laba ini didukung kenaikan pendapatan 15,3 persen dari Rp 6,91 triliun menjadi Rp 7,97 triliun.
Emiten produsen semen lainnya, PT Cemindo Gemilang Tbk, juga mencetak kenaikan laba fantastis, yakni 345,8 persen, dari Rp 50,07 miliar menjadi Rp 223,2 miliar. Laba naik walaupun pendapatan Cemindo turun 3,22 persen dari Rp 4,46 triliun menjadi Rp 4,32 triliun. Kenaikan laba tersebut ditopang penurunan berbagai beban dan keuntungan dari selisih kurs.
Sementara emiten semen yang beroperasi di Sumatera Barat, PT Semen Baturaja Tbk, membukukan laba bersih Rp 16,62 miliar pada enam bulan pertama 2023. Jumlah ini naik 2,27 persen daripada perolehan laba bersih yang dicapai pada periode sama tahun lalu yang tercatat Rp 16,25 miliar. Pendapatan Semen Baturaja mencapai Rp 847 miliar atau naik 2,66 persen dibandingkan periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp 824,8 miliar.
Namun, produsen semen anak usaha Semen Indonesia, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, malah mengalami penurunan laba 2,3 persen dari Rp 260 miliar menjadi Rp 254 miliar. Penurunan ini terjadi seiring dengan penurunan pendapatan, yakni dari Rp 5,58 triliun menjadi Rp 5,57 triliun, atau turun 0,14 persen.