BSI: Nasabah Dapat Kembali Bertransaksi secara Aman
Manajemen PT Bank Syariah Indonesia Tbk memastikan data dan dana nasabah dalam kondisi aman sehingga nasabah dapat bertransaksi secara normal dan aman.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Manajemen PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI kembali memastikan bahwa data dan dana nasabah dalam kondisi aman sehingga nasabah dapat bertransaksi secara normal dan aman.
Corporate Secretary BSI Gunawan A Hartoyo mengatakan hal itu sehubungan dengan isu yang berkembang mengenai adanya kebocoran data yang diakibatkan oleh serangan siber dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, menyusul kendala yang dialami BSI pada Senin (8/5/2023).
”Kami berharap nasabah tetap tenang karena kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi. Kami juga akan bekerja sama dengan otoritas terkait dengan isu kebocoran data,” kata Gunawan, Selasa (16/5/2023), terkait isu adanya kebocoran data yang diakibatkan serangan siber.
Gunawan mengajak masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk semakin sadar akan hadirnya potensi serangan siber yang dapat menimpa siapa saja. BSI pun terus meningkatkan upaya pengamanan untuk memperkuat digitalisasi dan keamanan sistem perbankan dengan prioritas utama menjaga data dan dana nasabah.
Ia menambahkan, serangan siber merupakan ancaman di era digital, seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses bisnis. Serangan siber dapat terjadi di mana-mana dan bisa menyasar ke berbagai pihak.
”Ini merupakan keniscayaan dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi informasi pada bisnis. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai pelaku bisnis untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperbanyak kolaborasi dengan pemerintah, regulator, dan masyarakat umum untuk mencegah kejahatan siber semakin berkembang,” tuturnya.
BSI sendiri, setelah menerima informasi tentang kemungkinan adanya serangan, terus melakukan pengecekan dan menindaklanjuti keseluruhan sistem, serta melakukan mitigasi jangka panjang.
Menurut Gunawan, BSI terus melakukan langkah preventif penguatan sistem keamanan teknologi informasi terhadap potensi gangguan data, dengan peningkatan proteksi dan ketahanan sistem.
Secara paralel, BSI juga melakukan investigasi internal dan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, baik Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), maupun instansi lainnya.
Di mata BSI, lanjutnya, kepentingan nasabah merupakan hal yang paling utama. Pihaknya terus memastikan agar perlindungan konsumen, dalam hal ini perlindungan terhadap data dan dana nasabah, terus terjaga.
”Gangguan yang sempat terjadi pada sistem BSI pada Senin, 8 Mei 2023, sudah diatasi secara bertahap. Kendala sudah selesai dipulihkan dan nasabah dapat kembali melakukan transaksi keuangan dan pembayaran yang dibutuhkan. Kami juga melakukan asesmen terhadap serangan, melakukan pemulihan, audit, dan mitigasi agar gangguan serupa tidak terulang,” tuturnya.
BSI berkomitmen terus memperkuat pertahanan dan keamanan siber perbankan serta senantiasa mengimbau nasabah agar tetap waspada dan berhati-hati atas segala bentuk modus penipuan yang mengatasnamakan Bank Syariah Indonesia.
Pihaknya juga mengingatkan kepada seluruh nasabah untuk tidak memberikan PIN, one time password ataupun password kepada siapa pun, termasuk pegawai BSI.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan, pihaknya melihat proses pemulihan sistem layanan yang dilakukan BSI sudah tepat. ”Saya berharap permasalahan yang timbul bisa cepat selesai sehingga pelayanan bisa berfungsi kembali secara optimal,” ujar Mahendra.
Mengenai kemungkinan adanya penarikan uang secara besar-besaran dari nasabah, Mahendra mengatakan, pihaknya yakin sudah menjadi prioritas BSI untuk menjaga kepercayaan dan keyakinan masyarakat serta nasabah. ”Saya rasa mereka pun tidak akan mau kehilangan kepercayaan itu,” ujar Mahendra.