Triwulan I-2023, Citibank Indonesia Catat Laba Bersih Rp 569 Miliar
Laba bersih triwulan pertama 2023 Citi Indonesia ditopang pertumbahan pendapatan bunga bersih.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Citibank Indonesia mencatatkan laba bersih triwulan pertama 2023 sebesar Rp 569 miliar, bertumbuh 52 persen secara tahunan. Kendati penyaluran kredit menurun, pendapatan bunga bersih perusahaan meningkat untuk menopang pertumbuhan laba bersih.
Mengutip laporan keuangan triwulan pertama 2023 Citibank (Citi) Indonesia, penyaluran kredit mencapai Rp 39,87 triliun, menurun 5,36 persen secara tahunan. Namun, pendapatan perusahaan meningkat karena pendapatan bunga bersih mencapai Rp 1,22 triliun, atau bertumbuh 60,93 persen secara tahunan.
Dalam jumpa pers paparan kinerja triwulan pertama 2023 Citi Indonesia, Jakarta, Senin (15/5/2023), Chief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia Batara Sianturi menjelaskan, peningkatan laba bersih itu ditopang pertumbuhan pendapatan bunga yang berasal dari berbagai lini bisnis.
Bisnis perbankan komersial mencatat pertumbuhan 21 persen secara tahunan. Batara menjelaskan, pertumbuhan bisnis perbankan komersial terutama berasal dari klien-klien multinasional dan solusi manajemen kas.
Pendapatan lainnya juga ditopang bisnis perbankan institusional mencatat pertumbuhan 2,5 persen secara tahunan. Pada triwulan pertama 2023, Citi terlibat dalam beberapa transaksi penting, seperti penerbitan obligasi senilai 300 juta dollar AS dengan tenor 3 tahun untuk Bank Mandiri. Selain itu, pihaknya juga ditunjuk sebagai salah satu koordinator global untuk penawaran perdana (initial public offering/IPO) PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel.
”Ini menjadi transaksi IPO terbesar di industri logam dan tambang di Asia sejak Maret 2011,” ujar Batara.
Kualitas kredit juga terjaga. Hal ini tecermin dari rasio kredit berperforma buruk (non performing loan/NPL) gross triwulan pertama 2023 pada level 2,8 persen, adapun NPL net juga dalam posisi 0,07 persen. Keduanya jauh di bawah ambang batas maksimal 5 persen.
Sepanjang triwulan pertama 2023, Citi Indonesia mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 14 persen secara tahunan. Adapun pertumbuhan aset sebesar 14,4 persen menjadi Rp 101,7 triliun.
Rasio permodalan Citi pada triwulan pertama 2023 juga dalam posisi kuat. Hal ini tecermin dari rasio kecukupan likuiditas (LCR) pada posisi 342 persen dan rasio pendanaan stabil bersih pada posisi 153 persen yang berada di atas ambang batas minimal, yakni 100 persen.
”Kondisi keuangan global masih menantang, tetapi perekonomian Indonesia tangguh dan diprediksikan tetap bertumbuh di 2023. Citi Indonesia terus menunjukkan kinerja yang kuat pada triwulan pertama tahun ini,” ujar Batara.
Chief Financial Ofiicer Citi Indonesia Rudy Ahmad menjelaskan, tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan bisnis dobel digit. Pertumbuhan ekonomi tahun ini akan ikut mendorong bisnis Citi di tahun ini.
Akuisisi
Mengenai kemajuan proses jual beli aset dan liabilitas bisnis konsumer Citi kepada UOB Indonesia, Batara menjelaskan, Citi telah menandatangani perjanjian jual dan beli aset dan liabilitas bisnis konsumer Citi. Proses akuisisi ini ditargetkan akan selesai pada semester II tahun ini.
”Hingga saat itu tiba, semua produk dan layanan yang ditawarkan kepada nasabah kami tetap sama. Kegiatan operasional kami, termasuk seluruh kantor cabang, call center, dan karyawan, akan tetap berjalan normal,” ujar Batara.
Transaksi penjualan ini mencakup bisnis ritel banking dan kartu kredit. Namun, tidak termasuk bisnis perbankan institusional yang tetap akan melayani klien institusi nasional ataupun multinasional.