Kenaikan jumlah masyarakat berpenghasilan menengah dan kondisi demografis akan membuat operator jaringan bioskop Cinema XXI optimistis akan masa depannya.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·1 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pada akhir sesi kedua di hari perdana pencatatan saham PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk ditutup naik 17,04 persen atau Rp 46 menjadi Rp 316 dari harga perdana Rp 270 per saham. Dari penerbitan saham perdana ini, Nusantara Sejahtera berhasil mendapatkan total dana publik Rp 2,25 triliun.
Sekitar 65 persen dari hasil ini akan digunakan untuk belanja modal pengembangan jaringan bioskop Cinema XXI di Indonesia. Dana ini antara lain akan digunakan untuk menambah layar sebanyak 10 persen per tahun dalam lima tahun ke depan. Hingga Maret 2023, Cinema XXI sudah memiliki 1.235 layar pada 230 lokasi bioskop di 71 kota di Indonesia. Jumlah bioskop dan layar akan terus dikembangkan hingga mencapai target 2.000 layar dalam lima tahun ke depan.
Selain menambah layar, 15 persen dana akan digunakan untuk modal kerja, yaitu membeli barang dan jasa untuk mendukung kegiatan usaha jaringan bioskop ini. Sisanya 20 persen akan digunakan untuk pembayaran lebih awal dari sebagian pokok utang.
”Dengan prospek peningkatan jumlah masyarakat berpenghasilan menengah dan kondisi demografi yang terus meningkat, serta semangat untuk terus memberikan layanan terjangkau, kami yakin ini merupakan saat tepat untuk melaksanakan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) dan menjadi perusahaan publik,” kata Direktur Utama Nusantara Sejahtera Raya Hans Gunadi di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, ketika pencatatan perdana saham, Rabu (2/8/2023).
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan, terjadi kelebihan permintaan atas penjatahan terpusat dari penerbitan saham Cinema XXI ini sebesar 25,7 persen.
Harga saham Mutuagung
Sementara itu, PT Mutuagung Lestari Tbk menjelaskan, telah menetapkan harga penawaran sebesar Rp 108 per saham. Mutuagung akan melepaskan 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Dengan demikian, dana publik yang berpotensi didapatkan oleh Mutuagung sebesar Rp 101,8 miliar.
Mutuagung menyediakan jasa pengujian dan meliputi empat jenis laboratorium, yaitu laboratorium kayu, pangan dan analisis umum, lingkungan, dan mikrobiologi. Selain itu, Mutuagung juga memberikan jasa pengujian kalibrasi.