Sambut Waisak, Hotel dan Penginapan Sekitar Candi Borobudur Penuh
Penyelenggaraan Festival Purnama pada peringatan hari raya Waisak tahun ini ditargetkan dapat menarik 50.000 pengunjung Candi Borobudur. Peningkatan kunjungan wisatawan diharapkan mendongkrak perekonomian masyarakat.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
GETTY IMAGES/ULET IFANSASTI
Umat Buddha merayakan Waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (10/5/2017).
JAKARTA, KOMPAS — Ratusan hotel dan penginapan yang ada di sekitar Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, diklaim sudah penuh. Hal ini dinilai sebagai dampak positif Festival Purnama yang diselenggarakan pada 30 Mei-4 Juni 2023 untuk memperingati hari raya Waisak.
Festival Purnama ditargetkan mampu menarik 50.000 pengunjung baik lokal maupun mancanegara. Untuk itu, jumlah penerbangan menuju Candi Borobudur, misalnya melalui Yogyakarta, akan ditambah.
Dony Oskaria, Direktur Utama InJourney, badan usaha milik negara di bidang aviasi dan pariwisata, mengatakan, peningkatan kunjungan dari wisatawan lokal ataupun mancanegara akan berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar.
”Ratusan Hotel dan penginapan untuk acara puncak pada 4 Juni 2023 sudah habis dipesan. Begitu pula untuk penjualan lampion yang sebanyak 4.500 juga ludes terjual,” ujar Dony seusai mediabriefing Festival Purnama di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Meskipun hotel dan penginapan penuh, sementara lampion habis terjual, masyarakat dapat tetap berkunjung untuk melihat pelepasan lampion ke udara. Menurut rencana, saat pelepasan lampion pada 4 Juni 2023, pengunjung bisa datang mulai pukul 16.30 atau saat pembukaan pintu gerbang.
Permintaan kunjungan ke Candi Borobudur, lanjut Dony, meningkat cukup signifikan. Guna mengantisipasi hal tersebut, penerbangan menuju wilayah sekitar Candi Borobudur, seperti menuju Yogyakarta dan Magelang, akan ditambah jumlahnya.
Perayaan Waisak kali ini diikuti 32 biksu yang berjalan kaki dari Nakhon Si Thammarat, Thailand, menuju Candi Borobudur. Mereka menjalankan ritual thudong melewati empat negara, yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia, dengan jarak sekitar 2.600 kilometer.
Selain hotel dan penginapan, restoran di kawasan Candi Borobudur diyakini juga akan kebanjiran pesanan untuk memenuhi permintaan pengunjung. ”Sekitar 4.000 pedagang kecil (di Candi Borobudur) juga akan ikut menikmati dampak positif dari peningkatan pengunjung,” ujar Dony.
Perayaan Waisak tahun ini, tepatnya pada 4 Juni 2023, diikuti 32 biksu yang berjalan kaki dari Nakhon Si Thammarat, Thailand, menuju Candi Borobudur. Mereka menjalankan ritual thudong melewati empat negara, yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia, dengan jarak sekitar 2.600 kilometer.
Saat ini, para biksu—bisa juga disebut bhante atau bhikkhu—tengah berada di Pekalongan, Jawa Tengah. Menurut rencana, mereka akan tiba di Candi Borobudur pada Kamis (1/6/2023) pukul 15.00.
Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional 2023 Dhammavuddho Thera atau Victor Jaya Kusuma menjelaskan, rangkaian acara perayaan Waisak kali ini cukup beragam, di antaranya bakti sosial, Nyingma Monlam pertama di Indonesia, pengambilan api abadi dan air suci, pawai budaya, hingga pelepasan lampion.
Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional 2023 Dhammavuddho Thera atau Victor Jaya Kusuma dalam acara mediabriefing Festival Purnama di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
”Pelepasan lampion ini merupakan acara puncak dan yang dinilai paling ditunggu oleh masyarakat. Kami berharap seluruh rangkaian acara dapat berjalan lancar,” katanya.
Selain itu, jumlah pengunjung Festival Purnama dari luar negeri diharapkan meningkat. Dengan demikian, masyarakat, penyedia penginapan dan rumah makan, hingga pedagang kecil dapat merasakan dampak positifnya dari segi perekonomian.
Meskipun pengunjung diperkirakan meningkat, penelusuran menggunakan Destination Insights with Google, pencarian wisata untuk tipe perjalanan internasional dari 1-20 Mei 2023 masih didominasi menuju Denpasar, Jakarta, Kuta selatan, dan Ubud. Sementara Yogyakarta—tujuan paling dekat dari Candi Borobudur—berada di peringkat kedelapan.
Wisata spiritual
Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, perjalanan para biksu menuai apresiasi dari masyarakat Indonesia. Hal tersebut penting untuk dijaga agar keberagaman menjadi sebuah kekuatan.
”Bali masih menjadi tempat wisata utama karena masih memegang teguh budaya. Candi Borobudur sebagai tujuan wisata tanpa nilai spiritual tentu akan terasa hampa,” katanya.
Umat Buddha beserta wisatawan menyalakan lampion dan lentera saat perayaan Waisak di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2016).
Paduan nilai spiritual dan pariwisata harus seimbang dari segi edukasi serta ekonomi. Karena itu, lanjut Erick, pembatasan mengenai zona atau area tertentu di kawasan wisata dibutuhkan. Selain itu, pembatasan jumlah pengunjung juga perlu untuk mencegah kerusakan properti wisata yang masif.
Pembatasan jumlah pengunjung ini, menurut Erick, sama seperti saat ia beribadah umrah. Ibadah menjadi lebih khusyuk dan teratur. Dalam konteks Candi Borobudur, dunia mengkhawatirkan kerusakan terhadap situs bersejarah tersebut. Sebab, Candi Borobudur tidak tergantikan.