Cadangan Devisa Mei Turun 4,9 Miliar Dollar AS Dibandingkan April
Penurunan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas perbankan sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·2 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Petugas menyiapkan uang tunai di Cash Center PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Jakarta, Kamis (13/4/2023). Bank Indonesia menyiapkan uang tunai senilai Rp 195 triliun untuk kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini. Jumlah uang yang disiapkan ini meningkat 8,22 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
JAKARTA, KOMPAS — Nilai cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2023 sebesar 139,3 miliar dollar AS, turun 4,9 miliar dollar AS dibandingkan dengan April 2023 yang sebesar 144,2 miliar dollar AS. Penurunan cadangan devisa itu antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valuta asing atau valas perbankan sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.
Nilai cadangan devisa Indonesia itu melanjutkan tren penurunan sejak April 2023. Pada Maret 2023, nilai cadangan devisa mencapai 145,18 miliar dollar AS, menurun tipis menjadi 144,16 miliar dollar AS pada April 2023.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, kendati menurun, nilai cadangan devisa Indonesia tetap tinggi. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
”Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar Erwin dalam keterangannya, Jumat (9/6/2023).
Ke depan, lanjut Erwin, BI akan terus memperkuat ketahanan sektor eksternal sejalan dengan bauran kebijakan yang ditempuh BI dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Perkembangan Cadangan Devisa Mei 2023. Sumber: Bank Indonesia
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, nilai cadangan devisa Indonesia pada Mei 2023 merupakan yang terendah sejak Desember 2022 yang sebesar 137,2 miliar dollar AS.
Kendati demikian, Faisal mengatakan, posisi cadangan devisa Indonesia masih dalam posisi cukup untuk menjaga ketahanan stabilitas kurs dari gejolak ketidakpastian global. ”Posisi cadangan devisa memang terlihat turun cukup besar, tetapi memang diperuntukkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” ujar Faisal.
Ia menambahkan, salah satu faktor penurunan cadangan devisa adalah dari kinerja ekspor yang menurun seiring menurunnya harga komoditas. Ini merupakan dampak dari pelambatan ekonomi global yang melemahkan permintaan ekspor dari negeri tujuan.
Faisal mengatakan, BI sudah mengoperasikan instrumen moneter baru untuk bisa menjaga ketahanan cadangan devisa, yakni melalui term deposit valas devisa hasil ekspor (DHE) yang mulai berlaku Maret 2023. Melalui instrumen moneter itu, BI memberi bunga deposito valas agar kompetitif dengan perbankan luar negeri sehingga memikat eksportir agar mau memarkir DHE pada sistem keuangan dalam negeri.
Selain itu, pemerintah juga akan merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam. Salah satu poin revisinya adalah memasukkan sektor manufaktur agar diwajibkan menyimpan DHE di sistem keuangan dalam negeri.
Faisal menambahkan, sampai akhir tahun, pihaknya memperkirakan cadangan devisa akan berada di kisaran 135 miliar dollar AS-155 miliar dollar AS dibandingkan dengan akhir 2022 yang sebesar 137,2 miliar dollar AS. ”Penguatan cadangan devisa bisa menjaga ketahanan stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian global. Adapun kami memperkirakan rupiah akan berada pada posisi Rp 14.864 pada akhir tahun ini,” ujar Faisal.