Tiga ABK Sri Lanka Diselamatkan Seusai Hanyut 22 Hari di Samudra Hindia
Sempat 22 hari terombang-ambing di Samudra Hindia, tiga anak buah kapal asal Sri Lanka ditemukan nelayan Indonesia. Meski 15 hari tanpa makan dan minum, ketiganya dalam kondisi sehat dan kini menanti pemulangan.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak tiga dari empat anak buah kapal atau ABK asal Sri Lanka diselamatkan setelah hanyut selama 22 hari di Samudra Hindia. Mereka tak sengaja ditemukan oleh nelayan Indonesia yang sedang melaut. Ketiga ABK diserahkan kepada Kedutaan Besar Sri Lanka untuk proses repatriasi atau pemulangan ke negara asal.
Saat ditemukan, kapal dengan panjang 11 meter yang diawaki empat orang berada dalam kondisi hancur dan terbalik. Satu orang tewas dalam peristiwa tersebut. Sementara itu, tiga ABK lainnya selamat, yakni Ithayarsan Chanturu, Anton Nevilstan, dan Alekkish Ajid Gihan Coors.
Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Mochamad Idnillah mengatakan, kapal nelayan Sri Lanka secara tak sengaja ditemukan oleh kapal perikanan Indonesia, yakni KM Cahaya Putra Lestari, yang dinahkodai oleh Tarjoko. Ketika itu, Tarjoko hendak pulang menuju pelabuhan pangkalan karena kerusakan generator pendingin.
”Awalnya dikira tumpukan sampah yang ada di laut, ternyata ada tiga orang di atas kapal yang hancur dan terbalik. Mereka sudah terombang-ambing selama 22 hari, sebanyak 15 hari di antaranya dihabiskan tanpa air minum dan makanan,” ujarnya saat dihubungi lebih lanjut seusai jumpa pers di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Nizam Zachman, Jakarta, Jumat (30/6/2023).
Kapal ikan asal Sri Lanka itu hanyut di koordinat -5.3472222, 89.6833333 perairan Samudra Hindia dan ditemukan Tarjoko pada Minggu (18/6/2023). Tiga awak kapal yang selamat kemudian diangkut dan tiba di PPS Nizam Zachman pada Kamis (29/6/2023).
Sebelum karam di perairan internasional Samudra Hindia, kapal yang berisikan empat ABK itu sempat diterjang badai. Hal tersebut membuat satu orang hilang dan tiga lainnya selamat.
Proses pemulangan tiga ABK sedikit terhambat lantaran tidak adanya dokumen perjalanan. Sebagai langkah awal, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kedubes Sri Lanka mengenai tempat penampungan sementara.
Penyelamatan ABK Sri Lanka, lanjut Idnillah, merupakan kewajiban sesuai dengan ketentuan internasional. Selain itu, Indonesia dan Sri Lanka memiliki hubungan diplomatik yang baik dan telah berlangsung selama 70 tahun. Oleh karena itu, penanganan ABK mengedepankan nilai-nilai persahabatan dan kemanusiaan.
Hari ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI bersama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) juga menyerahkan ketiga ABK kepada Kedutaan Besar (Kedubes) Sri Lanka. Penyerahan itu diharapkan dapat membantu proses repatriasi atau pemulangan mereka kembali ke negara asal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kepala Subseksi Pemeriksaan Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Jakarta Utara Kharisma Rukmana menjelaskan, proses pemulangan tiga ABK sedikit terhambat lantaran tidak adanya dokumen perjalanan. Sebagai langkah awal, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kedubes Sri Lanka mengenai tempat penampungan sementara.
”Petugas kami akan melakukan pengawasan. Setelah dokumen perjalanan itu keluar, kami akan langsung proses pemulangannya ke Sri Lanka,” ujarnya.
Atase Pertahanan Sri Lanka Kapten Laut Chaminda Karunasena menyampaikan terima kasih kepada KM Cahaya Putra Lestari dan Pemerintah Indonesia yang membantu penyelamatan tiga ABK tersebut. Kini, pihaknya tengah menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk memulangkan ketiga ABK ke Sri Lanka.
”Dokumen-dokumen yang dibutuhkan akan disiapkan hari ini. Kami berharap mereka (ketiga ABK) bisa pulang ke keluarganya di Sri Lanka secepat mungkin,” ujarnya.