Pendapatan bunga pada triwulan pertama tahun ini mencapai Rp 2,83 triliun, bertumbuh 13,6 persen secara tahunan.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan pendapatan bunga menjadi penopang kinerja keuangan Maybank Indonesia sehingga mencatat pertumbuhan laba pada triwulan pertama tahun ini.
Mengutip laporan keuangan Maybank Indonesia, laba setelah pajak dan kepentingan nonpengendali triwulan pertama tahun ini sebesar Rp 566 miliar, bertumbuh 45,7 persen secara tahunan. Laba itu ditopang oleh pendapatan bunga pada triwulan pertama tahun ini yang mencapai Rp 2,83 triliun, bertumbuh 13,6 persen secara tahunan.
Penyaluran kredit Maybank Indonesia triwulan pertama tahun mencapai Rp 107,21 triliun, bertumbuh 7,7 persen secara tahunan. Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh segmen pasar global dan pasar dalam negeri atau yang disebut apa yang disebut sebagai community financial sercive (CFS). Bisnis perbankan global pada triwulan pertama tahun ini bertumbuh 11,4 persen secara tahunan menjadi Rp 39,3 triliun. Adapun bisnis CFS bertumbuh 5,7 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 67,9 triliun.
Segmen CFS terdiri dari CFS nonritel sebesar Rp 27,8 triliun, menurun 5 persen secara tahunan, dan CFS Ritel sebesar Rp 40,1 triliun yang bertumbuh 14,6 persen secara tahunan.
Pihaknya juga berhasil memperbaiki kualitas kredit. Hal ini tecermin dari rasio kredit berperfoma buruk (NPL) gros triwulan pertama tahun ini sebesar 3,69 persen, menurun dari periode yang sama tahun lalu pada posisi 4,28 persen.
Dari sisi intermediasi, dana pihak ketiga (DPK) Maybank Indonesia pada triwulan pertama tahun ini menurun 2,2 persen secara tahunan menjadi Rp 103,61 triliun. Adapun aset Maybank Indonesia bertumbuh 1,2 persen menjadi Rp 161,54 triliun.
Direktur Utama Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, kinerja triwulan pertama ini tidak lepas dari kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik. Sejak pembatasan kegiatan sosial ini dihentikan, aktivitas ekonomi kian menggeliat. Ini meningkatkan kembali daya beli masyarakat dan permintaan kredit perbankan.
”Dinamika ini meningkatkan performa perbankan,” ujar Taswin dalam jumpa pers paparan kinerja, Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Perbankan digital
Kinerja positif juga ditunjukkan performa perbankan digital Maybank Indonesia. Sampai dengan triwulan pertama tahun ini nilai transaksi aplikasi perbankan M2U bertumbuh 22 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 26 triliun. Adapun frekuensi transaksi menggunakan aplikasi M2U mencapai lebih dari 4,8 juta bertumbuh 16 persen secara tahunan.
Tercatat lebih dari 40.000 rekening tabungan telah dibuka secara digital pada triwulan pertama tahun ini. Dengan kinerja tersebut, Maybank Indonesia berhasil mengumpulkan pendanaan lebih dari RP 6,3 triliun bertumbuh 23 persen secara tahunan.
Dari aplikasi itu juga tercatat transaksi menggunakan QR pay mencapai lebih dari Rp 74 miliar, bertumbuh 400 persen secara tahunan. Ini berasal dari 15.000 merchant Maybank yang menggunakan QR Pay.
Mengenai fenomena maraknya serangan siber ke perbankan belakangan ini, Direktur Teknologi Informasi Maybank Indonesia Bambang Irawan mengatakan, pihaknya terus meningkatkan kapasitas pertahanan sibernya sejak 2021 agar sistem layanan perbankannya aman dan andal.
Ditambahkan oleh Taswin, anggaran belanja modal untuk penguatan teknologi informasinya mencapai kisaran Rp 1 triliun-Rp 2 triliun.