Shell Perluas Kemitraan Diler SPBU, Fokus di Lima Provinsi
Saat ini, dari total 209 SPBU Shell yang ada di Indonesia, 30 di antaranya ialah milik diler, lewat program kemitraan. Itu termasuk milik sejumlah pengusaha lokal di berbagai daerah, di luar kota-kota besar.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Suasana Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (5/9/2022).
JAKARTA, KOMPAS — PT Shell Indonesia, perusahaan yang bergerak di bisnis hilir minyak bumi dan energi, terus mengembangkan program kemitraan stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU. Hal itu menjadi bagian strategis pengembangan bisnis sekaligus pendistribusian bahan bakar minyak atau BBM nonsubsidi hingga ke daerah.
Head of Dealer Owned Network PT Shell Indonesia Agung Saputra, Selasa (16/5/2023) di Jakarta, mengatakan, dari total 209 SPBU Shell di Indonesia, 30 di antaranya ialah milik diler, lewat program kemitraan. Itu termasuk milik sejumlah pengusaha lokal di berbagai daerah di luar kota-kota besar.
Menurut Agung, sejak beberapa tahun lalu, Shell mengundang para pengusaha lokal untuk menjadi mitra. Hal tersebut direspons positif. Saat ini, dari 30 SPBU Shell kemitraan diler, 15 di antaranya di kota lapis kedua atau di luar kota-kota besar. Pada 2023, SPBU Shell dibangun di Mojokerto, Pare (Kediri), dan Lamongan, Jawa Timur.
”Itu seiring dengan rencana kami untuk mengembangkan bisnis, serta membantu pemerintah dalam hal mendistribusikan BBM nonsubsidi hingga ke daerah. Kami ingin membuka kesempatan sebesar-besarnya. Tak cuma pengusaha level nasional, bahkan saat ini, 1-2 diler itu (berbadan usaha) koperasi,” kata Agung.
Agung menambahkan, pengembangan SPBU, baik milik Shell maupun program kemitraan diler, saat ini masih difokuskan di lima provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Salah satu pertimbangan yakni pasar, meskipun Shell sendiri juga mulai melirik daerah-daerah di luar lima provinsi tersebut.
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea menambahkan, salah satu pertimbangan fokus di lima provinsi tersebut ialah faktor kedekatan dengan titik suplai BBM. Misalnya, terminal Gresik untuk memasok SPBU-SPBU di wilayah Jatim dan terminal di Jakarta untuk memasok SPBU di Jawa secara keseluruhan.
”Titik suplai ini tentunya harus memenuhi seluruh standar (yang ditetapkan) kementerian terkait, untuk penyimpanan. Kami menjaga mutu. Apabila lokasi terlalu jauh (dari titik suplai), ada risiko mutu akan berkurang. Kami memastikan agar kualitas ini terjaga sampai konsumen,” ujar Susi.
Iskandar Simarmata, salah seorang mitra SPBU Shell Indonesia, menilai, bisnis SPBU saat ini masih menjanjikan, terutama setelah pulihnya aktivitas ekonomi sering pandemi Covid-19 yang kian mereda. Menurutnya, yang utama ialah mempertahankan pelayanan sebagai nilai yang diberikan kepada para konsumen.
Adapun Iskandar memiliki lima SPBU Shell, termasuk di Malang, Jatim. ”Di Malang, kami melihat ada potensi karena selain tujuan wisata, Malang juga salah satu kota pendidikan,” kata Iskandar. Ia juga bermitra dengan UMKM lokal sehingga bisnis itu bisa berkembang sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Papan harga bahan bakar minyak yang dipampang di sebuah SPBU Shell di Jalan Raya Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (3/4/2022). Harga BBM naik pascakenaikan harga minyak dunia.
Agung mengemukakan, sejak 2022, permintaan untuk kemitraan SPBU Shell sudah cukup tinggi, meskipun relatif masih wait and see. Namun, saat ini aktivitas ekonomi semakin pulih dan membuat pembatasan pergerakan masyarakat kian dilonggarkan, para pengusaha bersiap-siap untuk berinvestasi kembali.
Kendaraan listrik
Sementara itu, terkait peralihan menuju energi yang lebih bersih, lewat pengembangan kendaraan listrik, Shell Indonesia turut menyadarinya. Namun, menurut Agung, tingkat kecepatan peralihan menuju era kendaraan listrik berbeda-beda. Antarnegara, bahkan antarpulau di Indonesia, kecepatannya akan berbeda.
”(Menuju ke arah sana), Shell, secara perusahaan, sudah memiliki stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang beroperasi. Sekarang sudah ada sembilan titik SPKLU di tiga SPBU dan enam titik di destination, contohnya di mal. SPKLU pada destination kami namai Shell Recharge,” ucap Agung.
Di tingkat global, imbuh Agung, Shell ditargetkan total memiliki 500.000 charging point pada 2025 dan saat ini sudah tercapai sekitar 140.000 titik. Menurutnya, mayoritas saat ini memang di benua Eropa dan Amerika, tetapi di Asia pun sudah mulai mengarah ke sana.