Penyaluran Kredit dan Obligasi Dorong Laba Bersih Perbankan
Bank-bank besar dalam negeri mencatat kinerja positif triwulan pertama tahun ini. Ini tercermin dari pertumbuhan laba bersih.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA, KRISTIAN OKA PRASETYADI, JOICE TAURIS SANTI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS- Perbankan besar mencatat pertumbuhan laba bersih hingga dua digit pada triwulan pertama tahun ini. Kinerja perbankan yang positif ini ditopang oleh pertumbuhan kinerja penyaluran kredit, imbal hasil dari penempatan dana di obligasi, serta pendapatan biaya atau fee dan komisi.
Bank swasta terbesar di tanah air, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), pada triwulan I-2023 mencatat laba bersih sebesar Rp 11,5 triliun bertumbuh 43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, imbal hasil yang lebih tinggi dari penempatan dana pada obligasi negara, serta kenaikan pendapatan fee dan komisi selaras dengan peningkatan jumlah transaksi.
“Secara umum, kami belum menaikkan suku bunga kredit untuk senantiasa menyediakan suku bunga yang kompetitif di pasar serta mendorong pemulihan perekonomian. Di sisi lain kebutuhan kredit konsumsi juga meningkat seiring periode Lebaran pada triwulan pertama,” ujar Jahja pada paparan kinerja keuangan triwulan pertama 2023 BCA secara daring, Kamis (27/4/2023).
Pada triwulan I-2023, penyaluran kredit BCA mencapai Rp 713,8 triliun bertumbuh 12,0 persen secara tahunan. Pertumbuhan penyaluran kredit ini ditopang dari berbagai segmen seperti kredit korporasi yang naik 11,7 persen secara tahunan, kredit komersial dan UKM bertumbuh 11,8 persen secara tahunan, dan kredit konsumer juga bertumbuh 12,7 persen secara tahunan menjadi Rp 174,5 triliun.
Dengan kinerja penyaluran kredit itu, BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 28 persen secara tahunan menjadi Rp 18,5 triliun. Adapun, pendapatan selain bunga bertumbuh 5,6 persen secara tahunan menjadi Rp 6,3 triliun, ini ditopang pendapatan fee dan komisi sebesar 6,9 persen secara tahunan.
Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) BCA bertumbuh 4,1 persen secara tahunan menjadi Rp 1.039 triliun. Dengan berbagai indikator ini, total aset BCA naik 4,9 persen secara tahunan menjadi Rp 1.322 triliun.
Bank BUMN
Pertumbuhan laba bersih juga dicatat bank besar lainnya yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Pada triwulan I-2023, laba secara terkonsolidasi grup BRI mencapai Rp 15,56 triliun, meningkat 27,37 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menyebut capaian ini signifikan dan mencerminkan pengelolaan risiko yang baik. “Ini wujud komitmen BRI untuk tumbuh berkelanjutan dan fokus pada segmen UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang memang jadi fondasi pertumbuhan perusahaan selama lebih dari 127 tahun,” katanya dalam konferensi pers daring, Kamis (27/4/2023).
Dari sisi kredit, BRI juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 11,18 persen secara tahunan dengan penyaluran sebesar Rp 1.180,12 triliun. Segmen UMKM mengambil porsi penyaluran ini sebesar 83,86 persen atau Rp 989,64 triliun.
Di sisi lain, BRI menghimpun DPK sebesar Rp 1.255,45 triliun, tumbuh 11,45 persen secara tahunan. Dengan kinerja tersebut, aset BRI juga tumbuh 10,6 persen secara tahunan menjadi Rp 1.822,97 triliun.
Kini BRI telah memiliki 650.000 agen BRILink yang hadir hingga ke pelosok desa dan mampu bertransaksi sebesar Rp 325,65 triliun. Pada saat yang sama, aplikasi BRImo digunakan oleh 26,3 juta nasabah dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 884 triliun, tumbuh 99,07 persen dari tahun lalu.
Hal ini pula yang, kata Sunarso, mampu meningkatkan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) hingga Rp 5,08 triliun, tumbuh 11,45 persen dibandingkan Januari-Maret 2022. “Kami melihat ada perubahan dalam kegemaran nasabah bertransaksi secara digital. Kami prediksi ini akan berlanjut sampai akhir 2023,” ujar Sunarso.
Aplikasi BRImo digunakan oleh 26,3 juta nasabah dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 884 triliun, tumbuh 99,07 persen dari tahun lalu
Bank plat merah lainnya yakni Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 801 miliar.
Kinerja Bank BTN ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan. Jumlah kredit yang sudah disalurkan BTN sebanyak Rp 300 triliun, naik 8 persen dari Rp 277,13 triliun pada kuartal I-2022. Sebagian besar dari kredit tersebut merupakan kredit perumahan yang nilainya Rp 264,5 triliun.
”Di tengah situasi ketidakpastian ekonomi global yang berdampak pada beberapa sektor industri di Indonesia, pada kuartal I-2023 Bank BTN membukukan kinerja positif. Kami optimistis hingga akhir tahun 2023, perseroan mampu meningkatkan kinerja sesuai target yang telah ditetapkan,” kata Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangannya, Rabu (26/4/2023).
Total aset Bank BTN juga naik 9,25 persen dari Rp 367,5 triliun menjadi Rp 401,5 triliun. Nixon menambahkan, untuk menghadapi dinamika makro dan adaptasi terhadap digitalisasi bisnis, BTN telah menyusun empat fokus area strategi untuk tahun 2023 ini.
Pekan lalu, dua bank BUMN lainnya yakni Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI) juga mengumumkan pertumbuhan laba bersih. Bank Mandiri berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 12,6 triliun bertumbuh 25,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan BNI berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 5,2 triliun, bertumbuh 32 persen secara tahunan.