Peminat Sepeda Motor Listrik Masih Coba Ditumbuhkan
Dengan populasi sepeda motor BBM lebih dari 120 juta di Indonesia, dengan pertumbuhan 5-6 persen per tahun, maka perlu upaya bersama untuk menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Termasuk dengan motor listrik.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Minimnya peminat penerima insentif sepeda motor listrik, termasuk konversi dari sepeda motor bermesin combustion, direspons pemerintah dengan mencoba mempercepat semua proses pemeriksaan fisik hingga konversi. Upaya itu dipacu agar ketergantungan pada bahan bakar minyak, yang sebagian dipenuhi impor, bisa ditekan.
Di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Jumat (28/7/2023), ditandatangani surat keputusan bersama (SKB) antara Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.
Di samping itu, dilaksanakan nota kesepahaman (MOU) oleh sejumlah pihak, seperti Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, serta pihak perbankan dan pembiayaan leasing. Lewat komitmen kerja sama tersebut, proses permohonan insentif sepeda motor listrik, baik baru maupun konversi, diharapkan dapat dipacu.
Di samping itu, dilaksanakan kegiatan Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik Perdana akan mengonversi sepeda motor bahan bakar minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik sebanyak 100 unit. Sebanyak 7 bengkel dari total 24 bengkel konversi bersertifikat terlibat dalam kegiatan tersebut.
Arifin mengatakan, dari target atau kuota 50.000 unit sepeda motor konversi tahun ini, permohonan baru sekitar 5.000 unit. Oleh karena itu, promosi terus digencarkan, apalagi fabrikator dalam negeri juga sudah mampu membuat motor serta converter dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 60 persen.
Di samping itu, keterampilan-keterampilan mekanik terus diupayakan dalam mengonversi ke sepeda motor listrik di sejumlah wilayah di Indonesia. ”Ini terus kami dorong agar bisa maksimal. Juga promosi. Kapolri dukung dengan bantuan dari kapolres-kapolres. Menhub juga (dukung) dan alat uji cobanya sudah ada 25 truk,” kata Arifin.
Ia menambahkan, dengan populasi sepeda motor BBM lebih dari 120 juta serta pertumbuhan 5-6 persen per tahun, maka perlu upaya bersama untuk menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Konversi dari mesin pembakaran ke listrik pun sebagai salah satu solusi menuju emisi nol bersih (NZE).
Budi menuturkan, pihaknya mengusulkan pihak swasta untuk memberi edukasi kepada masyarakat akan pentingnya penurunan emisi, termasuk lewat sepeda motor listrik konversi. Konferensi Tingkat Tinggi G20, November 2022, menjadi salah satu event yang mengoptimalkan kendaraan rendah emisi disertai dengan contoh, tidak hanya konsep.
”Sepeda motor ini game changer. Jumlahnya banyak, mudah dilakukan, serta banyak yang butuh. Jadi, semua berperan dan masyarakat akan menikmati biaya operasional yang lebih rendah. Ojek online yang sudah menggunakan sepeda motor listrik juga sudah merasakan hal tersebut bahwa biaya operasionalnya berkurang separuh dengan motor listrik,” katanya.
Sementara menurut Listyo, kendaraan rendah emisi adalah kebutuhan semua serta selalu dibicarakan dalam berbagai pertemuan internasional. Artinya, Indonesia pun siap bersama negara-negara maju untuk memgembangkan itu, apalagi akan ada bonus demografi. Pemanfaatan sumber daya alam pun dapat dioptimalkan.
”Kami dari Polri akan mendukung dari sisi administrasi sehingga seluruh program Pak Presiden bisa terlaksana. Kita semua wajib mengawal agar proses ini bisa berjalan dengan baik,” ucap Listyo.
Adapun sebelumnya pemerintah resmi memberikan insentif sebesar Rp 7 juta bagi masyarakat, baik untuk membeli sepeda motor listrik baru maupun sepeda motor listrik konversi. Pada 2023, kuota untuk pembelian baru sebanyak 200.000 unit dan kuota sepeda motor konversi 50.000 unit.
Nur Ariyanta dari bagian engineering PT Mitrametal Perkasa, yang juga tercatat sebagai salah satu bengkel pelaksana konversi, mengemukakan, pelaksanaan konversi dari mesin combustion ke listrik membutuhkan waktu maksimal 2 jam. Sejauh ini, bengkelnya total baru mengonversi sekitar 10 sepeda motor.
Menurut dia, sejumlah regulasi yang ada saat ini bisa mendukung percepatan konversi sepeda motor listrik. ”Kalau sebelumnya masih menunggu beberapa regulasi berkait dengan konversi, sekarang sudah final. Mudah-mudahan bisa terus dipercepat. Termasuk dari insentif meskipun ada syarat dan ketentuan berlaku,” ucap Nur.
Peter Kho dari Humas Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mengatakan, kick-off atau gelar konversi sepeda motor listrik diharapkan semakin meningkatkan gairah masyarakat untuk beralih dari sepeda motor combustion ke sepeda motor listrik. Baik untuk membeli baru maupun konversi dari kendaraan lama.
”Kami berkoordinasi dengan pemerintah jika ada kendala pelaksanaannya. (Realisasi) saat ini memang masih kurang. Namun, kami juga terus berupaya menyosialisasikannya dengan menjemput bola ke daerah-daerah,” ucapnya.
Selama ini, realisasi insentif untuk sepeda motor listrik, baik untuk pembelian baru maupun konversi, berjalan lambat. Menurut data laman Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (Sisapira) per Jumat (28/7/2023) malam, terdata ada 1.034 pendaftaran, 166 terverifikasi, dan 36 tersalurkan. Dengan demikian, untuk tahun ini masih ada sisa kuota sebesar 198.764 unit.