Pertamina International Shipping Direncanakan Angkut LNG
Rencana pengembangan bisnis PIS ditopang capaian laba bersih pada 2022 yakni 205,1 juta dollar AS atau meningkat 63,5 persen dibandingkan 2021. Saat ini PIS mengangkut antara lain minyak mentah, elpiji, dan BBM.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT Pertamina International Shipping, anak usaha PT Pertamina (Persero), melakukan ekspansi bisnis berupa pengangkutan gas alam cair (liquid natural gas/LNG), yang ditargetkan dimulai tahun ini. Catatan laba bersih yang meningkat 63,5 persen pada 2022 menjadi modal untuk merealisasikan ekspansi tersebut.
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina International Shipping (PIS), M Aryomekka Firdaus, dihubungi di Jakarta, Minggu (4/6/2023) mengatakan, secara mendasar, pengembangan untuk pengangkutan LNG terdiri dari beberapa skema bisnis. Selain akuisisi kapal LNG, PIS juga berencana membangun kapal baru.
"New build (membangun baru) pun ada yang kami investasi sendiri dan ada yang skema co-owning (kepemilikan bersama) dengan perusahaan lain. Untuk yang akuisisi, rencana optimistis kami tahun ini sudah terealisasi," ujar Aryomekka.
Sementara untuk new build, imbuh Aryomekka, diperkirakan terealisasi pada 2026. Pembangunan kapal tersebut memang untuk proyek yang baru mulai di tahun 2026, yaitu terkait pengangkutan LNG dari Qatargas, perusahaan LNG di Qatar.
Menurut data PIS, saat ini perusahaan tersebut total mengelola 441 kapal pengangkut energi, yang terdiri dari 96 kapal milik dan 345 kapal sewa. "(Bisnis mengangkut LNG) akan jadi yang pertama (bagi PIS). Sejauh ini crude (minyak mentah), BBM, elpiji, dan amonia," kata Aryomekka.
Selain 441 kapal pengangkut energi tersebut, PIS mengelola enam terminal strategis di Indonesia. Keenamnya adalah Integrated Terminal Tanjung Uban, Terminal BBM Pulau Sambu (Kepulauan Riau), Terminal LPG Tanjung Sekong (Banten), Terminal BBM Kotabaru (Kalimantan Selatan), Terminal BBM Baubau (Sulawesi Tenggara), dan Terminal LPG Tuban (Jawa Timur).
Rencana pengembangan bisnis PIS ditopang capaian laba bersih pada 2022 yakni 205,1 juta dollar AS atau meningkat 63,5 persen dibandingkan 2021. Kenaikan laba itu terungkap dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PIS pada Rabu (31/5/2023). Kenaikan itu diyakini membuat peluang ekspansi kian besar.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, selaku pemegang saham mayoritas PIS, dalam keterangannya Kamis (1/6/2023), menekankan agar PIS terus menjalankan rencana-rencana strategis jangka panjang. Juga termasuk mengikuti perkembangan industri energi secara global.
Ia menilai, kerja sama dengan Nippon Yushen Kabushiki Kaisha (NYK), selaku mitra strategis PIS, bisa membuka pasar baru, khususnya dalam pengangkutan LNG. Infrastruktur dari hulu hingga hilir dinilainya sangat mendukung untuk pengembangan bisnis pada produk lainnya, seperti hidrogen.
"Semakin luas pintu bisnis yang terbuka, tentu ke depan diperlukan investasi yang besar. Jadi, dari sisi kemampuan finansial perlu ada suatu lompatan," ucap Nicke.
Sementara itu, CEO PIS Yoki Firnandi mengemukakan, pada 2022 pihaknya mampu menyelesaikan investasi dan aliansi strategis dengan NYK. Selain itu, menyelesaikan pembelian kapal MT PIS Precious dan membuka kantor cabang PIS Middle East di Dubai (Uni Emirat Arab) sebagai upaya memperbesar pangsa pasar dunia.
Menurut data PIS, pada 2022 terjadi kenaikan jumlah pengangkutan kargo, terutama untuk kargo minyak mentah internasional yang mencapai 66,99 juta barel, atau naik 18,5 persen dibandingkan 2021. Sementara pengangkutan kargo BBM internasional yakni 98,29 juta barel atau naik 4,8 persen dibandingkan 2021.
Total, pada 2022, PIS mengangkut 11,74 juta ton elpiji dan 550,91 juta barel produk minyak untuk distribusi domestik (antara lain gasolin, minyak mentah, dan avtur). Pada pengangkutan kargo internasional, PIS mengangkut; 1,88 juta ton elpiji, 98,29 juta barel produk BBM, dan 66,9 juta minyak mentah.