Buntut Gangguan Layanan, BSI Ganti Direktur Teknologi Informasi
Rapat umum pemegang saham Bank Syariah Indonesia memutuskan perombakan susunan komisaris dan direksi. Salah satunya direktur TI. Langkah ini ditempuh setelah terjadi gangguan layanan perbankan.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI, Senin (22/5/2023), memutuskan untuk mengganti Direktur Teknologi Informasi BSI, hampir dua pekan sejak terjadi gangguan layanan bank tersebut. Selain itu, rapat juga memutuskan untuk mengganti Direktur Manajemen Risiko dan Komisaris Utama BSI.
RUPST tersebut memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Teknologi Informasi dan menetapkan Saladin D Effendi sebagai penggantinya. Adapun Saladin sebelumnya menjabat sebagai Chief Information and Security Officer di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pergantian ini dilakukan seusai terjadi gangguan layanan pada 8 Mei 2023. Sejak saat itu layanan dipulihkan secara bertahap.
Selain itu, RUPST juga memberhentikan dengan hormat Tiwul Widyastuti dari posisi Direktur Manajemen Risiko dan menetapkan Grandhis Helmi sebagai penggantinya. Adapun Grandhis sebelumnya menjabat sebagai Group Head Commercial Risk 1 di Bank Mandiri.
Tak hanya itu, RUPST juga menetapkan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan 2012-2017 Muliaman Hadad sebagai Komisaris Utama BSI, Adiwarman Azwar Karim sebagai Wakil Komisaris Utama BSI, dan Abu Rokhmad sebagai Komisaris BSI.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengapresiasi hasil keputusan RUPST yang digelar di Jakarta, Senin (22/5/2023), tersebut karena mengindikasikan dukungan yang kuat dari pemegang saham kepada manajemen untuk mengakselerasi rencana ekspansi bisnis perusahaan ke depannya melalui transformasi digital dan culture.
Pihaknya berharap perbankan syariah ke depan akan berkembang menjadi prioritas pilihan masyarakat dan menjadi institusi yang kompetitif, tidak hanya sebagai alternatif layanan perbankan yang dipilih masyarakat.
”Sejalan dengan dukungan pemegang saham dan momentum pertumbuhan ekonomi, kami meyakini kinerja BSI akan terus membaik. Ke depan, kami akan terus memacu pengembangan bisnis dan layanan agar dapat memenuhi ekspektasi nasabah dan seluruh pemangku kepentingan perseroan,” kata Hery.
Di sisi lain, BSI juga terus mengoptimalkan potensi pengembangan Islamic Ecosystem dalam negeri, mulai dari peningkatan literasi keuangan syariah, menyasar ekosistem Ziswaf, masjid, pendidikan, kesehatan, dan industri manufaktur lainnya.
Secara terpisah, Menteri Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pergantian direksi tersebut merupakan bentuk evaluasi atas insiden gangguan jaringan BSI beberapa waktu lalu. ”Kami mendengar begitu banyak kekecewaan dan keluhan dari masyarakat. Reputasi BSI sebagai bank yang menjadi tulang punggung ekosistem ekonomi syariah harus dijaga dengan baik,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin.
Dividen
Selain menetapkan perubahan susunan komisaris dan direksi, RUPST juga menyetujui pembagian dividen tunai sebesar 10 persen dari laba bersih perseroan pada tahun 2022 atau sekitar Rp 426,02 miliar. Adapun nilai dividennya sebesar Rp 9,24 per lembar saham.
Adapun penggunaan 20 persen laba bersih perseroan untuk tahun buku 2022 disisihkan sebagai cadangan wajib perseroan. Sementara 70 persen laba bersih lainnya akan dialokasikan sebagai laba ditahan.
Sepanjang tahun 2022 yang merupakan tahun kedua BSI beroperasi, perseroan mencatat kinerja yang solid dan impresif. Laba bersih BSI tercatat mencapai Rp 4,26 triliun atau tumbuh 40,68 persen secara tahunan. Dari sisi bisnis intermediasi, realisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) naik 12 persen secara tahunan menjadi Rp 261,49 triliun. Adapun realisasi penyaluran pembiayaan tumbuh 21 persen secara tahunan menjadi Rp 208 triliun.